Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Risna Afrianis

Bisnis Buzzer Kian 'Laris' di Pasaran

Politik | 2024-01-22 15:05:14

Pemilu tinggal hitungan hari. Mengingat masa kampanye yang semakin singkat membuat masing-masing tim sukses harus memutar otak untuk dapat memaksimalkan kesempatan demi menarik suara rakyat. Baik dengan cara putih,abu-abu,sampai hitam sekalipun. Ramai akhir-akhir ini para influencer di salah satu platform sosial media yakni Tiktok mengaku mendapat tawaran untuk menjagokan salah satu paslon dengan melakukan black campaign. Derasnya informasi yang bisa kita dapat di Tiktok dan pengaruh bagi penggunanya khususnya anak muda bisa dibilang cukup besar, tentu ini menjadi satu pasar yang laris manis digandrungi oleh para kontestan politik. Para influencer tersebut diiming-imingi dengan nilai yang tidak sedikit tentunya mulai dari 1 sampai 50 juta. Bahkan untuk kelas yang sudah sangat expert bisa dihargai hingga 100 juta. Bisnis yang sangat menggiurkan,bukan?

Beruntung,dari beberapa influencer yang ditawarkan untuk bekerja sama tersebut masih ada yang memikirkan kehormatan rakyat dan tidak gila harta. Salah satunya influencer dengan username @awbimax yang sempat mengegegerkan warganet atas unggahannya tentang bobroknya pemerintahan Lampung. Ia membocorkan pesan dari salah satu paslon untuk melakukan kampanye dengan brief tertentu. Tentunya dengan nominal yang tidak sedikit,mengingat powernya yang cukup besar sempat membuat Presiden Jokowi sendiri turun tangan untuk melihat kondisi Lampung yang sebenarnya. Namun tawaran tersebut ia tolak mentah-mentah. Ia membagikan kisah tersebut di salah satu konten tiktoknya. Sebenarnya sudah banyak influencer yang membocorkan tentang hal ini. Black campaign ini seperti dua sisi koin. Jika berhasil akan mendongkrak suara, namun jika ditolak dan justru bocor ke publik maka reputasi paslon akan menurun.

Bentuk yang diminta bermacam-macam. Ada yang berbentuk video menyanyikan jingle partai,membahas suatu topik yang bersifat menjatuhkan paslon lawan, menceritakan keunggulan2 paslon yang diusung,memutarkbalikkan fakta dari konflik yang beredar,menyebarkan ujaran kebencian,dll.

Sangat menjanjikan memang bisnis yang satu ini tapi keputusan untuk menawarkan dan mengambil tawaran tersebut sungguh ironis. Dari sini seharusnya kita bisa melihat mana calon yang pantas untuk naik ke kursi pemimpin mana yang tidak. Semoga kita sebagai generasi muda bisa lebih cerdas dalam memilih. Bijak dalam memilah. Jangan terkecoh dengan berita yang beredar. Lebih jeli dalam menerima informasi. Buktikan bahwa suara rakyat tidak bisa dibeli. Semoga kita semua diberi pemimpin yang amanah dan mengedepankan rakyat dalam baktinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image