Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Pentingnya Desain Empati

Eduaksi | Friday, 19 Jan 2024, 09:45 WIB
Sumber gambar: CareerGuide

Membuka inovasi yang berpusat pada manusia dalam 5 langkah.

Poin-Poin Penting

· Merangkul kebutuhan manusia membantu desainer menghasilkan material yang beresonansi.

· Desain empatik digunakan di berbagai industri.

· Mengetahui dan memahami pengguna adalah kunci dari proses ini.

· Desain empatik menumbuhkan inklusivitas.

Dalam bidang desain, satu konsep telah muncul selama dekade terakhir yang telah merevolusi cara produk dan pengalaman diciptakan: desain empatik. Desain empatik adalah pendekatan desain yang berpusat pada pengguna yang berfokus pada pemahaman dan mengatasi perasaan dan emosi pengguna terhadap suatu produk atau pengalaman.

Ide

Yang terdepan dalam pendekatan terobosan ini adalah Profesor David Kelley dari Stanford, yang menyatakan: "Prinsip utama pemikiran desain adalah empati terhadap orang-orang yang Anda coba desain". Karya Kelley telah mengubah lanskap desain, menempatkan kebutuhan manusia dan emosi sebagai inti dari proses kreatif. Dengan berempati kepada pengguna akhir, desainer dapat menciptakan produk dan pengalaman yang benar-benar selaras dengan keinginan dan aspirasi terdalam masyarakat.

Filosofi

Desain empatik adalah filosofi yang melampaui estetika dan fungsionalitas. Ini menggali bidang pengalaman hidup, emosi, dan aspirasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan desain yang tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga membangkitkan hubungan emosional yang mendalam, yang pada akhirnya meningkatkan kehidupan mereka.

Proses 5 Langkah

Langkah pertama dalam proses desain empatik adalah observasi. Desainer membenamkan diri dalam lingkungan pengguna, mengamati dengan cermat perilaku, perjuangan, dan interaksi mereka. Dengan mengamati tindakan dan reaksi orang secara cermat, desainer dapat mengungkap wawasan yang memandu proses kreatif mereka.

Berikutnya adalah pertunangan. Desainer secara aktif terlibat dengan pengguna, berusaha memahami pengalaman, keinginan, dan emosi mereka. Melalui wawancara, survei, dan latihan membangun empati, desainer bertujuan untuk menjalin hubungan mendalam dengan pengguna, mengungkap motivasi dan aspirasi tersembunyi mereka.

Setelah desainer mengumpulkan wawasan ini, mereka melanjutkan ke fase pembuatan ide. Dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh melalui observasi dan keterlibatan, desainer bertukar pikiran dan menghasilkan banyak ide yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Fase ini sering kali melibatkan kolaborasi interdisipliner, karena desainer bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang untuk memastikan pendekatan holistik dan inovatif.

Tahap prototyping adalah saat ide mulai terbentuk. Desainer membuat representasi nyata dari konsep mereka, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan memberikan umpan balik pada desain. Dengan melibatkan pengguna dalam proses pembuatan prototipe, desainer dapat menyempurnakan dan meningkatkan ide mereka berdasarkan masukan dari dunia nyata.

Tahap terakhir dari desain empatik adalah implementasi. Di sinilah desain dihidupkan, dengan memperhatikan setiap detailnya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa produk atau pengalaman akhir tidak hanya memenuhi kebutuhan pengguna namun juga membangkitkan respons emosional yang mendalam, sehingga menciptakan dampak jangka panjang dalam kehidupan mereka.

Hasil

Desain empatik telah membuahkan hasil yang luar biasa di berbagai industri. Dari layanan kesehatan hingga teknologi, desain empatik telah mengubah cara produk dan layanan diciptakan. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan pengguna secara mendalam, desainer mampu menciptakan solusi yang benar-benar bermakna dan berdampak.

Salah satu contoh penting dari desain empatik adalah pengembangan teknologi inklusif. Dengan berempati terhadap individu penyandang disabilitas, para desainer telah menciptakan solusi inovatif yang membuat teknologi dapat diakses oleh semua orang. Dari perangkat lunak pengenalan suara hingga tampilan Braille, desain empatik telah memungkinkan revolusi inklusivitas, memberdayakan individu untuk berpartisipasi penuh di era digital.

Kesimpulan

Lanskap desain telah direvolusi oleh desain empatik, yang menginspirasi para desainer untuk menciptakan produk dan pengalaman yang sangat disukai pengguna. Dengan merangkul empati dan memahami kebutuhan dan keinginan pengguna secara mendalam, desainer dapat membuka inovasi yang berpusat pada manusia.

Melalui observasi, keterlibatan, pembuatan ide, pembuatan prototipe, dan implementasi yang cermat, desain empatik menawarkan jalan untuk menciptakan desain yang tidak hanya memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga membangkitkan hubungan emosional yang mendalam.

Desain empatik mengubah industri, mendorong inklusivitas, dan meningkatkan taraf hidup. Saat kami terus mendorong batas-batas desain, desain yang berempati pasti akan tetap menjadi yang terdepan, membimbing kita menuju masa depan yang lebih berempati dan berpusat pada manusia.

***

Solo, Jumat, 19 Januari 2024. 9:40 am

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image