Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novita Ekawati

3 Hati yang Berbeda

Agama | Thursday, 18 Jan 2024, 10:05 WIB
Oleh : Novita Ekawati


Hati disebut juga Qolbun. Menurut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin”, hati sesungguhnya memiliki dua pengertian, yakni fisik dan spiritual.

Secara fisik, hati merupakan daging yang terdapat di dalam organ tubuh manusia. Di mana, hati tersimpan dan terlindungi oleh tulang belulang. Hati terletak di dada sebelah kiri an merupakan bagian terpenting bagi pergerakan darah. Dikatakan juga hati sebagai qalb, karena sifatnya yang berubah-ubah.

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa keringnya mata dari tangisan adalah karena kerasnya hati. Hati yang keras adalah hati yang paling jauh dari Allah.” (Ibn al-Qayyim, Bada’i’ al-Fawa’id, III/743).

Ibnu al-Qayyim rahimahullah membagi hati menjadi tiga jenis.
Pertama: Qalbun Mayyit (Hati yang Mati). Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Itulah hati yang kosong dari semua jenis kebaikan, karena setan telah ‘merampas’ hatinya sebagai tempat tinggalnya, berkuasa penuh atasnya dan bebas berbuat apa saja di dalamnya. Inilah hati orang-orang yang kafir dan para pelaku dosa besar.

Kedua: Qalbun Maridh atau Qalbun Saqim (Hati yang Sakit). Orang yang memiliki hati yang sakit, selain tak merasakan lezatnya ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala, juga sering terjerumus ke dalam kemaksiatan dan dosa. Riya selalu ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah,sombong, tamak dan lain-lain.

Orang yang memiliki Qalbun maridh (hati yang sakit) akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan beroleh karunia rizki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Hati yang seperti ini masih bisa terobati dengan resep-resep yang bisa menyehatkan hatinya. Namun tak jarang, ia tidak bisa lagi mengambil manfaat dari obat yang diberikan kepada dirinya, kecuali sedikit saja. Apalagi jika tak pernah diobati, penyakitnya bisa bertambah parah, yang pada akhirnya bisa berujung pada ‘kematian hati’.

Ketiga: Qalbun Salim (Hati yang Sehat). Inilah hatinya orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, bersih, penuh ketaatan dengan cahaya terangnya dan bertenpat di nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang).
Orang yang memiliki hati yang sehat akan selalu merasakan nikmatnya beribadah (berzikir, membaca Al-Qur'an, shalat malam, dll); merasakan lezatnya bersedekah; merasakan enaknya berdakwah dan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar; bahkan merasakan nikmatnya berperang di jalan Allah subhanahu wa ta'ala.

Di antara sedikit tanda orang yang memiliki hati yang sehat adalah mereka yang Allah gambarkan dalam firman-Nya:

"Jika dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka tersungkur dengan bersujud dan menangis." (TQS Maryam: 58).

Qalbun Salim (hati yang sehat) adalah hati yang terbebas dan selamat dari berbagai macam sifat tercela, baik yang berkaitan dengan Allah maupun yang berkaitan dengan sesama manusia dan makhluk Allah di alam semesta ini.

Semoga kita senantiasa memiliki hati yang sehat (qolbun salim), agar senantiasa bisa bertaqorrub (mendekat) kepada Allah SWT dengan khusyu' dan baik. Aamiin....

Wallahu a'lam bisshawab~~••~~•~~••~~•~~••~~•~••`~~

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image