Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vindy W Maramis

Fakta Menuju Pesta Demokrasi

Politik | Sunday, 14 Jan 2024, 20:36 WIB
Ilustrasi : Debat Capres dan Cawapres. Sumber : iStock.

Usai debat calon presiden (capres) yang diadakan langsung oleh pihak KPU pada Minggu 7 Januari 2024 lalu, kini masyarakat semakin yakin atas pilihan calon pemimpin baru mereka. Bahkan, ada juga sebagian dari masyarakat yang mulai ragu atau berpindah hati ketika mendengar visi dan misi masing-masing capres pada saat debat. Antusias rakyat menjelang pemilihan ini disebut sebagai pesta rakyat atau “pesta demokrasi” .

Layaknya pesta harusnya melekat dengan rasa bahagia dan suasana yang menyenangkan. Namun Namun nyatanya masih begitu banyak persoalan yang tak pernah selesai di negeri ini. Pergantian pemimpin menjadi harapan baru bagi semua rakyat. Pesta yang diadakan setiap 5 tahun sekali ini terus bergulir hingga sekarang. Namun perubahan tak kunjung tiba. Kesejahteraan yang diharapkan malah kemelaratan yang didapat. Kedamaian yang diinginkan malah ketakutan yang dihadapi.

Mengapa hal ini terjadi? Karena kita masih hidup dalam sistem Demokrasi yang lahir dari kecacatan pandangan hidup. Demokrasi lahir dari asas pemisahan pengaturan agama dari kehidupan manusia, sehingga tolak ukur yang digunakan dalam sistem Demokrasi bukan halal dan haram melainkan materi, untung dan rugi. Ini yang menjadi akar masalah di negeri ini.

Para pejabat yang berkompetisi dalam pemilihan umum harus mengeluarkan "mahar politik" yang tak sedikit, ini sudah menjadi rahasia umum. Sehingga tak heran saat menjabat banyak yang terjerat kasus korupsi. Belum lagi mengenai kepemilikan lahan dan usaha. Pemerintah justru menjalin hubungan baik dengan para korporat dan mengorbankan rakyat.

Semua fakta ini sudah ada sejak dulu dan semakin parah sampai sekarang. Sudah berapa kali negeri ini memilih sosok pemimpin yang katanya mampu membawa rakyat pada kesejahteraan namun tak pernah terwujud karena memang sistem nya sudah rusak dan cacat.

Mau sampai kapan rakyat sengsara? Mau sampai kapan rakyat menunggu?

Sudah saatnya rakyat membuka mata bahwa sistem Demokrasi tak mampu mewujudkan kesejahteraan bagi manusia. Solusinya ialah menerapkan sistem Islam yang berasal dari Allah SWT. Sistem yang adil karena Allah melarang kedzaliman, sehingga setiap pemimpin di dalamnya adalah pemimpin yang adil pula dan takut pada Allah. Pemimpin yang takut pada Allah maka takut pula mendzalimi rakyatnya. Allahua'lam.

*Artikel ditulis dan diizinkan publish oleh Rahmi Lubis. (Kontributor Opini Islam)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image