Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahma Agnia Hasanah

Tren Menonton Drama Korea

Gaya Hidup | Monday, 10 Jan 2022, 11:01 WIB

Oleh : Fahma Agnia Hasanah

Image by unsplash

Covid-19 mengakibatkan aktivitas hidup manusia harus berubah. Salah satu yang paling sangat terasa adalah diharuskannya untuk berjaga jarak, sehingga kita banyak melakukan aktivitas di dalam rumah saja.

Akibat dari melakukan aktivitas di rumah saja, orang-orang banyak yang mulai mencari kegiatan. Mulai dari membuat kue, merawat tanaman, dan menonton drama korea menjadi pilihan yang paling banyak diminati banyak orang terutama remaja.

Di saat pandemi, kata pencarian “drama korea” meningkat hingga 130%. Faktor yang membuat masyarakat tertarik menonton drama korea selain untuk mengisi waktu luang di rumah yaitu karena drama korea mempunyai genre yang bermacam-macam.

Seperti romance, fantasi,hingga thriller maupun misteri. Maka dari itu penonton mempunyai banyak pilihan genre sesuai dengan keinginannya.

Selain itu drama korea mempunyai episode yang sedikit, rata-rata hanya terdapat 16 episode. Hal itu membuat endingnya jelas. Tidak seperti sinetron indonesia yang mempunyai ratusan episode yang membuat penonton menjadi merasa jenuh.

Selanjutnya adalah karena soundtrack di drama korea yang sangat bagus dan enak didengar. Selalu sesuai dengan adegan di dalam drama tersebut yang membuat penonton terbawa suasana.

Dampak Positif
Setelah membahas mengenai faktor yang membuat masyarakat tertarik dengan menonton drama korea, pasti ketika menonton drama korea juga bisa menyebabkan dampak baik negatif maupun positif.

Lalu apa saja dampak positif dan negatif dari menonton drama korea? Dan bagaimanakah solusi dari dampak negatifnya?

Dampak positif menonton drama korea pertama yaitu bisa mendapatkan pesan moral. Drama korea pasti mempunyai pesan terselip yang dapat dipetik untuk kehidupan, salah satunya dari drama Weightlifting Fairy Kim Bok Joo.

Drama korea ini menceritakan perjalanan seorang perempuan bernama Kim Bok Joo yang berusaha menggapai impiannya menjadi atlet angkat besi. Pesan yang dapat diambil dari drama korea ini adalah, kita sebagai manusia harus tetap semangat dan tidak boleh pantang menyerah dalam menggapai impian seperti yang dilakukan Kim Bok Joo.

Kedua, dengan kita menonton drama Korea pasti bisa mengenal tradisi Korea, seperti unsur kebudayaan atau kebiasaan masyarakat Korea.

Dengan begitu, bisa mengetahui beberapa kebudayaan yang ada di sana mulai dari makanan, minuman, tempat bersejarah maupun tata cara ketika bertemu dengan orang lain.

Ketiga, dengan menonton drama Korea bisa belajar bahasa Korea secara gratis. Tentu itu merupakan hal yang baik, bisa menambah wawasan mengenai bahasa.

Keempat, yaitu mendapatkan hiburan dengan biaya murah. Menonton drama korea hanya membutuhkan biaya internet untuk streaming saja. Tanpa harus mengeluarkan biaya uang lebih seperti biaya ongkos pergi keluar, hal ini membuat kita hemat daripada harus pergi keluar menonton bioskop karena membutuhkan biaya ongkos.

Efek Negatif
Selain hal positif pasti juga terdapat hal negatifnya. Berikut merupakan tiga hal negatif dari menonton drama korea dan solusinya.

Pertama, hal negatif dari menonton drama Korea, berkhayal seakan sama dengan kehidupan dalam drama korea. Bahkan bisa yang negatif khayalannya maka dari itu solusinya sebagai penonton kita harus bijak dalam memilih drama korea mana yang kita ingin tonton. Dengan cara mengetahui rate aturan umur drama korea tersebut, agar menyesuaikan dengan umur kita.

Contohnya ketika kita sudah berumur 19 tahun dan ingin menonton drama korea yang umurnya di atas 17 tahun, jangan sampai kita mengajak adik kita yang masih di bawah umur 17 tahun. Karena akibatnya jika ada hal-hal yang tidak baik di dalam drama tersebut adik kita belum bisa mengerti dan bisa membawa pengaruh yang negatif akibat ketidakpahamannya dikarenakan umurnya yang belum cukup.

Kedua, yaitu mengenai fashion di drama korea tidak ada yang menggunakan hijab. Dan, itu tidak sesuai dengan seorang muslim. Solusinya adalah dengan tidak mengikutinya lalu, kita bisa mengambil ataupun melihat hal positif lainnya pada fashion drama korea tersebut.

Contohnya seperti artis ataupun aktor di drama Korea, mereka selalu menggunakan pakaian yang matching dan simple dari situ kita bisa mengambil hal positifnya, agar kita bisa memahami cara berpakaian dengan matching.

Ketiga, pergaulan bebas di drama korea juga banyak dan itu bertentangan dengan nilai dan norma agama yang orang Islam dan saya yakini, maka dari itu solusinya sama seperti poin pertama. Dengan cara kita harus bijak menonton drama korea mana yang sesuai dengan umur kita, otomatis sudah bisa mengerti bahwa yang dilakukan pergaulan bebas di dalam drama Korea itu tidak sesuai dengan norma yang saya yakini dan tidak boleh diikuti.

Tren Drama Korea
Tidak hanya di negara indonesia saja tren drama korea, tetapi sudah banyak negara lain yang mengikuti tren menonton drama korea ini. Salah satunya yaitu drama Descendants of The Sun, Drama yang dirilis pada tahun 2016 dengan pemeran utama Song Joong-ki dan Song Hye-kyo.

Drama ini dibuat ulang oleh enam negara sekaligus. Yaitu Taiwan, Vietnam, Thailand, Filipina, Tiongkok, hingga Pakistan.

Adanya pandemi covid 19 yang menyebabkan penonton drama Korea bertambah, membuat khususnya para anak muda mengisi waktu luang di rumah dengan menonton drama. Dengan adanya hal negatif cara mendasar, agar tidak terpengaruh adalah dengan bijak menentukan drama korea mana yang sesuai dengan rate umur kita.

Dengan menonton drama korea pastinya banyak juga para penonton yang bisa lupa akan waktu, hingga meninggalkan kewajiban di kehidupan nyatanya. Maka dari itu saran dari saya sebagai penulis adalah, harus bisa membagi waktu dengan baik jangan sampai berlebihan dalam menonton. Cukup satu hari satu episode dengan begitu kita masih bisa mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image