Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novita Nur Anisa

Dampak Pelabuhan Rotterdam Bagi Negara Belanda dan Negara-negara Blue Banana

Eduaksi | Saturday, 13 Jan 2024, 18:37 WIB

Rotterdam merupakan kota pelabuhan terbesar di Eropa dan menjadi salah satu pusat logistik serta transportasi terpenting di dunia atau pintu gerbang internasional ke pasar-pasar besar di eropa, sehingga menghasilkan sektor logistik yang penting dan kuat. Dengan yang dihasilkan tersebut, menjadikan Belanda sebagai tujuan impor terbesar dan ekspor terbesar kedua di Eropa. Hal tersebut, tentunya memiliki dampak tersendiri dalam kenaikan Rotterdam sebagai pusat Supply Chain antara lain; pertama, dampak Rotterdam sebagai supat supply chain bagi negara Belanda yakni, dengan hadirnya Belanda sebagai tujuan impor terbesar nomor 2 (dua) di Eropa. Belanda merupakan salah satu negara yang masih cukup bisa menahan krisis dibandingkan dengan negara Eropa Selatan lainnya. Peningkatan pertumbuhan perekonomiannya pada tahun 2016 mencapai 1,7% kuartal, angka pengangguran dan neraca perdagangan Belanda mencapai surplus USD74,8 miliar selama 12 bulan terakhir. Hal ini menunjukan bahwa peranan kota pelabuhan Rotterdam berkategori jangka panjang, dikarenakan negara Belanda menguasai perdagangan Eropa daratan dan Rotterdam sebagai pintu masuk barang-barang dan jada-jasa untuk kemudian diolah dan didistribusikan.

sumber: bing.com/maps

Selain dampak bagi negara Belanda, tentu hadirnya Rotterdam berdampak juga kepada negara di kawasan Eropa lainnya seperti negara-negara yang menjadi bagian Blue Banana yakni; Belanda memiliki Rotterdam pelabuhan yang merupakan pusat Supply Chain termukaka di Eropa yang didukung oleh 942.000 spesialis logistik Belanda. Pelabuhan Rotterdam menerapkan keberlanjutan, digitalisasi dan inovasi, dengan ini, menghadirkan 30.000 kapal laut dan menciptakan lebih dari 500.000 lapangan kerja dengan tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050 untuk membantu dan menjadikan pelayaran yang ramah lingkungan, dengan fokusnya pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, pelabuhan Rotterdam memberikan nilai sosial dengan cara yang lebih adil.

Dengan menawarkan kemampuan distribusi yang canggih dan rantai pasokan yang kuat, Belanda meyakini bahwa bisnis menjangkau pelanggan di seluruh negara Blue Banana. Dikarenakan, Belanda merupakan pemimpin di bidang infrastruktur dengan praktik yang inovatif dan berkelanjutan yang menjadikan pelabuhan Rotterdam peringkat tertinggi. Dari penerimaan bahan mentah hingga ekspor produk jadi, Rotterdam merupakan pintu gerbang global untuk menjangkau pasar Eropa, dengan lokasi yang strategis yakni Rhine, Maas, dan Scheldt menghasilkan peluang untuk kebutuhan pengiriman oleh bisnis yang beropasi di Belanda dan ke negara-negara Blue Banana dan dengan hadirnya Rotterdam Belanda sebagai pusat perekonomian serta memudahkan perdagangan internasional yang nantinya berdampak pada perekonomian Blue Banana.

Namun di tahun 2023 terdapat penurunan produksi sebesar 6% yakni 329,9 juta ton dengan 351,0 juta ton pada periode 2022. penurunan ini disebabkan oleh produksi peti kemas dan batu bara, hasil produksi bijih besi dan skrap, curah pertanian meningkat yang menjadikan terbatasnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara Blue Banana dan ketegangan geopolitik. Disisi lain juga terdapat dampak setelah adanya Covid-19 dan adanya perang Rusia-Ukraina terdapat kemacetan Pelabuhan di Eropa, salah satunya negara-negara yang menjadi bagian dari Blue Banana terdapat adanya peningkatan kemacatan dan penundaan pelabuhan. Kurangnya terhadap kemampuan penelusuran dan digitalisasi merupakan faktor penyebab permasalahan rantai pasokan di Eropa. Tanpa gambaran yang jelas mengenai aktivitas, bisnis rentan terhadap sejumlah dampak buruk, termasuk keterlambatan pengiriman, hilangnya produktivitas, kenaikan biaya, kekurangan inventaris, ketidakpatuhan, pengalaman pelanggan yang buruk.

Novita Nur Anisa Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image