Pilihan antara Cinta Tanah Air dan Gaya Hidup Eropa: Student Hidjo
Sastra | 2025-06-03 00:24:28
Novel Student Hidjo karya Mas Marco Kartodikromo, merupakan novel yang ditulis lebih dari seratus tahun lalu, ceritanya masih terasa relevan. Tentang anak muda yang sedang mencari jati diri, dihadapkan pada pilihan antara mempertahankan idealisme atau menikmati kemewahan yang ditawarkan modernitas Barat.Coba bayangin, kamu anak muda dari Jawa yang dapat kesempatan kuliah ke Belanda negara yang waktu itu menjajah tanah airmu sendiri. Di satu sisi kamu bangga, bisa sekolah di luar negeri itu keren banget. Tapi di sisi lain, kamu sadar betul bahwa rakyat di tanah airmu masih hidup dalam tekanan penjajahan. Nah, di tengah semua itu, kamu justru berada di negeri penjajah, menikmati kenyamanan dan gemerlapnya hidup ala Eropa. Bikin bimbang, kan?
Belajar di Negeri Penjajah
Hidjo digambarkan sebagai mahasiswa asal Hindia Belanda yang menempuh pendidikan tinggi di Belanda. Di sana, ia terpapar gaya hidup modern: pesta dansa, pergaulan bebas, perempuan bule, hingga gaya berpakaian dan berpikir yang jauh berbeda dari nilai-nilai budaya asalnya. Tapi Hidjo bukan tipikal anak muda yang langsung ikut arus. Ia tetap memikirkan nasib bangsanya dan mempertanyakan ketidakadilan yang terjadi di tanah air.Konflik yang dihadapi Hidjo menunjukkan bahwa meski ia terbuka terhadap hal-hal baru, ia tidak kehilangan rasa cinta pada bangsanya. Ia tetap berpikir kritis dan berusaha mencari jalan tengah.
Modernitas
Mas Marco melalui novelnya ingin menyampaikan bahwa modernitas bukan sesuatu yang buruk. Ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebebasan berpikir adalah hal baik, asalkan tidak membuat kita lupa siapa diri kita. Hidjo adalah simbol dari anak muda yang mencoba berdiri di dua dunia, satu menawarkan perubahan dan kemajuan, dan yang satu lagi menuntut kesetiaan pada tanah air. Modernitas sebaiknya tidak diadopsi mentah-mentah, tetapi perlu disesuaikan dengan nilai-nilai lokal. Di sinilah pentingnya punya identitas dan pendirian yang kuat.
Penutup
Hidjo memang bukan tokoh yang sempurna, tapi dari kisahnya kita bisa belajar. Bahwa menjadi anak muda yang cerdas itu tidak cukup. Kita juga harus punya rasa tanggung jawab terhadap bangsa, dan jangan mudah goyah oleh gemerlap dunia luar. Jadi, pertanyaannya “Apa sih artinya jadi orang Indonesia di era global seperti sekarang?” Nah, ungkin Student Hidjo bisa jadi bacaan yang membuka mata. Siapa tahu kamu menemukan sedikit jawaban dari pergulatan batin Hidjo.
Kutipan Favorit Saya: "Ibu sendiri telah memberi nasihat kepada saya, supaya ketika saya belajar di Negeri Belanda tidak nakal sebagaimana anak-anak muda lainnya. Kamu tentu sudah paham betul bagaimana sikap dan kebiasaan saya. Maka dari itu kamu tidak usah berkecil hati saya tinggal di Negeri Belanda. (Student Hidjo:19)"
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
