Menulis dan Kebaikan
Gaya Hidup | 2024-01-07 19:27:03Boleh jadi awalnya tak terbesit untuk menjadi seorang penulis. Namun begitu, pada perjalanannya malah apa yang dilakukan justeru mengasyikkan dan memberi peluang meraih banyak kebaikan baik untuk diri sendiri dan juga orang lain. Dengan menghadirkan tulisan ke sidang pembaca maka ada hal yang dapat dinikmati orang banyak dan memberi manfaat bagi yang membacanya.
Maka pahami secara mendalam ternyata yang namanya menulis bukan semata aktvitas menuangkan gagasan atau berbagi pengetahuan tetapi merupakan aktivitas kebaikan yang senantiasa memberikan manfaat yang begitu besar. Membuat tulisan yang inspiratif ke sidang pembaca lalu banyak yang membaca dan hal itu mampu mengubah keadaan pembaca ke arah yang lebih baik maka tulisan kita telah menebarkan kebaikan bagi orang-orang yang membutuhkan.
“Tulisan yang baik semestinya menggerakkan dan menghadirkan inspirasi.” (Ahmad Fuadi).
Oleh sebab itu maka sebaiknya siapapun penulisnya untuk senantiasa memasukkan nilai-nilai kebaikan saat tulisan yang dibuat. Karenanya baik menulis tulisan fiksi dan non fiksi mestilah yang muaranya bermuatan positif. Jangan sampai tulisan kita malah menimbulkan efek negatif yang kurang baik kepada pembaca. Misal membuat tulisan berbau porno atau ada unsur sarkasme di dalamnya maka itu sama saja dengan mengajak pembaca dengan sesuatu yang kurang baik. Maka jika pembaca mengikuti sesuatu yang buruk yang kita tuliskan maka sama saja akan mendapatkan dosa dari hal itu. Bayangkan saja jika banyak melakukan apa yang kita tuliskan tadi maka semakin banyak dosa yang didapatkan.
Mengingat akan hal seperti itu, suka tidak suka penulis mesti menghadirkan tulisan yang mengajak pembaca kepada kebaikan dan penulis pun mesti mampu memberi kebaikan dalam tulisan yang dimaksud. Maka dari itu sebelum menulis mestilah diniatkan dalam hati untuk menghasilkan tulisan yang benar-benar bermanfaat. Artinya ketika menulis maka tentu saja harus juga dipikirkan tentang efek dari apa yang dituliskan oleh kita. Ingat setiap tulisan yang dihasilkan akan dipertanggung jawabkan di hadapan diri sendiri, di depan aturan yang ada dan dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
Maka bersyukurlah ketika kita mampu menulis sebuah tulisan yang bisa mengajak pembaca ke arah kebaikan. Berarti tulisan kita bisa menginspirasi mereka yang membaca tulisan kita. Tulisan yang dihasilkan sangat memperngatuhi pembaca dan bisa jadi pembaca melakukan apa yang dituliskan oleh kita. Tak mengherankan jika dulu banyak sekali buku yang dilarang beredar karena dianggap muatan berbahaya bagi orang-orang yang membacanya. Boleh saja kita kritis terhadap masalah yang terjadi tetapi tulisan yang dihadrikan selain menghadirkan solusi dari permasalahan yang terjadi juga mesti menghindarkan yang dapat merugikan orang banyak dan di kemudian hari tidak menimbulkan masalah besar.
"Menulis adalah proses menebar kebaikan menuju keabadian"
Dengan demikian, diberi kesempatan menulis oleh Yang Maha Kuasa itu bukan sekedar untuk mengejar kepentingan duniawi semata seperti uang dan poularitas. Kegiatan menulis yang dilakukan sudah semestinya menjadi jalan kebaikan bagi diri kita selaku penulis dan juga orang lain. Melakukan kebaikan itu sendiri ibarat melampar bola tenis ke dinding dan bola itu akan kembali kepada dirinya. Hakikatnya kebaikan yang dilakukan tetaplah akan memberikan kebaikan bagi kita sendiri.
Ketika memang ada kesempatan maka teruslah berkarya sesuai kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini tulislah sebanyak-banyak dalam tulisan yang kita buat beragam kebaikan yang membalirkan manfaat dan juga pahala. Menulis hal-hal yang baik dan mengajak pembaca kepada kebaikan dapat diartikan sebagai bentuk dakwah bil qolam dan itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim. Tentu saja hal ini merupakan kesempatan besar bagi mereka yang terbiasa menulis untuk mendapatkan kebaikan dan pahala yang sebesar-besarnya.
Banyaknya platform atau aplikasi menulis yang tersedia merupakan sarana untuk menulis dan menyebarkan kebaikan pula. Tentu saja hal ini mesti dimanfaatkan sebaik mungkin agar penulis yang bersangkutan senantiasa mampu dan terus menerus menyebar kebaikan dalam hidupnya. Sekali lagi, menulis menghasilkan tulisan yang baik dan penuh kebaikan berarti mengajak pembaca ke arah kebaikan dan itu sesuatu yang baik dan senantiasa memberikan sesuatu bagi siapa saja yang melakukannya.
“Orang menulis kebaikan patutlah berbahagia, karena banyak keutamaan yang akan ia dapatkan baik di dunia maupun akhirat.” (Wydiesti.
Karenanya jadilah penulis yang bisa terus menebar kebaikan karena menulis anugerah terindah dari Tuhan yang harus dipelihara sebaik mungkin. Bukan saja menjaga anugefah tersebut tetapi lebih dari itu adalah dengan menulis maka sudah seharusnya kebaikan itu terus menyebar sehingga kebaikan itu akhirnya menjadi hal terindah yang ada di atas dunia ini.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.