Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gregorius Kevin

Benarkah Gajah Bisa Membantu Mengurangi Perubahan Iklim di Afrika?

Lainnnya | 2024-01-05 15:05:48

“Gajah adalah tukang kebun, mereka menanami hutan dengan pohon-pohon dengan kepadatan karbon tinggi dan menyingkirkan ‘gulma’, yang merupakan pohon pohon dengan kepadatan karbon rendah. mereka melakukan banyak pekerjaan dalam menjaga keanekaragaman hutan” (Garabedian, 2023). Kawanan Gajah hutan Afrika bergerak melintasi hutan hujan tropis, dimana setiap langkahnya mereka menginjak tumbuhan lebat yang jika tidak tersentuh akan menyerap dan menyimpan panas matahari serta menghangatkan tanah yang ada di bawahnya.

Ketika mereka menginjak tanaman, sinar matahari malah memantul ke permukaan bumi, sehingga mendinginkan permukaan planet. Mereka juga membersihkan semak-semak dan dedaunan berlebih, mengurangi potensi timbulnya kebakaran hutan di masa depan dan menciptakan jalur yang berfungsi sebagai sekat api alami. Gajah-gajah ini terus bergerak menyebarkan benih melalui kotoran mereka yang akan tumbuh menjadi pohon penyerap karbon terbsear di hutan. Gajah ini berperan sebagai penata taman ekosistem dan juga berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.

(Sumber : Saint Louis University)

Perilaku alami gajah hutan dan preferensi makanannya meningkatkan kapasitas hutan dalam penyimpanan karbon. mereka lebih menyukai daun dari pohon yang tumbuh lebih cepat, yang bobot kayunya lebih ringan (sehingga kepadatan karbonnya lebih rendah), karena lebih mudah dicerna dan enak. Kepadatan karbon adalah jumlah karbon yang diukur pada tipe vegetasi atau ekosistem tertentu; hal ini membantu para ilmuwan memahami lingkungan mana (seperti hutan hujan) dan tanaman (seperti pohon dengan kayu yang lebih padat) yang paling banyak menyerap karbon dioksida dari udara yang menyebabkan pemanasan global, sehingga mengurangi dampak perubahan iklim.

Karena pertumbuhannya cepat, pohon dengan kepadatan karbon rendah cenderung tumbuh tinggi dan menyerap sinar matahari dari tanaman di bawahnya. Dengan menipiskan hutan dengan pohon-pohon dengan kepadatan karbon rendah, gajah memungkingkan lebih banyak sinar matahari mencapai pohon-pohon dengan kepadatan karbon tinggi, yang tumbuh lebih lambat dan menyerap lebih banyak karbon karena kayunya lebih berat.

Buah-buahan dari pohon dengan kepadatan karbon tinggi juga menjadi favorit gajah, dan biji dari berbagai buah-buahan ini disebarkan ke seluruh hutan oleh gajah melalui kotorannya. Penyebaran dan pemupukan benih ini mendorong pertumbuhan lebih banyak pohon dengan kepadatan karbon tinggi, sehingga meningkatkan kemampuan hutan untuk menangkap lebih banyak karbon dari atmosfer.

Afrika pernah menjadi rumah bagi 10 juta gajah. Tragisnya, mereka mengalami perburuan gading selama puluhan tahun, dan saat ini, konflik manusia-gajah serta hilangnya habitat semakin cepat dan menempatkan mereka dalam risiko. Saat ini jumlah gajah yang tersisa kurang dari 500.000 ekor dan sebagian besar kelompok hidup di kantong terisolasi. Namin populasi gajah hutan sangat rentan dalam tiga dekade terakhir, jumlah mereka menurun drastis lebih dari 85% dan kini mereka terdaftar sebagai hewan yang sangat terancam punah (Critically Endangered). Jika gajah hutan punah, hal ini akan berdampak sangat buruk bagi hutan Afrika.

Tanpa gajah hutan, Blake selaku asisten profesor biologi di Saint Louis University memperkirakan, hutan hujan di benua ini akan mengalami penurunan kemampuan hutan dalam menyerap karbon sebesar 6-9%. “Pentingnya gajah hutan bagi mitigasi iklim harus ditanggapi secara serius oleh para pengambil kebijakan untuk menghasilkan dukungan yang diperlukan bagi konservasi gajah” (Blake, 2023).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image