Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Ketika Orang Datang Meminta Pertolongan Kepada Kita

Agama | 2024-01-03 13:13:33

Coba renungkan, pernahkah kita kedatangan seseorang yang meminta bantuan kepada kita, padahal saat itu kita pun sedang menghadapi kesulitan yang harus diselesaikan ? Tentu saja hal itu malah menambah beban kita. Belum satu hal terpecahkan justeru datang soal baru yang belum tentu kita dapat menanganinya.

Menolong dengan cara apapun sangat dianjurkan (Dokumen Pribadi)

Jika menyikapinya dengan pandangan sempit tentu saja hal itu akan dianggap sesuatu yang menyebalkan dan pasti akan menjadi beban bagi kita. Tetapi tunggu dulu, coba tanyakan mengapa dia justeru datang kepada kita ? Berarti boleh jadi itu sudah menjadi ketentuan Allah yang tak bisa kita pungkiri dan memang hal itu adalah kejadian yang memang harus kita alami. Karenanya ketika mengalami hal itu maka berprasangka baiklah yang harus kita kedepankan.

Boleh jadi kita kadang berpikir, mana mungkin sesulit masalah yang dia adukan akan mampu kita atasi. Kita sendiri memiliki keterbatasan materi dan keterbatasan kemampuan untuk memberikan solusi baginya. Benarkah seperti itu ? Tunggu dulu, apa benar kita yang mesti menyelesaikan hal itu ? Sebenarnya kita diharapkan untuk peduli terlebih dahulu, tentu yang nantinya akan menyelesaikan itu adalah Allah. Allah saat itu tengah menguji kita sejauh mana cinta yang dimiliki bisa mengokohkan keimanan yang dimiliki. Allah memiliki keinginan agar kita berbuat untuk peduli kepada orang yang membutuhkan.

Dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Seseorang diantara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah sendiri adalah Maha Rahman dan Maha Rohim, miliaran orang berdoa dan meminta apa yang diinginkan tetapi Allah tak pernah meninggalkan orang yang meminta kepada-Nya terlepas siapapun latar belakang, karakter dan perbuatan yang telah dilakukannya. Dengan begitu maka memang ada baiknya kita sebagai seorang muslim berusaha sesuai kemampuan untuk bisa membantu sesama yang tentunya tidak melupakan Allah sehingga Allah senantiasa akan membantu muslim yang mau membantu saudaranya.

Ulama besar Ibnu Daqiq Al-Id dalam buku syarah Arba’in (2003: 64) menyebutkan, salah satu pelajaran penting dari hadits ini: “Mukmin yang satu dengan yang lain seperti satu jiwa atau tubuh. Maka masing-masing harus mencintai yang lain sebagaiman ia mencintai diri sendiri karena satu sama lain tidak terpisah.”

Kalau memang kita ingin menolak dengan alasan kita tak bisa membantunya maka jelas harus menolaknya secara baik dengan cara yang bijak dan tidak menyakiti hatinya. Namun akan lebih baik jika bisa membantunya namun tak perlu menjanjikan sesuatu kepadanya. Yang penting kita ajak yang bersangkutan untuk mau berikhtiar dan berdoa kepada Allah dengan senantiasa tak bergantung pula kepada kita. Artinya, kita membantu dengan kemampuan yang ada tetapi yang bersangkuan kita dorong juga untuk berjuang pula mengatasi masalah yang tengah dihadapinya.

Pernah penulis kedatangan seorang yang datang ke rumah meminta bantuan untuk dicarikan biaya agar anaknya dapat dikhitan karena mengalami gangguan pada kelaminnya. Saat itu penulis tak berjanji untuk bisa membantunya tetapi dengan sedikit kemmapuan yang dimiliki kita share masalah itu kepada rekan-rekan penulis hingga akhirnya Allah takdirkan banyak orang yang membantunya. Jadi sebenarnya kalau ada orang yang meminta bantuan, bantulah sesuai kemampuan saja dan biarkan Allah yang memenuhi apa yang menjadi hajat- nya.

“Barangsiapa yang membantu menghilangkan satu kesedihan (kesusahan) dari sebagian banyak kesusahan orang mukmin ketika didunia maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan (kesedihan) dari sekian banyak kesusahan dirinya pada hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan (membantu) kepada orang yang kesusahan, niscaya Allah akan membantu memudahkan urusannya didunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutup aib orang muslim , niscaya Allah akan menutup aibnya dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan selalu menolong seorang hamba selama dia gemar menolong saudaranya" (HR. Muslim).

Tentunya membantu orang lain adalah sebuah perbuatan mulia yang bukan saja menghasilkan keuntungan bagi yang dibantunya melainkan yang bersangkutan pun tetap mendapatkan keuntungan yang lebih berharga. Pada ujung hadist tersebut tertuang begitu jelas jika Allah akan menolong hamba yang di mana hamba tersebut gemar menolong saudaranya. Kita tahu jika Allah itu tak pernah ingkar sehingga jika kita tulus membantu orang lain maka jelas Allah akan menolong dirinya.

Seyogyanya jika memang kita bisa berbuat kebaikan kepada orang lain dengan cara membantunya maka lakukanlah selama kita bisa karena yang dilakukan oleh kita takkan pernah sia-sia. Untuk hal ini memang tidak mudah kalau memang belum terbiasa melakukannya. Namun bagi mereka yang telah terbiasa melakukannya, maka hal itu bukan lagi menjadi beban berat karena yang bersangkutan telah terbiasa melakukan hal itu..

Sekali lagi, berbuat kebaikan kepada orang lain dengan cara membantunya adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk menunjukkan kepedulian. Sesungguhnya jika ada orang yang meminta tolong kepada kita tak perlu panik. Terimalah dia dengan tenang dan keyakinan lalu kita kembalikan semuanya kepada Allahs etelah berikhtiar sesuai kemampuan. Allah akan memperlihatkan kebesaran-Nya dan kita mampu membantu orang kasih sayang-Nya.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image