Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Afuwu Maulana

Pemaknaan Puisi Aku ingin Karya Sapardi Djoko Damono dengan Realitas Pribadi

Sastra | Wednesday, 03 Jan 2024, 02:39 WIB

Karya sastra merupakan ungkapan perasaan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kehidupan yang dapat membangkitkan alat bahasa yang menggairahkan dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Karya sastra dibagi menjadi 3 yaitu drama, prosa dan puisi. Pada artikel ini akan mengulik pemaknaan puisi yang berjudul “Aku ingin” karya Sapardi Djoko Damono yang dikaitkan dengan realitas sesuai dengan pengalaman pribadi penulis.

Sedangkan puisi adalah serangkaian kalimat yang disusun sedemikian rupa secara artistik untuk mengungkapkan perasaan manusia berupa bait-bait singkat dimana memiliki pemaknaan sendiri baik secara eksplisit maupun implisit. Puisi bisa digunakan untuk pasangan, teman atau keluarga sebagai tanda cinta kepada orang terkasih.

Aku ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(1989)

Puisi di atas menjelaskan tentang seseorang yang ingin mencintai orang lain dengan cara yang sederhana, dengan ungkapan kata-kata yang tak sempat diucapkan kepadanya. Kata-kata yang sudah tersusun rapih namun orang yang dimaksud telah pergi meninggalkan kisah cinta ini sendiri. Mengesampingkan ego untuk orang yang terkasih, meskipun orang tersebut telah meninggalkan luka, menjadikannya sebuah elegi yang telah tersimpan di dalam hati.

Mencintainya secara sederhana dengan isyarat-isyarat yang tak sempat disampaikan. Ya, orang tersebut sudah terlanjur pergi dahulu. Hanya bisa berdiam diri menatap awan yang membawa hujan yang menjadikannya tiada, pergi untuk berkelana mencari kisah baru tanpa aku.

Penyampaian rasa cinta seseorang yang apa adanya dan tak perlu dibuktikan lagi dengan kata atau isyarat yang menggebu-gebu, melainkan dengan pengorbanan besar terhadap orang yang dicintainya. Kisah cinta itu tak sekedar menyukai orang lain karena rasa tertarik yang ada di benak kita. Namun, perlu adanya pertimbangan yang matang hingga pemikiran yang jelas mau dibawa ke mana kisah cinta tersebut.

Mengikhlaskan juga bagian dari mencintai seseorang secara sederhana, perkara ikhlas sebetulnya bukan sesuatu yang sederhana. Tapi sesuatu yang menandakan bahwasanya telah merelakan sang kekasih pergi. “I hope you will understand the way i love you” kalimat tersebut menandakan sebuah keikhlasan dan harapan jika kelak dia akan mengerti kenapa seseorang telah mencintainya secara tulus. Berharap memberikan kesan pertama yang baik, mencoba memperbaiki apa yang telah dihancurkan oleh orang sebelumnya, berharap menciptakan rasa aman, berharap dia mengerti bahwasanya tidak semua orang itu sama. Kenyataannya sulit membangun sebuah kepercayaan kepada orang lain.

Semua yang kamu harapkan tidak semerta-merta harus berjalan sesuai dengan semestinya, tidak sesuai dengan ekspektasimu, tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Mencintai seseorang secara sederhana tidak sesederhana warung nasi Padang, bukan ? Cinta tidak sesederhana itu, ribet, kompleks, rumit dan tak selalu berjalan mulus (cenderung gagal). Dalam hubungan percintaan kuncinya bukan sekedar komunikasi tapi saling mengerti.

Sesederhana itu tak semua orang bisa melakukannya, perlu pemahaman saling mengerti satu sama lain karena meskipun dibicarakan sampai berbusa pun tidak akan ada gunanya jika tidak saling mengerti. “Aku ingin mencintaimu secara sederhana dengan kata yang tak sempat tersampaikan” bahwasanya segala sesuatu perlu adanya penyampaian, mencintai seseorang namun tidak ada sebuah penyampaian akan menimbulkan penyesalan di akhir. Komunikasi yang baik adalah dengan menyampaikan, tidak perlu menunggu orang lain untuk mengerti apa isi hati kita.

Manusia, makhluk yang perlu validasi. Memang demikian, namun dengan menyampaikan membuat segala sesuatunya menjadi transparan dan jelas. Terkadang, luka itu membekas dan tidak akan pernah bisa sembuh. Ia menjadi bopeng di hati yang begitu cantik. Menjadi sebuah luka yang tak sembuh, tapi tak sakit juga.

Kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan” kata sederhana tidak akan berjalan selaras dengan mencintai seseorang namun tidak menyampaikan rasa cinta tersebut. Isyarat-isyarat yang diberikan tidak cukup untuk menjelaskan jika benar-benar mencintai. Perlu tindakan, perlu pembuktian untuk menjelaskan betapa sederhananya dalam kata cinta tersebut.

Bukan tentang barang apa yang dikasih, tapi tentang peran apa yang bisa kita kasih. dengan begitu kita akan jadi lebih paham kalau manusia memang hidup berdampingan dan harus berusaha saling meringankan beban. “Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” harapan itu telah terbawa oleh angin yang membawa hujan, menyapu segala ingatan tentangnya dan menjadikannya tiada, menjadikannya sesuatu yang pernah hadir secara sederhana dengan cinta yang luar biasa. Hujan, tolong sampaikan rinduku kepadanya, katakan padanya bahwa aku benar-benar mencintainya secara sederhana. Lewat kata dan isyarat telah ku buktikan dengan tindakanku agar semuanya dapat tersampaikan.

Meskipun ada beberapa rasa di dunia ini yang mungkin memang cuma bisa kita terima tanpa harus tahu alasan rasa itu muncul dan tanpa harus kita pertanyakan kenapa rasa itu harus ada. Tapi aku enggan untuk menerimanya begitu saja tanpa memikirkan kenapa perasaan itu bisa datang kapan saja dan pergi begitu saja tanpa aba-aba dari alam semesta karena semuanya terjadi begitu cepat.

“Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu” mengutip sebuah kutipan dari novel kambing dan hujan yang mana hujan dapat memberikan kebahagiaan namun dapat menjadi sebuah perpisahan. Semua ingatan dalam hujan berupa kebahagiaan, kesenangan, cinta, kasih sayang, luka dan perpisahan akan terus muncul ketika hujan datang. Kepada awan hujan yang menjadikannya tiada.

Pada akhirnya menjadi orang asing dengan memori, dengan ingatan yang pernah ada. Dipaksa untuk merelakan meskipun masih ingin bersama. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana melihatmu bahagia disana tanpa diriku. Memandangmu dari kejauhan, melihatmu tertawa sudah cukup sederhana bagiku sebagai takaran bahwa aku telah mencintaimu secara sederhana dan apa adanya. Setiap orang punya alasan masing-masing tentang kenapa mereka pergi dan kenapa mereka tinggal.

Aku ingin, aku mau dan akan aku lakukan. Aku telah mencintaimu dengan sederhana, aku telah menepati janjiku kepadaku sendiri bahwasanya harus pergi dengan meninggalkan sebuah kesan yang baik dan sederhana. Sesederhana mencintaimu, seseorang yang tak kusangka dapat berbagi kisah cinta secara sederhana namun singkat. Bahkan sudah dahulu usai tanpa sempat memulai. Aku, kamu dan kita menjadi asing.

Semoga Tuhan melindungi senyummu dan hatimu, aku adalah orang yang selalu senang melihatmu baik-baik saja. Dari aku, aku yang ingin mencintaimu secara sederhana. Telah usai asaku untukmu, terima kasih telah menjadi seseorang yang spesial meskipun hanya sesaat. Sekarang, aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa masa kita telah selesai. Aku percaya jika tidak semua orang yang meninggalkan benar-benar ingin pergi.

Dan, selesai. Untuk semua tentang kita yang abu-abu jalan ceritanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image