Meningkatnya Kasus Depresi di Kalangan Mahasiswa Baru
Lainnnya | 2024-01-01 19:27:37Masalah depresi di kalangan mahasiswa baru semakin meningkat. Banyak mahasiswa baru yang merasa tertekan dan cemas dalam menghadapi dunia baru, yaitu dunia perkuliahan. Salah satu kasus yang ramai di perbincangkan akhir-akhir ini adalah kasus seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang ditemukan meninggal dunia pada Senin (2/10/2023). Korban berinisial SM (18 tahun) diduga tewas karena bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 gedung asrama. Korban merupakan mahasiswi ilmu komunikasi UMY semester 1 dan berasal dari Bandar Lampung. Mengapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana cara mencegahnya?
Depresi adalah sebuah kelainan suasana hati yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa sedih, cemas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka sukai, merasa tidak berharga, atau memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri, kehidupan, atau kematian.
Gejala dari depresi meliputi sering menyalahkan diri sendiri karena selalu memiliki rasa bersalah, kerap merasa rendah diri, tidak berharga, dan putus asa, selalu merasa khawatir dan cemas yang berlebihan, memiliki suasana hati yang buruk atau sering merasa sedih berlebihan, sensitif, mudah marah, dan lebih sering menangis, kesulitan berpikir, mengambil keputusan, dan berkonsentrasi, menunjukkan sikap apatis pada lingkungan sekitar, tidak menunjukkan ketertarikan dan tidak mempunyai motivasi untuk semua hal (anhedonia), dan selalu memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri.
Gejala depresi secara fisik juga bisa terlihat, seperti tubuh merasa kelelahan dan tidak bertenaga, nafsu makan menurun atau bahkan tidak berselera, mengalami sulit tidur atau justru tidur berlebihan, nyeri dan pusing tanpa penyebab yang jelas, bicara dan gerak tubuh yang lebih lambat daripada biasanya, penurunan atau hilangnya gairah seksual, dan berat badan naik atau justru menurun.
Depresi adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, dari usia anak-anak, remaja, sampai dewasa sekalipun. Mahasiswa berada dalam masa transisi emosional dari remaja menuju dewasa. Pada masa transisi ini banyak sekali perubahan yang membutuhkan penyesuaian diri.
Penyebab dari kasus depresi pada kalangan mahasiswa baru biasanya adalah kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan beban pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya, bagaimana menjalin hubungan pertemanan dengan orang baru, dan tuntutan untuk bisa mengambil keputusan sendiri. Terlebih lagi bagi mahasiswa baru yang merantau jauh dan tinggal sendiri. Mereka biasanya akan struggling dengan perubahan lingkungan, rasa rindu dengan lingkungan lama, dan perasaan sedih karena harus berpisah dengan orang-orang yang mereka sayangi. Sehingga mereka merasakan tekanan yang lebih besar dan menyebabkan mereka merasa sendirian dalam menghadapi semua masalah.
Peran lingkungan, orang terdekat, teman, keluarga, dan orang tua sebagai support system sangat dibutuhkan dalam mencegah terjadinya depresi pada kalangan mahasiswa baru. Dukungan sosial yang buruk juga dapat menyebabkan depresi dan juga kesepian. Adanya support system dapat menjadi pendukung dan selalu memberikan dampak yang positif, meningkatkan motivasi untuk mencapai tujuan, dan dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang berlebihan.
Pencegahan depresi pada mahasiswa baru juga bisa dimulai dari diri sendiri, seperti tidak menyendiri atau menjauhi diri dari pergaulan, lebih bersosialisasi, bersikap realistis terhadap apa yang kita harapkan, tidak menyalahkan diri sendiri saat melakukan kesalahan, tidak terlalu menyesali suatu kejadian, tidak overthinking atau memikirkan sesuatu secara berlebihan, mencoba menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif, dan mendekatkan diri kepada tuhan YME.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.