Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dinda nailah febriyanti

Penyalahgunaan Empati Terhadap Kasus Penipuan Donasi Online

Info Terkini | Monday, 01 Jan 2024, 18:20 WIB
memilih jalan dihidup yang baik atau buruk

Manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya setiap individu pasti akan memerlukan bantuan dari individu lainnya. Tidak menutup kemungkinan diantara kita sering kali melakukan bantuan tersebut untuk individu lainnya karena didasari dengan rasa kemanusiaan yang biasa kita kenal dengan rasa Empati. Seperti yang kita ketahui, empati atau kecenderungan yang dapat dirasakan oleh seseorang untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain, dan mengandaikan dirinya berda di posisi orang tersebut merupakan kemampuan emosional yang dimiliki oleh setiap manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Memiliki rasa empati yang besar dapat mendedikasikan diri ke arah yang lebih baik, karena empati mempunyai banyak manfaat untuk diri sendiri dan orang lain, terutama manfaat untuk keadaan psikologis. Namun apa jadinya ketika rasa empati tersebut disalahgunakan?

Dilansir dari laman CNN Indonesia, maraknya penipuan modus donasi melalui email dan situs. Kasus ini meningkat karena adanya kesempatan oknum-oknum tidak bertanggung jawab atas amanah penyumbang donasi konflik yang terjadi pada saudara muslim kita di Gaza. Penyalahgunaan donasi tersebut banyak sekali ditemukan di media sosial karena medsos adalah akses yang paling mudah kita jangkau dimanapun kita berada dalam kehidupan sehari-hari

Berdasarkan infomasi, penipuan menggunakan kalimat-kalimat ajakan untuk berdonasi seperti ‘kami menyerukan empati dan kemurahan hati Anda’ kemudian setelahnya pelaku mencantumkan nomer rekening palsu yang sudah disamarkan sedemikian rupa agar calon penyumbang percaya.

Hal ini yang membuat Kaspersky Lab turun tangan untuk mengidentifikasi salah satu kasus penipuan tersebut. Mereka juga membagikan beberapa tips cara pencegahan terjadinya penipuan berkedok donasi untuk Palestina, yaitu:

1. Meneliti terlebih dahulu situs web dan kredensial badan amal tersebut untuk memastikan keasliannya

2. Mendatangi organisasi amal secara langsung untuk berdonasi atau mengemukakan dukungan

3. Jangan beranggapan bahwa permintaan donasi di Facebook, Twitter, Instagram, atau Youtube itu asli hanya karena ada teman yang menyukai atau membagikannya

4. Perhatikan tiap huruf situs web, karena pelaku biasanya berusaha meniru laman resmi organisasi amal

5. Merujuk organisasi terkenal dan sudah dipercayai oleh banyak orang untuk mengamanahkan donasi tersebut.

Perlunya kecermatan digunakan agar kita semua yang berniat baik tidak menjadi malapetaka dan justru menguntungkan pihak tidak bertanggungjawab, karena tidak sekali dua kali kasus-kasus penipuan donasi seperti ini terjadi.

seseorang meminta sumbangan antarwarga

Atta Halilintar atau biasa kita kenal sebagai youtuber yang menggait ketertarikan para khalayak dimasa modern saat ini, menjadi salah satu korban atas penyelewengan nama baik penipuan donasi untuk saudara kita di gaza palestina. Namanya ikut terseret dan dicatat dalam kasus penipuan donasi tersebut. Penipuan itu ditemuinya lewat akun Instagram @pst0re.jakarta yang membawa namanya sebagai public figure yang turut andil dalam aksi penggalangan donasi

Kerisauan ini beliau sampaikan kepada para seluruh pengguna media sosial untuk lebih aware dan tidak terburu-buru saat ingin melakukan transaksi tanpa tau kejadian yang pasti. Karena pada dasarnya segala kejahatan tidak hanya berdasarkan hanya karena niat, karena kejahatan tidak mungkin terjadi apabila tidak ada kesempatan.

Sebelumnya pada tahun 2021, suami dari Aurel Hermansyah sempat ikut turut berpatisipasi dalam open donasi gaza palestina dan mengajak para pengikutnya baik di Instagram maupun Youtube untuk ikut serta dalam penggalangan dana yang ia adakan melalui laman kitabisa.com/ hatibaikpedulipalestina. Hasil dari penggalangan dana itu sendiri terkumpul berkisar Rp 2,3 Miliar per tanggal 28 Mei 2021, untuk saudara muslim kita yang berada di palestina dan selanjutnya diserahkan kepada 4 (empat) lembaga kemanusiaan yang tergabung dalam Konsorsium Indonesia, yaitu Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Human Initiative, dan Nurul Hayat.

Maraknya kejadian penipuan sudah seperti makanan sehari-hari warga Indonesia. Berbagai faktor dan penyebab hal tidak terpuji itu terjadi, kasus penyalahgunaan empati tidak hanya diwakilkan dari kisah sang youtuber terkenal Indonesia, berbagai kisah yang tersusun rapih lewat web dan situs berita online juga menunjukan salah satu kasus penipuan donasi, yaitu penipuan mengganti QRIS kotak amal di masjid oleh seorang pria.

Peristiwa itu terjadi di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Jakarta Selatan. Masjid yang seharusnya menjadi tempat berpulang untuk meminta ampunan dosa kepada Tuhan, malah sebaliknya menjadi kesempatan berbuat tidak benar untuk Imam Mahlil sang pelaku yang mengganti QRIS Masjid menjadi QRIS yang menyambungkan ke rekening Imam sendiri.

Gerak-gerik Iman Mahlil yang sangat mencurigakan tertangkap cctv masjid sedang mendekati kotak amal lalu menempelkan stiker QR ke kotak amal. Dilansir dari laman berita satu, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Nurul Iman Blok M Square menyatakan telah melaporkan kejadian ini ke kepolisian. Hanya dalam waktu 10 hari, Iman Mahlil dapat mengantongi Rp 13 Juta dari hasil menipu.

Setelah di telaah lebih dalam ternyata pelaku tidak hanya melakukan tindakan seperti ini di masjid namun juga QRIS palsu tersebar luas ia tempelkan di Bank, ATM, SPBU, dan masjid atau mushola lainnya yang berada di dalam Mall. Berdasarkan pengakuan, pelaku sudah beraksi di 38 masjid yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Tanggerang.

Riwayat data mencantumkan bahwa Iman Mahlil pernah bekerja di salah satu Bank BUMN, hal ini diutarakan Aulinsyah kepada wartawan. Sementara itu, dilansir dari Linkedin, Iman Nurul pernah menduduki jabatan terhormat sebagai Managing Director.

Dapat dilihat, dengan jabatan dan pekerjaan branding sebagus itu saja masih merasa kurang dan tak segan melakukan hal keji yang merugikan masyarakat. Penyalahgunaan empati dapat kita kurangin dengan menghapus rasa tidak pernah puas dengan pencapaian diri sendiri, karena rasa tidak pernah puas dengan pencapaian diri sendiri menjadi faktor manusia untuk jarang bersyukur, maka dari itu pentingnya mengenal rasa beryukur atas apapun rezeki yang Tuhan berikan untuk kita dengan apapun kondisinya dan apapun bentuk rezekinya, karena di luar sana masih banyak manusia yang kondisinya kurang beruntung dari kita.

Kebanyakan orang di zaman sekarang selalu mencari cara agar mendapatkan uang tanpa peduli latar belakang apakah pekerjaannya baik atau tidak, haram atau halal, dan apakah pekerjaan tersebut dapat merugikan suatu individu. Merugikan banyak pihak dan hanya memikirkan keuntungan pribadi merupakan sikap yang harus dihindari dalam setiap jiwa manusia, yang mana kita sedari kecil sebelum mengenal dunia luar sudah diajari berperilaku baik kepada siapapun tanpa pandang bulu, karena kenyataaannya masih banyak hal baik dan bermanfaat tanpa merugikan pribadi lain yang bisa kita kerjakan.

Pentingnya kesadaran rohani yang terkontrol dapat menjadi salah satu tameng untuk menghindari kita berbuat jahat dengan apapun kondisi yang dihadapi, tanaman yang busuk tidak pernah berbuah segar dan disukai banyak kalangan. Menjadi pribadi yang jujur dan amanah serta bertanggungjawab dari segala resiko yang kita ambil harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Senduk besar tak mengenyang, banyak janji tetapi tidak ditepati; banyak bicara tetapi tidak ada buktinya. Seseorang yang selalu amanah dengan janjinya tidak akan pernah merasa takut ketika dikejar kesanggupan untuk menepatinya. Marilah menjadi pribadi yang lebih baik agar kepercayaan kita tidak dianggap semata-mata hal yang remeh oleh orang lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image