Maraknya Perilaku Seks Pra Nikah pada Remaja, Kenali Dampak dan Upaya Pencegahan nya!
Gaya Hidup | Sunday, 31 Dec 2023, 14:15 WIBPerilaku seks pra nikah pada remaja adalah perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja tanpa adanya ikatan pernikahan karena adanya dorongan atau hasrat dari lawan jenis. Menurut (Yulianto, 2019) Umumnya, orang-orang beranggapan bahwa perilaku seksual pranikah hanya terbatas pada berhubungan intim atau sexual intercourse. Namun, data menyatakan kontradiksi terhadap pernyataan tersebut. Selain Sexual Intercourse, perilaku seksual pranikah sendiri dapat berupa berpengangan tangan dan ciuman. BKKBN (2018), menyatakan bahwa remaja yang belum menikah telah melakukan sexual intercourse, holding hands, kissing, dan petting (Yulianto, 2019).
Perlu diketahui bahwa perilaku seksual mengalami peningkatan secara bertahap loh. Nah empat tahap perilaku seksual tersebut meliputi;
1. Berpegangan tangan (Touching): Berpegangan tangan merupakan salah satu tahap awal dalam perilaku seksual dan dapat mulai dari hanya sekedar menyentuh hingga berpelukan.
2. Berciuman (Kissing): Berciuman adalah perilaku seksual yang melibatkan kontak, mulai dari hanya sekedar kecupan hingga pada french kiss (kissing dalam).
3. Petting (Petting): Petting adalah aktivitas yang dilakukan untuk membangkitkan gairah seksual, seperti aktivitas bersentuhan, meraba daerah sensitif, dan belum melakukan hubungan kelamin.
4. Berhubungan kelamin (Sexual Intercourse): Berhubungan kelamin melibatkan kontak antara penis dan vagina, yang mengarah ke penetrasi penis kedalam vagina.
Namun, perilaku seksual yang tidak aman pada remaja dapat memiliki dampak yang signifikan, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Simak artikel ini untuk kenali dampak perilaku seks pra nikah
1. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Risiko tertular PMS seperti HIV/AIDS, sifilis, gonore, dan lainnya meningkat karena perilaku seksual yang tidak aman.
2. Kehamilan Tidak Direncanakan
Remaja yang aktif secara seksual tanpa penggunaan perlindungan dapat mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, yang dapat berdampak pada kesejahteraan emosional dan fisik mereka serta menimbulkan beban psikologis yang besar.
3. Masalah Kesehatan Reproduksi
Selain kehamilan, remaja yang terlibat dalam perilaku seksual yang tidak aman dapat mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi rahim, masalah kesuburan di masa depan, dan komplikasi lainnya.
4. Dampak Psikologis
Perilaku seksual yang tidak aman dapat menyebabkan tekanan psikologis yang besar, seperti perasaan bersalah, rendah diri, stres, kecemasan, dan depresi.
5. Keterbatasan Pengetahuan
Kurangnya pemahaman tentang perlindungan dan kesehatan seksual bisa menyebabkan remaja lebih rentan terhadap risiko-risiko tersebut.
Upaya pencegahan dan solusi dari perilaku seks pra nikah pada remaja dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti berikut
1. Meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan remaja
Orang tua dapat memainkan peran penting dalam membentuk perilaku seksual remaja dengan meningkatkan kualitas hubungan dan komunikasi dengan anak-anak mereka.
2. Memberikan pendidikan seksual yang komprehensif
Pendidikan seksual yang komprehensif dapat membantu remaja memahami risiko dan konsekuensi dari perilaku seksual yang tidak aman, serta memberikan informasi tentang cara menghindari risiko tersebut.
3. Meningkatkan religiusitas remaja
Meningkatkan religiusitas remaja dapat membantu mereka memahami nilai-nilai moral dan etika yang baik dalam hubungan seksual.
4. Mengatur peredaran media pornografi
Pengaturan peredaran media pornografi dapat membantu mengurangi paparan remaja terhadap konten yang tidak sehat dan merusak dengan Mengedukasi remaja tentang cara menggunakan media dan teknologi dengan bijak, serta menyediakan informasi yang akurat tentang seksualitas
5. Program Komunitas
Mendukung program-program di tingkat komunitas yang menyediakan ruang aman bagi remaja untuk berbicara tentang seksualitas, menyediakan alternatif positif, dan memfasilitasi diskusi serta edukasi. Sehingga dapat Mendorong nilai-nilai positif terkait dengan hubungan sehat, penghargaan terhadap diri sendiri, dan penghargaan terhadap orang lain, yang dapat membantu remaja membuat keputusan yang lebih baik.
Dengan melakukan upaya-upaya pencegahan dan solusi tersebut, diharapkan dapat membantu remaja untuk menghindari perilaku seksual yang tidak sehat dan bertanggung jawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.