Studi: Tambahan Garam pada Makanan Kemungkinan Dapat Tingkatkan Risiko Gangguan Ginjal
Gaya Hidup | 2023-12-30 17:21:37MEREKA yang terbiasa menambahkan taburan garam pada makanan mereka membawa implikasi kurang baik bagi ginjal mereka. Demikian hasil penelitian terbaru.
Temuan ini tetap bertahan bahkan setelah para peneliti memperhitungkan masalah kesehatan lainnya, seperti kelebihan berat badan, tidak berolahraga, merokok dan/atau minum-minuman keras.
Intinya: "Menambahkan garam pada makanan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis pada populasi umum," simpul tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr Lu Qi, dari Pusat Penelitian Obesitas Universitas Tulane, di New Orleans, Amerika Serikat.
Qi dan rekan-rekannya baru-baru ini menerbitkan penelitian yang menunjukkan bahwa menambahkan garam pada makanan meningkatkan kemungkinan orang terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan memperpendek usia.
Namun, hubungan antara garam dan kemungkinan penyakit ginjal pada populasi umum belum diteliti dengan baik, kata Qi.
Para peneliti menganalisis data lebih dari 465.000 orang, rata-rata berusia 56 tahun, yang tidak memiliki penyakit ginjal ketika mereka mendaftar ke database kesehatan Inggris yang dikenal sebagai UK Biobank. Kesehatan dan gaya hidup para partisipan penelitian dilacak dari tahun 2006 hingga 2023.
Menurut para peneliti, lebih dari 22.000 kasus penyakit ginjal muncul selama periode penelitian.
Dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang menambahkan garam ke dalam makanan mereka, orang yang melakukannya memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami gangguan ginjal. Risiko ini meningkat seiring dengan frekuensi penggunaan garam.
Sebagai contoh, dibandingkan dengan yang tidak pernah menggunakan garam, orang yang mengatakan bahwa mereka "kadang-kadang" menambahkan garam ekstra memiliki risiko penyakit ginjal 4% lebih tinggi; mereka yang "biasanya" menambahkan garam memiliki risiko 7% lebih tinggi, dan mereka yang "selalu" menambahkan garam mengalami peningkatan risiko sebesar 11%.
Perkiraan risiko tersebut muncul setelah tim Qi memperhitungkan faktor gaya hidup yang sering menyertai asupan garam yang berlebihan -- seperti kelebihan berat badan/obesitas, merokok, minum alkohol, kurang berolahraga, diabetes, hipertensi, dan masalah lainnya.
Ada banyak masalah fisiologis yang menghubungkan asupan natrium yang tinggi dengan fungsi ginjal yang lebih buruk, kata para peneliti, termasuk perubahan hormon dan "peningkatan stres oksidatif" pada organ kembar.
Menurut para peneliti, temuan mereka "mendukung pengurangan penambahan garam pada makanan sebagai strategi intervensi potensial untuk pencegahan penyakit ginjal kronis."
Hasil lengkap penelitian ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open edisi Kamis [28/12/2023].***
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.