Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Afifah

Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual dengan "TANGKIS"

Edukasi | 2023-12-28 20:36:52

Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur sangat meresahkan masyarakat. Selain itu, masyarakat juga menjadi resah dan khawatir akan keamanan yang ada di lingkungan sekitar anak-anak mereka. Hal ini menunjukan bahwa anak-anak belum mendapat perlindungan atas keamanan dalam kehidupannya sehari-hari. Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan orang dewasa atau orang yang lebih tua, yang menggunakan anak untuk memuaskan kebutuhan seksualnya.

TANGKIS bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. TANGKIS bisa diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak sejak mereka duduk di bangku Taman Kanak-Kanak usia dini, Demikian dikatakan Ketua Woman Crisis Center (WCC) Dian Mutiara Malang Sri Wahyuningsih, SH., MPd.
TANGKIS merupakan kepanjangan dari T: Tubuhmu adalah milikmu; A: Ada Rahasia dibalik baju; N: Nggak boleh, ya nggak boleh; G: Gelagat bahaya, waspadai; K: Kalau dipaksa,lawan; I: Ingat, nggak semua rahasia baik; dan S: Selalu cerita ke orang tua.

Tubuhmu adalah Milikmu dijelaskannya bahwa setiap anak harus melindungi dan menyayangi tubuhnya sendiri bagaimanapun rupa dan bentuk tubuhnya. Dengan menyayangi setiap bagian dari tubuhnya tidak boleh ada yang melakukan apapun yang bisa membuat malu, tidak nyaman, dan benci dengan tubuh sendiri.

Ada Rahasia di Balik Baju dikatakannya bahwa tidak ada yang boleh melihat atau menyentuhnya karena bagian tubuh adalah rahasia. Kadang dokter membukanya tapi merekapun harus memberi penjelasan.

Nggak boleh, ya Nggak Boleh. Dia menjelaskan bahwa setiap anak harus berani bilang “Nggak Boleh” meskipun kepada orang yang kamu kenal atau sayangi, bahkan anggota keluargamu sendiri. Jika tubuh dan perasaan mereka disakiti oleh orang lain, setiap anak harus berani menolak apapun yang mereka minta dan lakukan.

Gelagat Bahaya, Waspadai. Setiap anak harus tahu lingkungan dan siapa yang ada di sekitarnya. Meskipun mereka mengenalnya, waspadailah jika mereka melakukan hal yang aneh. Misalnya tiba-tiba dia menjadi sangat baik, tanpa alasan memberi makan enak gratis dan mengajak ke tempat yang sepi.
Selalu Cerita ke Orang Tua. Setiap anak dianjurkan untuk tidak hanya boleh bercerita tentang kegiatan menyenangkan. Tapi juga harus bercerita tentang hal-hal yang membuat sedih ataupun marah. Orang dewasa yang anak-anak percaya akan mendengarkan dan bisa membantu.

Sebagai anggota masyarakat dan sekaligus sebagai bagian dari anggota keluarga, kita perlu untuk turut andil mengawasi adik-adik kita, memberikan pemahaman sederhana mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya orang lain lakukan terhadap mereka, memberikan kasih sayang dan dukungan sehingga mereka menjadi pribadi yang terbuka dan senantiasa menceritakan apapun, dari yang baik maupun buruk. Sehingga ketika sesuatu hal buruk terjadi kepada mereka kita dapat segera mengetahuinya dan dapat menindaklanjutinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image