Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Menjauhi Sifat Marah, Ciptakan Keluarga Harmonis

Agama | Thursday, 28 Dec 2023, 12:38 WIB
Keluarga harmonis. Sumber foto: Narasi TV

Marah. Satu kata yang sederhana, namun menyimpan beragam dampak buruk bagi diri sendiri dan orang-orang terdekat. Sifat marah kerap muncul akibat ketidakmampuan mengelola emosi dengan baik. Tanpa disadari, amarah yang meluap dapat melukai perasaan orang lain, bahkan merusak hubungan dalam keluarga.

Sebagai orang tua, menjauhi sifat marah menjadi penting demi menciptakan suasana harmonis di rumah. Pasalnya, perilaku orang tua berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Jika orang tua sering marah-marah, maka kemungkinan besar anak akan meniru sifat tersebut.

Dampak buruk sifat marah terhadap anak di antaranya adalah timbulnya rasa takut yang berlebihan. Anak menjadi trauma dan enggan berinteraksi dengan orang tua. Selain itu, anak dapat menjadi pemarah karena terbiasa melihat orang tuanya mudah tersulut emosi. Perilaku ini tentu saja tidak baik bagi perkembangan mental dan kepribadian anak.

Cara terbaik menjauhi sifat marah adalah dengan berlatih mengendalikan diri. Saat merasa geram dan ingin meledak, sebisa mungkin menenangkan pikiran serta meredam emosi negatif yang muncul. Mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan dapat membantu menstabilkan emosi.

Selain itu, cobalah untuk memandang persoalan dari sudut pandang yang berbeda. Setiap orang memiliki cara pandang masing-masing, sehingga wajar jika terjadi perbedaan pendapat. Alih-alih marah karena opini yang bertolak belakang, sebaiknya mencari solusi dengan kepala dingin. Dengan pikiran jernih, orang tua dapat memberi teladan baik pada anak untuk menyikapi perselisihan.

Menjauhi sifat marah juga bermanfaat bagi hubungan antar anggota keluarga. Suasana rumah menjadi lebih tenteram tanpa adanya pertengkaran dan kekerasan kata-kata. Semua pihak dapat saling menghargai satu sama lain. Rasa saling pengertian dan toleransi pun terbangun, memperkokoh tali persaudaraan.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memperingatkan seorang sahabat yang meminta wasiat khusus. Beliau menekankan agar menjauhi sifat marah, sampai tiga kali. Tindakan ini menunjukkan betapa marah dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

Jika mampu mengendalikan amarah, itu merupakan karunia luar biasa baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Sebaliknya, membiarkan emosi negatif menguasai hanya akan merugikan semua pihak. Kuncinya adalah tetap berpikir positif dalam menghadapi masalah apa pun.

Menjadi teladan dengan perilaku baik juga penting, terutama bagi para orang tua. Anak cenderung mencontoh apa yang dilihat sehari-hari dari figur terdekatnya. Jika orang tua bisa menunjukkan sikap tenang, penyayang, dan penuh kasih sayang, anak turut tumbuh dengan nilai-nilai positif tersebut.

Pada akhirnya, menjauhi sifat marah bukan semata demi diri sendiri, tapi untuk kebahagiaan orang-orang tersayang. Keluarga harmonis tercipta dari usaha bersama mengendalikan emosi dan saling memahami. Dengan begitu, rumah betul-betul menjadi tempat paling nyaman untuk pulang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image