Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ruang Dakwah Medis Indonesia

Mengenali Bullying pada Anak di Sekolah

Eduaksi | 2023-12-28 06:33:56
Bahaya perilaku bulying disekolah bisa menyebabkan trauma pada anak seumur hidup/Foto : Liputan 6

Bulying adalah tindakan melecehkan, melecehkan, atau menyakiti orang lain secara fisik atau psikis. Tindakan tersebut dapat berupa kekerasan verbal, sosial, atau fisik, yang dilakukan secara berulang-ulang dan sesekali.

Secara etimologis, asal kata pengganggu mengacu pada seorang tiran, yaitu seseorang yang senang mengintimidasi pihak yang lemah. Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), pelecehan adalah penindasan atau penodaan (degradasi) yang dengan sengaja dilakukan oleh orang atau kelompok yang lebih berkuasa.

Tindakan ini dilakukan terus menerus dengan tujuan menimbulkan cedera. Ada banyak jenis bullying yang perlu kamu ketahui. Menurut UNICEF, intimidasi memiliki tiga karakteristik: disengaja, berulang, atau bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan.

Selain itu, tindakan ini juga dapat dilakukan secara langsung maupun online. Cyberbullying atau penindasan maya dapat terjadi melalui media sosial, pesan instan, email, dan platform lain yang memungkinkan terjadinya interaksi.

Perilaku bullying juga terbagi dalam enam kategori, antara lain: kontak fisik langsung, kontak verbal langsung, dan perilaku nonverbal. Kontak fisik langsung adalah penindasan yang menargetkan perilaku fisik yang sering kali mudah dikenali.

Tindakan tersebut antara lain memukul, mendorong, menggigit, meraih, mencubit, dan mencakar.

Mengunci orang di kamar, memeras uang, dan merusak barang milik orang lain juga merupakan tindakan intimidasi. Kontak verbal langsung adalah Bullying yang dapat berupa ancaman, penghinaan, kritik, ejekan, makian, intimidasi dan gangguan.

Menyebut nama baik, sarkasme, dan menyebarkan berita palsu juga termasuk pelecehan verbal. Perilaku nonverbal langsung merupakan contoh perundungan nonverbal, termasuk tatapan mengejek, menjulurkan lidah, dan ekspresi penghinaan, ejekan, atau intimidasi.

Namun tindakan nonverbal tersebut seringkali disertai dengan tindakan fisik dan verbal. Perilaku nonverbal tidak langsung yang merupakan intimidasi juga dapat terjadi secara nonverbal secara tidak langsung.

Contohnya termasuk memanipulasi persahabatan sehingga menjadi berantakan, sengaja mengucilkan atau mengabaikan seseorang, atau membungkam seseorang. Cyberbullying merupakan tindakan intimidasi yang juga sering terjadi secara online.

Misalnya dengan membuat video atau konten lain yang mengancam seseorang melalui media sosial. Pelecehan seksual adalah salah satu bentuk penindasan. Perilaku ini dapat berupa agresi fisik atau verbal.

Penyerangan adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan kerugian fisik atau mental pada seseorang.

Fenomena terakhir adalah pelecehan sosial yang terjadi ketika seseorang berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya namun membuat orang lain (korban) marah, takut, cemas, atau kesal.

Kekerasan psikis dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa pada korbannya. Contoh penindasan emosional antara lain mengejek, menggoda, mengancam, meremehkan, berbohong, dan bahkan mempermalukan korban.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perundungan dan menjadikan seseorang rentan untuk ditindas atau menjadi pelaku intimidasi. Selanjutnya, ciri-ciri anak yang pernah mengalami perundungan adalah sebagai berikut: Tidak semua anak mungkin terbuka terhadap perundungan.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya memperhatikan keadaan emosi anak. Anak-anak yang menjadi korban perundungan sering kali merasa gelisah, cemas, dan waspada.

Mengalami tanda-tanda kekerasan fisik, seperti memar, luka, cakaran, atau bekas luka yang tidak biasa, Keengganan atau ketakutan untuk pergi ke sekolah atau menghadiri acara sekolah, Kehilangan teman secara tiba-tiba atau terus-menerus menghindari pergaulan, Barang elektronik, pakaian, atau barang pribadi lainnya hilang atau rusak item Sering meminta uang dengan alasan yang tidak jelas dan kinerja sekolah yang buruk.

Sedangkan yang lain sering bermain-main atau ingin pulang sekolah, selalu ingin berada di dekat orang dewasa agar merasa aman, tidur tidak nyenyak bahkan mimpi buruk, mengeluh sakit pada perut, kepala atau bagian tubuh lainnya, Merasa tertekan setelah menggunakan perangkat atau komputer, menjadi tertutup atau merasa seperti sedang menyimpan rahasia, dan menjadi agresif atau tiba-tiba meluapkan kemarahan.

Dosen Spesialis Medikal Bedah menyampaikan bahwa perilaku bullying harus segera dihentikan serta segera ditindaklanjuti secepatnya. Dikarenakan apabila bullying dibiarkan dilingkungan sekolah selain bisa menyebabkan dampak trauma juga bisa menyebabkan anak menjadi depresi seumur hidup.

“Dampak bullying pada dasarnya sangat berbahaya pada anak, segera lakukan Tindakan secepatnya, hal ini bertujuan untuk mencegah supaya hal serupa tidak terjadi lagi kepada anak serta mencegah trauma seumur hidup yang terjadi pada anak”, Ucap Prima.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image