Gangguan Stress pada Ayah Pelaku Pembuahan di Jagakarsa
Gaya Hidup | 2023-12-25 17:36:39Dunia dikejutkan dengan munculnya berita mencengangkan yakni “Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa”. Dikutip dari CNN pembunuhan oleh ayah dari empat orang anak tersebut dilakukan pada Minggu (3/12) di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, aksi naas tersebut baru diungkap pada Rabu (6/12).
Sang ayah juga didapati melakukan percobaan bunuh diri pasca membunuh buah hatinya yang malang tersebut. Lalu, apakah dari peristiwa tragis tersebut dapat memunculkan Gejala Stress Pasca Trauma (GSPT) pada sang ayah? Mari kita simak penjelasan berikut!
• Pelaku sempat berdiam diri 4 hari pasca pembunuhan
Peristiwa yang mengejutkan tersebut membuat ayah memiliki trauma pasca pembunuhan. Dilansir pada CNN Indonesia -- Polisi mengungkapkan pelaku berinisial P sempat berdiam diri selama empat hari di rumahnya usai menghabisi nyawa keempat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Nah, dari perilaku sang ayah yang berdiam diri itu dapat diduga mengalami Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT) yakni gangguan psikologis yang terjadi pada seseorang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau luar biasa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sunardi reaksi yang ditimbulkan pada si (P) tersebut diketahui adanya gejala penghindaran dan penumpukan emosi pada trauma. Hal ini meliputi usaha untuk menghindari pikiran, perasaan, dan percakapan yang berkaitan dengan trauma. Selain itu, individu yang mengalami pasca trauma juga menghindari aktivitas, kehilangan minat dalam aktivitas, perasaan lepas dan asing pada lingkungan tempat trauma terjadi, kehilangan emosi dan perasaan menumpuk, serta merasa kehilangan masa depannya.
Melakukan percobaan bunuh diri usai merenggut keempat nyawa anaknya sendiri
Dikutip dari CNN Indonesia Polisi menyebut (P) juga melakukan dua kali berupaya bunuh diri usai membunuh keempat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Percobaan bunuh diri pertama dilakukan (P) pada Minggu (3/12) atau di hari yang sama dirinya menghabisi nyawa keempat buah hatinya. Sejak percobaan bunuh dirinya gagal, (P) hanya berdiam diri di rumah bersama jasad keempat buah hatinya. Hingga akhirnya Panca kembali mencoba mengakhiri hidupnya pada Rabu (6/12).
Nah, dari perilaku percobaan bunuh diri tersebut dilihat dari ilmu psikiatri kriteria D yakni gangguan kepekaan terhadap rangsangan meliputi sulit tidur, ledakan kemarahan, sulit konsentrasi, waspada berlebihan, dan respon terkejut yang berlebihan. Kejadian trauma dapat menimbulkan perasaan ketidakberdayaan yang menyebabkan hilangnya kontrol atas status pikiran. Hal ini dapat memicu reaksi lari dari kenyataan secara spontan, reaksi-reaksi yang mengejutkan atau ingatan yang terganggu mengenai kejadian trauma.
Lalu bagaimana peristiwa tragis ini jika dilihat dari sisi psikologis??
Melalui faktor maupun gejala-gejala yang ditunjukkan oleh pelaku diatas, dapat memiliki kemungkinan bahwa pelaku mengalami gejala GSPT. Karena salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gejala GSPT menurut Schiraldi (1999) adalah dari faktor kesengajaan manusia atau dari ulah tangan manusia itu sendiri seperti perbuatan kriminal (mutilasi, perampokan, kekerasan terhadap keluarga, bahkan pembunuhan).
Jadi, dari faktor diatas dapat kita ketahui bahwa menjadi penyebab si pelaku memiliki gangguan stress pasca trauma hingga ia merasakan depresi berat hingga berdiam diri (anti sosial) dan melakukan percobaan bunuh diri ditangannya sendiri usai peristiwa pembunuhan tragis tersebut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
