Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Made Dian Kusuma Wardhani

Toxic Relationship: Gangguan Mental atau Perilaku Abnormal?

Eduaksi | Wednesday, 20 Dec 2023, 06:16 WIB
Ilustrasi Toxic Relationship (Sumber : https://www.istockphoto.com/id/ilustrasi/toxic-relationship)

Toxic relationship merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan yang penuh pertengkaran. Hubungan ini ditandai dengan adanya perilaku-perilaku yang dapat memberatkan salah satu atau kedua pihak yang terlibat dan bersifat merusak hubungan karena adanya konflik, keadaan yang tidak harmonis, persaingan, hingga terjadinya kehilangan rasa hormat dan kekompakan. Perilaku-perilaku tersebut dapat berupa kekerasan fisik, verbal, emosional, atau finansial.

Toxic relationship dapat terjadi dalam berbagai jenis hubungan, termasuk hubungan romantis, pertemanan, keluarga, atau profesional. Hubungan ini bisa berakibat buruk untuk kesehatan jasmani dan psikis kedua belah pihak yang terlibat.

Hubungan antara Toxic Relationship dan Gangguan Mental

Toxic relationship dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental, seperti depresi, tingkat kegelisahan yang tinggi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Perilaku-perilaku berbahaya yang terjadi dalam hubungan yang tidak sehat dapat menyebabkan stres kronis, yang dapat merusak kesehatan mental seseorang.

Orang yang berada dalam toxic relationship memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecemasan, dan PTSD. Risiko gangguan mental ini meningkat seiring dengan durasi hubungan yang tidak sehat. Anak-anak yang mengalami toxic relationship di rumah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecemasan, dan masalah perilaku di masa dewasa.

Hubungan antara Toxic Relationship dan Perilaku Abnormal

Perilaku-perilaku yang terjadi dalam toxic relationship dapat dikategorikan sebagai perilaku abnormal. Perilaku abnormal merupakan perilaku yang menyimpang dari norma sosial yang ada. Perilaku abnormal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan mental, penyalahgunaan zat, atau kondisi medis tertentu.

Beberapa contoh perilaku abnormal yang terjadi dalam toxic relationship antara lain:

 

  1. Kekerasan fisik, seperti memukul, menampar, atau mendorong.
  2. Kekerasan verbal, seperti memaki, menghina, atau meremehkan.
  3. Kekerasan emosional, seperti manipulasi, kontrol, atau gaslighting.
  4. Kekerasan finansial, seperti melarang pasangan untuk bekerja atau mengelola keuangannya.

Toxic relationship dapat berdampak negatif pada kesehatan jasmani dan psikis kedua belah pihak yang terlibat. Hubungan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mental dan perilaku abnormal.

Jika Anda atau kerabat Anda berada dalam toxic relationship, penting untuk mencari bantuan profesional. Adanya terapis bisa membantu Anda memahami hubungan yang Anda alami dan mengembangkan strategi untuk keluar dari hubungan tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image