Borderline Personality Disorder: Mitos dan Faktanya
Eduaksi | 2023-12-25 12:03:02Kenali Borderline Personality Disorder!
Borderline Personality Disorder (BPD) adalah salah satu jenis gangguan kepribadian yang sering kali disalahpahami dan dikaitkan dengan berbagai mitos. Tapi kalian tau gak sih? gangguan kepribadian ini seperti apa? Nah, Borderline Personality Disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan ketidakstabilan emosi, pikiran, dan perilaku seseorang.
Orang dengan BPD sering mengalami perubahan yang tiba-tiba dan intens dalam kondisi emosional mereka, mulai dari kecemburuan yang ekstrem hingga mudah marah, gelisah, atau gelisah. Mereka juga sering merasa bingung tentang siapa diri mereka dan apa yang mereka inginkan dalam hidup. Selain itu, orang dengan BPD sering mengalami perilaku impulsif yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, seperti menggigit kuku, perilaku seksual bahkan berisiko bunuh diri.
Nah, penting untuk diingat bahwa orang-orang dengan BPD bukanlah orang-orang yang "gila" atau "tidak waras." Melainkan adalah orang-orang yang berjuang dengan kondisi yang kompleks.
Apa saja sih, mitos dan fakta Borderline Personality Disorder?
• Mitos: Orang dengan BPD adalah orang yang tidak waras atau 'gila
Fakta: Ini adalah salah satu mitos yang paling umum terkait BPD. Orang dengan BPD tidak sama dengan orang yang lemah atau "gila". BPD adalah penyakit mental yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan mengendalikan emosinya. Orang dengan BPD mungkin mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosinya, namun bukan berarti mereka lemah atau "gila". BPD dapat diobati dengan terapi yang tepat dan lingkungan yang mendukung.
• Mitos: Semua orang dengan BPD memiliki perilaku yang merusak dan manipulatif.
Fakta: Tidak semua orang dengan BPD memiliki kepribadian yang manipulatif atau merusak. Individu dengan BPD dapat mengekspresikan emosinya dengan cara yang berbeda, meskipun BPD melibatkan pola pikir dan perilaku yang tidak stabil. Beberapa orang dengan BPD mungkin mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal mereka, meskipun tidak semuanya manipulatif atau licik. Penting untuk menghindari generalisasi dan memahami bahwa setiap individu adalah unik dalam cara mereka ketika mengalami Borderline Personality Disorder
• Mitos: Orang dengan BPD tidak dapat berubah atau mendapatkan bantuan.
Fakta: Terlepas dari kenyataan bahwa BPD adalah gangguan yang kompleks, orang dengan BPD dapat memperbaiki diri dan mendapatkan informasi yang berguna. Perawatan yang tepat, seperti terapi perilaku dialektis (DBT), dapat membantu individu dengan BPD dalam mengatasi disregulasi emosi, membina hubungan interpersonal, dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, hubungan sosial dan keluarga dapat memainkan peran penting dalam perkembangan individu dengan BPD.
• Mitos: Borderline Personality Disorder hanya mempengaruhi wanita.
Fakta: Meskipun BPD lebih sering didiagnosis pada wanita, hal ini tidak berarti bahwa hanya wanita yang rentan terhadap BPD. Meskipun lebih sering terjadi pada wanita, pria juga dapat terkena BPD. Penelitian menunjukkan bahwa prevalensi BPD pada wanita mungkin sedikit lebih tinggi karena faktor sosial dan budaya yang memengaruhi diagnosis dan pengobatan BPD pada wanita.
• Mitos: Borderline Personality Disorder tidak dapat diobati.
Fakta: BPD dapat diobati dengan terapi yang tepat dan lingkungan yang mendukung. Salah satu pendekatan pengobatan yang efektif untuk Gangguan Kepribadian (Borderline Personality Disorder/BPD) adalah Terapi Perilaku Dialektis (Dialectical Behavior Therapy/DBT). karena membantu individu dengan BPD dalam meningkatkan kualitas hidup mereka, membina hubungan interpersonal, dan mengurangi disregulasi emosi. Sangatlah penting untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala BPD.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.