Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M.Hanif. Fiisabilillah

Merasa Sulit Untuk Berkembang? Yuk Kenali Crab Mentality!

Edukasi | 2023-12-24 19:07:12

"Perempuan ngapain sih sekolah tinggi-tinggi!", "Kamu bukan temanku kalau kamu tidak mau ikut bolos!", "Jangan mengkhayal terlalu tinggi, kita hanya masyarakat kecil!"

Kamu,saya,dan setiap orang di Indonesia pernah mendengarkan kata-kata seperti ini? Terdengar tidak asing di telinga kita,kan? Namun, apakah teman-teman tau semua kata kata ini akan membuat kita jauh dari kesuksesan? Fenomena seperti ini dikenal juga sebagai Crab Mentality.

Apa itu Crab Mentality?

Di dalam dunia dengan vibes positivity seperti yang diungkapkan oleh Pohon Ketela, kita seringkali tanpa sadar terjerat dalam perangkap kejam yang disebut sebagai “Crab Mentality” atau mental kepiting.

Dalam psikologi, fenomena ini dijuluki sebagai "efek kepiting" atau yang lebih akrab dengan sebutan "mentalitas kepiting". Ini adalah cermin perilaku egois dan iri hati di dalam kelompok, ketika mana setiap usaha untuk maju dihentikan oleh rekan-rekan yang lebih memilih untuk saling menjatuhkan daripada memberikan ruang bagi kesuksesan individu. Layaknya pertunjukan drama kelompok yang tak terduga, kisah kepiting di ember pemancingan mengajarkan kita lebih dari sekadar perilaku binatang. Ia memperlihatkan keegoisan ketakutan dalam diri manusia, dan menciptakan pemahaman mendalam tentang bagaimana dinamika kelompok dapat menghambat potensi luar biasa yang mungkin terwujud jika kita belajar untuk saling memberi dukungan.

Sebagai contoh, Ada seorang perempuan yang ingin mengejar impian dengan kuliah di kampus ternama. Namun ada anggota keluarga nya yang berkata “ Perempuan gak usah kuliah tinggi-tinggi nanti balik lagi kedapur!”sehinga menyebabkan perempuan tersebut menjadi malu dan mengurungkan niat untuk mengejar impiannya.

Lalu Apa Sih Penyebab Crab Mentality?

·Fixed Mindset

Dilansir dari laman omaritani.com orang dengan fixed mindset ini memiliki peluang yang lebih besar mengidap crab mentality loh !

Fixed mindset adalah kondisi dimana seseorang yang memiliki kepercayaan kuat bahwa karakter, kecerdasan, dan kualitas kreatifnya bersifat stagnan dan tidak dapat ditingkatkan. Itu sebabnya mereka cenderung menghindari tantangan, mudah menyerah, menganggap usaha tidak berguna, mengabaikan masukan, dan merasa terancam oleh kesuksesan orang lain.

·Sifat Kompetitif yang Toxic

Melansir dari laman kumparan.com, Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki naluri alamiah untuk berkelompok, dan menggandengkan tujuan bersama untuk mencapai puncak. Bagaimana dengan kecenderungan untuk kompetitif? Itu adalah hal yang biasa bahkan bermanfaat. Namun, berhati-hatilah karena terdapat garis tipis di antara kompetisi sehat dan mental kepiting yang dapat membawa sifat kompetitif menjadi sesuatu yang negatif.

Semangat bersaing yang melebihi batas dapat memunculkan mental kepiting dalam diri. Ini seperti efek samping dari kompetitivitas yang tak terkendali. Lalu, apa saja pemicunya? Rasa percaya diri yang rendah, putus asa, iri hati, depresi, hingga ketergantungans sebagai sebuah pusaran emosi dan pikiran negatif yang menguasai diri

Bagaimana Untuk Terlepas Dari Crab Mentality ini?

·Menghilangkan Fixed Mindset

Fixed mindset ini dapat diubah menjadi growth mindset atau biasa disebut dengan pola pikir yang berkembang.

·Mengembangkan Kemampuan

Mengembangkan kemampuan dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada individu. Dengan rasa percaya yang tinggi maka seseorang akan lebih mudah melatih keahlian maupun mencoba berbagai hal baru.

Jadi gimana? Apakah kita ingin masih terjebak dengan Crab Mentality ini? Apakah kita ingin memaklumi perilaku saling menjatuhkan seperti itu? James Clear dalam buku Atomic Habit menuliskan “Lingkungan adalah tangan tak kasat mata yang membentuk perilaku manusia.” Jawaban dari pertanyaan tadi biarlah menjadi renungan pribadi kita masing-masing. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita hidup sekarang karena dari situ kita bisa menentukan arah hidup kita selanjutnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image