Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Ketika Allah Memudahkan Urusan Neng Rahma

Curhat | Friday, 22 Dec 2023, 16:49 WIB

Kisah nyata ini barangkali boleh menjadi renungan bagi siapapun dan bukan mengada-ada. Selalu ada hikmah dari peristiwa yang terjadi. Ini bukan rekaan tetapi terjadi sesungguhnya. Mungkin boleh dikatakan seperti tidak logis namun hal ini memang benar-benar terjadi untuk mengingatkan kita jika Allah kuasa atas ketentuan yang telah ditetapkannya.

Memiliki keyakinan kuat akan memudahkan siapapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan (Foto :republika.co.id)

Memang dalam hidup selalu saja ada kisah yang menaik dan pantas untuk direnungi. Mengapa hal ini perlu dituliskan karena tulisan semacam ini akan menggugah perasaan bagi yang membacanya dan juga memberikan inspirasi bagi siapapun karena di dalamnya mengandung hikmah yang bermanfaat bagi kehidupan yang di jalani saat ini.

Namanya Rahma. Pada awalnya aku tak pernah mengenalnya. Namun Allah mempertemukan aku dengannya melalu cara yang unik. Seorang rekan memberitahu jika Rahma itu sudah delapan bulan lulus dari bangku SMK Swasta di Kota Bandung namun ijazahnya belum dapat diambil. Ternyata Rahma menunggak biaya sekolah sebesar 7 juta rupiah. Selidik punya selidik ternyata dia anak yatim dan ibunya tidak bekerja. Jangankan untuk membayar tunggakan yang tujuh juta itu. Untuk makan sehari-hari saja jelas kadang ada kadang tidak.

Rahma bersekolah di sebuah SMK Swasta di Kota Bandung dan dia mendapatkan nilai yang kata dia termasuk biasa-biasa saja tak berprestasi seperti yang lain. Namun Rahma mensyukuri semua itu karena ia mampu menamatkan sekolah. Itu pun menurutnya dilewati dengan susah payah hingga bisa seperti itu. Pada awalnya ia tak mau melanjutkan sekolah karena khawatir memberatkan ibunya. Sang ibu tetap mendorongnya harus terus bersekolah dengan harapan bisa mengubah keadaan mereka. Hingga akhirnya Rahma menempuh semuanya sesuai permintaan sang ibu.

Rahma sendiri adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Rahma adalah anak yatim dan ayahnya meninggal beberapa tahun lalu karena sakit. Tentu saja sepeninggal itu hidup Rahma, ibu, kakak dan juga adiknya apa adanya. Bahkan kadangkala untuk makan pun tidak ada. Sampai adiknya pun tak melanjutkan sekolah karena tak punya biaya sekolah hingga akhirnya memutuskan jadi kernet angkutan kota hanya untuk mendapatkan uang. Sang ibu tak bisa melarang dan juga tak mampu membiayai sekolahnya. Beruntung Rahmalah yang akhirnya bisa menamatkan di sekolah SMK swasta tersebut.

Sekolah tersebut memang sempat ada keterkaitan dengan diriku karena Kepala Sekolahnya yang kini telah pindah pernah membantu siswi yang tidak mampu hingga digratiskan biaya pendidikannya selama tiga tahun. Karena itulah yang menjadi sabab musabab ijazah Rahma pada akhirnya akan diberikan oleh pihaks ekolah dan yang intinya tetap saja yang mengabulkan doa dan memudahkan segala urusan yang tengah dihadapi umat-Nya.

Pada pertemuan itu ibunya Rahma merasa heran dengan kehadiranku karena menyangka jika puterinya ada masalah denganku. Mungkin aku harus menunggu sekitar dua jam karena saat itu yang bersangkutan sedang bekerja di sebuah pabrik sepatu dan saat itu ia gunakan ijazah SMP-nya. Masuk ke tempat kerja itu bukan hal yang mudah tetapi ia pun harus membayar hampir satu juta rupiah. Ketika Rahma hadir, ia pun heran karena tak pernah mengenalku. Lalu aku sampaikan maksud kedatanganku karena Silmi, temannya memberi tahu kepada rekanku tentang kesulitan Rahma mendapatkan ijazah aslinya yang tertahan di sekolahnya.

Menurutnya, kurang lebih ijazahnya tertahan hampir 8 bulan lamanya. Rahma sangat berkeinginan untuk bisa mendapatkan ijazah itu agar ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi agar bisa membantu ibu, kakak dan juga adiknya. Rahma harapan satu-satunya dari sang ibu karena ia yang bisa menamatkan sekolah di SMK sementara kakakd an adiknya hanya tamatan SMP. Rahma berpikir jika ia tak tamat sekolah lanjutan atas itu maka dia takkan bisa mengubah kehidupannya.

Terus terang, kata Rahma hasil dai kerjanya selama ini selain untuk memenuhi kebutuhan hariannya, ia juga berikan sebagian uang kepada sang ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Rahma bercerita ia pun sempat mengajar ngaji di masjid di sekitar tamat tinggalnya namun karena bekerja dan pulang maka hal itu ia tinggalkan. Bahkan karena aku sebelumnya tak mengenal Rahma ini maka aku pun bertanya kepada anak-anak yang mengaji di masjid yang dimaksud itu. Pertemuan itu aku tak menyangka akan menjadi sebuah kebaikan yang luar biasa dan endingnya berbuah manis yang tak pernah aku sangka sebelumnya.

Rahma saat itu ceritakan kebingungannya karena bagaimana bisa mendapatkan ijazah setelah lulusan SMK karena tak memiliki uang sejumlah tunggakan yang ada. Selama itu dia hanya mampu menamatkan sekolah selama tiga tahun. Rahma paham betul kalaupun ia menuntut kepada ibunya maka mungkin ibunya akan memenuhi keinginannya itu sebab sang ibu tak memiliki uang apalagi Ibunya tidak bekerja. Kata Rahma yang bisa dilakukannya hanyalah berdoa kepada Allah agar ada solusi untuk bisa mengatasi yang tengah di hadapannya. Tujuannya satu Rahma ingin mendapatkan pekerjaan yang layak agar ia bisa mengubah kehidupan keluarganya dan bisa membahagiakan ibunya.

Rahma sendiri tak pernah menyangka jika Rahma harus bertemu dengan diriku. Rahma pun berpikir, kok ada orang yang mau peduli dengan dirinya padahal tak pernah kenal sebelumnya. Pertanyaan yang menggelatut di benak Rahma saat itu adalah, mungkinkah dengan kedatanganku akan menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya dan membayar tunggakan sebesar tujuh juta rupiah akan dapat dilakukan dalam waktu singkat ? Saat itu mungkin semuanya serba mustahil namun pada akhirnya memang benar terjadi dan terwujud dalam waktu yang tak begitu lama.

“Memang akang akan bisa menyelsaikan masalah ijazah saya ?” tanya Rahma dalam sebuah percakapan itu.

“Semua bsia terjadi. Akang juga tak pernah menyangka akan hadir ke tempat ini kalau bukan undangan Allah. Karenanya akang yakin apa yang tengah dihadapi Rahma akan tuntas dan dipermudah oleh Allah,” jawabku mantap.

“Terus apa yang harus dilakukan oleh Rahma ?”

“Hubungi atau chat yang namana Bu Lia, Waksesk Kurikulum sekolah itu.”

“Nggak mau Kang, ah. Bu Lia itu orangnya galak dan kalau minta ke diamah rasanya seperti tidak mungkin akan dikabulkan. Nggak mau ah Kang nantinya malah ribet kalau urusannya dengan dia,” begitulah Rahma menolak saran yang kuberikan.

“Kita tak boleh suudzan kepada orang. Dengar Neng Rahma. Semua itu pastinya sesuai persangkaan kita. Kalau persangkaan kita baik maka hasilnya akan baik dan kalau persangkaan kita jelek maka hasilnya akan jelek pula. Lakukan dulu lalu berdoa kepada Allah. Insha Allah hasilnya akan membahagiakan.” Tegasku saat itu.

“Kalau kata akang begitu maka saya akan coba terlebih dahulu,” kata Rahma akhirnya mau juga melakukan apa yang aku minta demi kebaikannya.

Esoknya Rahma kirim chat via whatsapp dan isinya di luar dugaan. Isinya chat sungguh menggembirakan karena ternyata sangkaan dia terhadap Bu Lia jauh sekali dan bena-benar meleset. Bu Lia justeru meminta Rahma bersama ibunya datang ke sekolah membawa uang seratus ribu, materai sepuluh ribu dan jam sepuluh sudah harus ada di sekolah menemui dirinya. Rahma merasa bahagia karena harapannya mendapatkan ijazah akan terwujud.

Ternyata saat esok harinya yaitu hari Senin Rahma dibuat kaget karena Bu Lia sudah pulang karena kerabatnya ada yang meninggal dunia. Rahma sempat bingung dan jangan-jangan untuk mendapatkan ijazah asli itu akan menjadi batal karenanya. Namun takdir Allah itu selalu indah, rupanya ada guru yang dititipkan pesan oleh Bu Lia jika Rahma datang maka diminta memberikan ijazahnya dan diminta untuk membuat perjanjian. Maka setelah sang ibu membuat perjanjian untuk mencicil tunggakan selama 70 bulan sebesar seratus ribu per bulan maka kemudian ijazah asli pun diberikan kepada Rahma. Rahma pun mencium ijazah yang didpatkannya dan segera melakukan sujud syukur atas apa yang didapatkannya hari itu. Fahma pun menfotokan ijazah itu kepadaku seraya mengirim chat berisi kata-kata, terima kasih atas kebaikan akang kepada saya karena akang semua bisa terwujud di mana Allah mendengar doa-doa yang dipanjatkan selama ini. Semoga akang sehat selalu dan selalu diberi kelancaran serta dikabulkan segala hajatnya oleh Allah SWT.

Walaupun sudah mendapatkan ijazah itu nyatanya saat mencari kerja Rahma tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada mungkin satu tahun berjalan dia terus menerus mencari kerja hingga akhirnya dia bekerja di sebuah hotel bintang tiga di Kota Bandung dan telah telah berjalan delapan bulan lamanya dengan penghasilan yang lumayan yang bisa membantu kehidupan ibu dan keluarganya. Rahma pun terus berjuang untuk bisa lebih baik lagi dalam hidupnya.***

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, kita sebagai orang muslim harus meyakini jika Allah mengabulkan doa siapapun ketika sungguh-sungguh berdoa dan berikhtiar secara optimal serta siapa saja yang mau mengangkat kesulitan saudaranya maka Allah pun akan angkat persoalan yang tengah menerpanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image