Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SUNTUSIA, S.PD

Refleksi Hari Ibu: Benarkah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju?

Agama | Friday, 22 Dec 2023, 05:33 WIB

https://akcdn.detik.net.id/visual/2020/12/21/ilustrasi-ucapan-selamat-hari-ibu_169.jpeg?w=650&q=90

Setiap tahun, Hari Ibu Nasional dirayakan pada tanggal 22 Desember, sebuah tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1928. Peringatan ini selalu mengusung tema yang beragam. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) baru-baru ini mengumumkan tema Hari Ibu 2023, yaitu 'Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.

Selain tema utama yang diumumkan oleh KemenPPPA, terdapat pula berbagai tema lain yang dapat dipilih untuk merayakan Hari Ibu.

Diketahui dari berbagai sumber, sejarah singkat perayaan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember merujuk pada momen Kongres Perempuan Indonesia I yang berlangsung pada 22-25 Desember 1928. Kongres ini dianggap sebagai salah satu momen penting dalam sejarah perempuan Indonesia, dihadiri oleh perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Partisipan Kongres Perempuan Indonesia I memiliki visi dan misi yang serupa, yaitu memerdekakan dan memperbaiki nasib kaum perempuan di tanah

Eksistensi hari Ibu

Apakah hari ibu hanya jatuh pada tanggal 22 Desember saja?Kasih sayang ibu dengan anak adalah sepanjang masa yang tidak akan pernah lekang oleh waktu dan masa. Sosok seorang ibu yang kehadirannya benar-benar membawa arti dalam hidup anak-anaknya. Karena kamar ternyaman seorang anak pertama kali adalah terletak pada Rahim ibu, Makanan ter enak pertama kali adalah air susu ibunya, Tempat duduk ternyaman adalah pangkuan ibunya, pelukan yang paling hangat adalah pelukan ibunya. Sosok ibu yang kehadirannya benar-benar tidak bisa tergantikan oleh orang lain, sekolah pertama adalah dirumah kita masing-masing, guru pertama yang mengajarakan kata demi kata adalah seorang ibu, Dokter pertama adalah seorang ibu, Termometer pertama adalah jari jemari ibu yang setiap saat meraba kita apabila kita berada dalam keadaan sakit, Teman pertama yang hadir dalam kehidupanku adalah ibuku, kendaraan pertama yang aku tumpangi adalah ibuku. Untaian doa yang mencakar langit adalah doa ibu yang benar-benar tulus dan istiqomah. Yang insyaAllah akan diijabah Oleh Allah karena tidak ada tabir yang menghalangi do’a seorang ibu.

Namun setelah hadir di Dunia ini akankah kita sudah menjadi ibu terbaik buat anak-anak kita?Atau kita hanya lebih banyak sibuk diluar mengurusi sesuatu yang apabila dibuat skala prioritas itu adalah nomor sekian daripada anak adalah prioritas pertama. Pada awalnya tujuan ibu bekerja adalah untuk membantu ekonomi keluarga kita dan demi anak-anak dan masa depan anak-anak kita tetapi sedikit demi sedikit berkat zaman sekuler yang semua di ukur dengan materi maka bergeserlah peran seorang ibu pada saat ini. Kadang kita sibuk diluar sampai lupa kalau kita mempunyai kewajiban sebagai seorang istri dan seorang anak yang sudah menunggu kita untuk dijemput di sekolah atau menunggu kepulangan kita kerja, kadang ketika sudah pulang ke rumah dalam keadaan capek yang menjadi sasaran marah adalah anak-anak kita padahal sejatinya yang harus kita lakukan adalah menyembunyikan rasa capek dengan membalas senyum dan memenuhi permintaan mungkin menyiaokan makan, dan segala kebutuhan lainnya.

Dengan diperingati hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember 2023 ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mengambil Tema : 'Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’.Lantas apakah kita sudah berdaya sementara anak-anak kita terlantar kita belum bisa menjadi ibu yang baik wabil khusus ibu-ibu yang punya tanggungjawab di rumah dan di luar rumah. Akan membuat Indonesia maju kalau anak-anak pengasuhannya diserahkan kepada orang lain bukan diri kita yang mengasuhnya. Padahal jika ingin merusak suatu negara adalah rusaklah kaum hawanya atau ibunya. Apabila ibu-ibunya sudah rusak maka rusaklah generasinya.

Pandangan Islam tentang Perempuan ( Kodrat Seorang Ibu)

Islam mengajarkan bahwa setiap individu lahir dalam keadaan fitrah, dengan kecenderungan asli kepada iman dan Islam. Jika seseorang tidak mengikuti agama Islam, hal itu disebabkan oleh kesalahan informasi dan kesalahan awal yang dilakukan oleh orang tua, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang diungkapkan dalam Hadits Riwayat Bukhari Muslim. Rasulullah menyatakan bahwa setiap individu dilahirkan sesuai dengan fitrahnya, dan konversi ke agama lain disamakan dengan memaksakan agama seperti halnya binatang yang lahir dengan kodratnya.

Jika ibu dibekali sebagai ibu ideal sejak dini, maka individu yang memiliki kepribadian dan ketakwaan dapat terbentuk. Kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa tergantung pada karakter bangsa yang bertanggung jawab dan bertaqwa. Ibu yang bijaksana memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan rumah tangga yang damai, harmonis, dan dicintai oleh anak-anaknya.

Anak-anaknya enggan meninggalkan rumah kecuali untuk tujuan yang jelas seperti bekerja atau belajar. Kepergian dari rumah tanpa tujuan tertentu dianggap tidak menarik. Program kesejahteraan keluarga dianggap sebagai bagian integral dari kesejahteraan masyarakat, sebagaimana disampaikan dalam Hadits Riwayat Dailami yang menyatakan empat faktor kebahagiaan seseorang, termasuk memiliki istri yang shalihah, anak-anak yang baik, pergaulan hidup yang baik, dan sumber penghidupan di dalam negerinya sendiri.

Meskipun peran seorang wanita sebagai ibu sangat berat, namun jika dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT, akan terlaksana dengan kemudahan atas pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena itu, kaum wanita seharusnya bahagia karena dipercayakan tugas mulia oleh Sang Maha Pencipta, yaitu melahirkan generasi penerus. Kewajiban mereka tidak hanya sebatas memberikan pendidikan materi, tetapi yang lebih penting adalah mendidik putra-putri dengan akhlak baik, budi pekerti, iman, dan ketakwaan. (Hernawati)

Hari ini, Ibu berdaya dimaknai ibu menghasilkan materi/uang, dan juga berpolitik praktis. Peran ibu mengalami pembajakan karena seharusnya ibu adalah pendidik generasi. Mirisnya hari ini marak problem generasi dalam segala aspek, seperti seks bebas, kecanduan narkoba dll.

Maka sungguh perlu adanya revitalisasi peran ibu sebagai pendidik generasi. Dan sudah seharusnye mengembalikan peran ibu sesuai dengan perintah Allah demi mewujdukan generasi berkepribadian mulia .Hal itu membutuhkan tegaknya sistem islam yang sesuai syari’at islam sehingga kaum ibu-ibu paham tugas dan kewajibannya sehingga mampu melahirkan generasi meas calon peminpin dimasa yang akan datang.

Perempuan menganut kaidah:

“al-Ashlu fi al mar’ah annaha umm(un) wa rabbatu bayt(in) wa hiya ‘irdh(un) yajibu an yushana”.

“ Hukum asal perempuan adalah

sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dan ia adalah kehormatan yang harus dijaga”

Generasi Islam adalah asset peminpin peradapan.

Allah Huakbar

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image