Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syenni Neisya Aurelia

Kenapa Warna Oranye Sering Tidak Disukai Orang Orang? Apa Kata Desainer?

Lainnnya | Wednesday, 20 Dec 2023, 15:33 WIB

Apa yang kalian rasakan ketika melihat warna oranye? Bagaimana kesan kalian masing – masing? Tentu berbeda - beda kan? Menariknya, satu warna saja dapat memberikan kesan berbeda di benak setiap individu yang melihanya. Hal ini biasa menjadi trik bagi para desainer kepada khalayak umum untuk membangkitkan mood tertentu seseorang melalui desain sesuai komunikasi visual yang ingin disampaikan. Unik sekali, oranye adalah salah satu warna yang mendapatkan peringkat warna yang paling dibenci oleh banyak orang. Sedangkan warna oranye sendiri sering dikaitkan dengan warna kegembiraan, tak jarang digunakan para desainer untuk melambangkan semangat lohh. Kenapa ya bisa begitu?

Tahukah kalian? Menurut voting di situs www.thetoptens.com , warna oranye adalah salah satu dari warna yang paling tidak disukai dalam urutan 10 besar loh. Beberapa orang di sekitar saya juga menyatakan ketidaktertarikannya terhadap warna ini walaupun saya pribadi sebagai desainer menyukainya. Berikut beberapa fakta yang menjadi alasan tidak disukainya warna oranye dari

Saturasi (Tingkat Kepekatan Warna) yang Tinggi

Saturasi warna atau bisa disebut sebagai tingkat kepekatan warna di level yang tinggi, untuk sebagian orang tidak nyaman untuk dipandang salah satunya warna oranye. Bagi sebagian orang melihat warna oranye sebagai warna yang terlalu cerah dan mencolok, perasaan ketidaknyamanan untuk dipandang ini dapat disebabkan oleh timbulnya rasa berlebihan untuk dilihat. Karena oranye adalah warna kombinasi antara warna merah dan warna kuning, yang keduanya sama – sama menarik perhatian, yakni warna merah yang melambangkan gairah, semangat dan intensitas. Sedangkan warna kuning melambangkan kebahagiaan, keceriaan dan optimis.

Warna oranye sendiri terletak diantara kedua warna tersebut yang melambangkan antusiasme, ambisi, kreativitas dan petualangan. Walau banyak orang yang tidak menyukainya dan memilih untuk jarang menggunakannya, seorang desainer akan menggunakan warna tersebut untuk melambangkan hal – hal yang bersifat positif, perkembangan masa muda dan juga untuk menarik perhatian bagi yang melihatnya.

Tidak Cocok Dengan Warna Kulit

Sering kita dengar bahwa orang yang berkulit putih memiliki keuntungan bisa cocok warna pakaian yang lebih variatif daripada orang yang berkulit sawo matang. Sebab itu, beberapa orang ada yang menghindari dari warna – warna yang terlalu mencolok seperti kuning dan oranye cerah. Hal ini benar adanya, namun semuanya tergantung dari keterampilan seseorang mengombinasikan warna yang dia kenakan.

Misalkan, warna oranye yang lebih cerah lebih cocok dikombinasikan dengan warna yang lebih gelap dan warna oranye yang lebih gelap bisa dikombinasikan dengan warna yang lebih gelap maupun yang lebih terang. Hal ini sangat berlaku juga dengan pengaplikasian kombinasi warna dalam desain sesuai prinsip – prinsipnya. Karena dalam ilmu desain sendiri memiliki aturan dan teori dasar dalam penggunaan warna yang dilihat melalui roda warna (color wheel) seperti, analog; kombinasi warna – warna yang berdekatan satu sama lain dalam roda warna, komplementer; kombinasi warna – warna yang berseberangan satu sama lain dalam roda warna dan monolog; kombinasi satu warna dengan warna lain yang tingkat kecerahannya berbeda dalam roda warna.

Preferensi Pribadi

Menurut survei yang beredar, warna pink dan oranye jarang diminati sebagai cat rumah. Untuk sebagian orang lebih memilih untuk menggunakan warna – warna netral seperti hitam, putih, dan abu – abu maupun warna – warna soft seperti warna pastel, nudes, beige, dan cream untuk dekorasi dan pakaian karena dirasa lebih enak dipandang, mudah di kombinasikan dan kebetulan lebih menyukai warna – warna lembut.

Warna gelap maupun terang, pekat atau tidak pekat semua bisa digunakan tergantung penempatannya. Bayangkan, warna oranye cerah tidak mungkin digunakan pada logo perusahaan yang mengedepankan moto kecerdasan dan tanggung jawab begitupula dengan warna utama rumah sakit, tidak mungkin berwarna hitam yang biasa melambangkan kedukaan.

Demikian penulisan artikel yang saya tulis ini saya sampaikan, semoga dapat memperluas pengetahuan teman – teman mengenai warna melalui si warna oranye ini.

Terima kasih telah mampir membaca, maaf untuk segala keliruannya, saya pamit undur diri sampai jumpa. Hehe.

Daftar Pustaka

National Association of Realtors, 2021. Survey Reveals Least Popular Decorating Colors. https://www.nar.realtor/magazine/real-estate-news/home-and-design/survey-reveals-least-popular-decorating-colors (diakses 10 Desember 2023)

John Becker, 2019. The psychology of design: Orange in branding and marketing. https://www.impactplus.com/blog/the-psychology-of-design-orange-in-branding-and-marketing (diakses 10 Desember 2023)

Coloring Your Own. 2023. Color Psychology of Orange. https://coloringyourown.com/blogs/news/color-psychology-of-orange#:~:text=People%20who%20are%20more%20reserved,too%20attention%2Dgrabbing%20for%20them. (diakses 10 Desember 2023)

Marcopwnzatdrums, 2023. Top 10 Worst Colors. https://www.thetoptens.com/colors/worst-colours/. (diakses 10 Desember 2023)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image