Warna dijadikan Jimat untuk Menarik Pembeli
Bisnis | 2024-11-09 10:18:46Beberapa dari kita pasti pernah kecewa saat membeli baju di pusat pembelajaan. Awalnya nampak menarik tetapi saat dibawa ke rumah nampak biasa saja. Kita merasa warna atau model yang kita pilih tidak seindah dan semenarik saat di toko, mengapa bisa terjadi?. Hal ini karena efek warna, manusia memiliki 5 indra yang berfungsi untuk membantu kehidupan sehari- hari. Mata merupakan indra yang berperan penting saat kita hendak membeli sesutau. Melalui mata kita bisa mendaptakan informasi apakah produk tersebut menarik atau tidak.
Maka sudah menjadi umum bagi setiap pemilik usaha berusaha memanjakan mata para pembeli. Berbagai usaha akan dilakukan mulai dari pemilihan tempat yang strategis, pemilihan nama bran, sampai pemilihan warna yang tepat. Hal ini dilakukan karena warna memegang peran penting dalam dunia pemasaran.
Penelitian menyebutkan bahwa warna turut mempengaruhi keputusan pembeli sebayak 60-90%. Terlebih di dunia fashion, dimana warna memerankan peran penting, dikuti dengan model dan trend saat itu. Penelitian yang dilakukan oleh Khatak., dkk (2018) menyebutkan bahwa warna memegang peran dalam dunia marketing.
Peran Warna
Terdapat beberapa peran warna dalam dunia marketing diantaranya adalah:
1. Memberikan prespektif berbeda pada otak konsumen. Pemilihan warna yang tepat akan merubah prespektif seseorang. Seperti tahun lalu musim warna pastel, warna yang awalnya dianggap tidak menarik berubah menjadi warna yang banyak dicari.
2. Mempengaruhi mood dan emosi seseorang, seperti warna merah yang identik dengan marah dan berani, kuning dengan keceriaan, biru dengan sifat tenang dll.
3. Warna akan menambah nilai jual. Pilihan warna tertentu bisa memberikan kesan tersendiri, sehingga menambah nilai jual suatu produk. Seperti ada satu bran ice cream yang bungkusnya dominan warna hitam dengan branding minuman para sultan. Bran ini membandrol harga yang lumayan tinggi dibanding dengan produk serupa dari bran berbeda.
4. Sarana komunikasi perusahaan kepada konsumen. Warna adalah sarana promosi pada konsumen. Warna akan bercerita kepada konsumen detail produk tersebut, seperti city car yang di desain mungil dengan warna cerah. Produk ini di tujukan untuk penggunaan di dalam kota, dan cocok untuk yang berjiwa muda. Hanya dengan pemilihan warna konsumen sudah tau target pasar yang dituju.
5. Warna akan menjadi pembeda atau ciri khas dari sebuah perusahaan. Di Indoensia sendiri ada beberapa platform belanja online yang selalu identik dengan warna tententu, seperti toko oren, toko hijau. Cukup menyembut warnanya, konsumen sudah tau yang dimaksud toko yang mana.
6. Pengunaan warna untuk target market berbeda. Warna sendiri juga bisa bahkan membedakan gender, seperti pria cenderung menyukai warna natural seperti putih, hitam, abu-abu. Biasanya perusahaan akan emngunakan warna- warna cerah jika tergetnya dalah para wanita seperti pink, merah, kuning.
Tipe – tipe warna yang mempengaruhi pembeli
· Warna merah, orange, royal blue dan hitam, warna ini banyak digunakan untuk menarik banyak pembeli. Warna ini bisa kita temui di mall, penjual makan, outlet makanan cepat saji.
· Warna navy, dan biru, warna ini biasa kita temui di bank, departemenstore yang ditujukan untuk menarget pembeli dengan budget tertentu. Artinya pembeli akan membelanjakan uangnya dalam rentan buged yang sudah ditentukan sebelumnya, seperti belanja bulanan.
· Warna pink, merah, biru langit, putih cerah, adalah warna yang biasa kita temui di toko pakaian. Tujuan penggunaan warna ini adalah ingin membuat produk jauh lebih menonjol dan terlihat menarik. Maka usahakan saat membeli baju carilah ruangan yang sedikit gelap, maka anda bisa menemukan warna asli dari baju tersebut.
Jadi pemililk usaha tidak perlu ke dukun agar produknya laris, cukup konsultasi ke ahli untuk menemukan warna yang cocok.
Sumber:
Khattak, S. R., Ali, H., Khan, Y., Shah., M. 2018. Color Psychology In Marketing. Journal of Business and Tourism, Vol (04), 183-190
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.