Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Konsep Kepemimpinan Umat Islam Indonesia

Agama | Wednesday, 20 Dec 2023, 10:31 WIB

Salah satu persoalan umat Islam dalam sejarah pasca Rasulullah selalu mengundang perdebatan dan konflik adalah persoalan kepemimpinan umat Islam. Sepeninggal Rasulullah SAW, para sahabat mengalami konflik mengenai siapa yang paling repsentatif menduduki jabatan khalifah sepeninggal Rasulullah SAW.

Repsentatif kepemimpinan diukur dari dua kualitas integral, sebagaimana yang pernah dijalankan Rasulullah SAW dan keempat Khalifah, yaitu dilihat dari kualitas spiritual sebagai pemimpin agama (Ulama) dan sebagai pemimpin Negara (umara).

Pertama : Sebagai pemimpin agama seseorang haruslah merupakan orang yang paling bertakwa, orang yang betul memahami agama secara mendalam dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”. (QS. 49: 13).

Kedua : Sementara sebagai pemimpin Negara, haruslah merupakan orang yang memahami sekaligus mampu menjalankan tugas-tugas kenegaraan .

Prinsip ideal ini tentu sangat sulit dicapai ditambah lagi dengan kepentingan yang turut memperkeruh keadaan sehingga selalu muncul pihak-pihak oposisi yang sulit terpuaskan dengan kualitas orang terpilih pengganti Rasulullah SAW. Terbunuhnya Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib, semuanya akibat buruk dari konflik dan gerakan oposisi.

Jika kita akan melakukan refleksi kepemimpinan umat Islam, pertanyaan yang paling penting dan berguna adalah “pemimpin umat Islam yang mana dalam sejarah yang dapat kita jadikan cermin dalam rangka kepemimpinan umat Islam dewasa ini”.

Kepemimpinan Rasulullah SAW telah diakui oleh pengamat kritis antara lain Michael H. Hart dalam bukunya “Seratus tokoh paling berpengaruh didunia” bahwa Muhammad adalah pemimpin nomor satu yang berpengaruh di dunia, begitu pula dengan keempat khalifah, adalah kepemimpinan yang ideal, mereka seperti halnya Rasulullah SAW masih merupakan pemimpin politik, sekaligus pemimpin agama, Abubakar, bersifat bijaksana dan shaleh, Umar bersifat berani dan adil, Usman berperangai lembut dan Agamis, sementara Ali bin Abu Thalib bersifat/ berwatak berani dan bersikap ilmiah.

Dalam menghadapi situasi krisis kepemimpinan umat ini kiranya cukup penting dan relevan mengemukakan beberapa aspek penting dalam sejarah kepemimpinan Rasulullah SAW. Aspek tersebut kiranya dapat dipelajari, dihayati diinternalisasi dan diwujudkan dalam kerangka kepemimpinan umat sekarang ini dalam batas-batas kewajaran.

Dalam diri Rasulullah SAW berkumpul semua keutamaan yang dimiliki pada Nabi dan Rasul sebelumnya dan karena itulah Muhammad SAW “Asyratul anbiya” wal mursalin” oleh karena itu dirinya menjadi teladan yang baik sebagaimana Firman Allah SWT:

“Dalam diri Rasul itu ada contoh teladan yang baik”. (QS. Al-Ahzab : 21).

Rasulullah juga dikatakan sebagai tokoh Reformis dalam segala bidang, bidang aqidah, ibadah, akhlak, social, hukum, ekonomi, politik, dan dilakukan secara bertahap dalam waktu relative singkat. Rasulullah juga sebagai pemimpin umat manusia, dia tidak hanya dikatakan sebagai pemimpin umat Islam saja, tetapi sebagai pemimpin umat manusia.

.... dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.(Q.S.Saba’ 28 )

Rasulullah juga dikatakan sebagai pemimpin yang menciptakan situasi dan kondisi, juga sebagai peletak dasar perdamaian.

Atas dasar itu, sangatlah wajar jika umat Islam, mengidealkan sosok pemimpin masa kini yang memancarkan dan sekaligus memanifestasikan sebagian atau seluruh keutamaan yang dimiliki nabi.

Factor moral (akhlak) merupakan salah satu factor personal kepemimpinan Rasulullah SAW yang pantas dianut dan dikembangkan dalam rangka kepemimpinan umat Islam.

Dengan akhlak beliau berhasil melembutkan hati manusia yang keras, menundukkan sikap manusia yang kasar menimbulkan respek orang yang terhormat, menambah kecintaan pada orang-orang yang lemah dan miskin, meyakinkan kaum wanita terhadap perlindungan, unsur yang paling penting dalam akhlak beliau ialah sesuai kata dengan perbuatan, sesuai dengan ucapan dengan tingkah laku.

Salah satu aspek kepemimpinan Rasulullah SAW dan berhasil ialah kepedulian terhadap kaum dhuafa, melebihi kepedulian dirinya sendiri. Walaupun malaikat menawarkan bukit emas kepadanya, tetapi Muhammad memilih miskin dan berteman dengan sang miskin. Dalam doanya “Ya Allah, jadikanlah aku miskin dan kumpulkan aku bersama-sama orang-orang yang miskin.

Rasulullah dan orang-orang miskin sangat dekat dengan Allah maka Umat Islam hendaklah selalu memperhatikan nasib kaum dhuafa, orang lemah terlantar, orang tertindas, lebih dari itu mereka adalah saudara kita, mereka adalah tumbal-tumbal dari keberuntungan itu merupakan anugerah Allah yang dititipkan untuk fakir miskin.

Nabi mencintai umatnya melebihi cintanya pada diri sendiri. Saat Malaikat maut datang membawa perintah untuk mencabut nyawanya, sekaligus mengakhiri tugas kepemimpinan, nabi tampak gelisah memikirkan umat yang ditinggalkan Nabi bertanya kepada JIbril untuk memastikan nasib umatnya kelak diahirat “Kaifatakunu ummati yaumal qiyamah ya jibril? “Bagaimana nasib umatku dihari qiyamat ya jibril?.

Setelah mendapat kabar dari Allah bahwa tidak ada umat lain yang memasuki surga sebelum umat Muhammad berada didalamnya barulah Rasulullah SAW merasa lega dengan pandangan mata yang bersinar cerah Dan ketika sakaratul maut, beliau sempat memanggil-manggil “ ummati ..ummati .ummati, sampai nabi menghembuskan nafas yang terakhir.

Hadist Rasulullah saw

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُلٌ عَنْ رَاعِيَتهِ وَالْأِ مَامِ رَاعِ وَمَسْؤُلٌ عَنْ رَعِيَةِ وَالَّرجُلٌ رَاعٍ فِى أَهْلِهِ

وَمَسْؤُ لٌ عَنْ رَاعِيَتِهِ وَالْمَرْ أةُ رَاعِيَتِهِ فِى بَيْتِ زَوْجِهَا وَ مَسْؤُلٌ عَنْ رَاعِيَتِهَا وَاْلخَادِ مٌ رَاعٍ فِى مَالٍ

سَيِّدِهِ وَمَسْؤُلٌ عَنْ رَاعِيَتِهِ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤُلٌ عَنْ رَاعِيَتِهِ ( متفق عليه )

Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertangung jawaban Allah swt,Kepala negara adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya,Seorang suami adalah pemimpin dirumah tangganya dan dia bertanggung jawab terhadap keluarganya,Seorang isteri adalah pemimpin dirumah suaminya dan dia bertanggung jawab terhadap rumah tangganya, Seorang pembantu adalah pemimpin pada harta benda majikannya dan dia bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya (Mutta Faqun alaihi )

1.AMANAH

Amanah artinya dipercayai, seakar dengan iman. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya, orang yang amanah sangat dibutuhkan pada negeri ini ketika dia diberi amanah sebuah jabatan maka jabatan itu diemban dengan baik dan dengan penuh tanggung jawab, dia tidak menggunakan peluang itu untuk memperkaya diri, dia tidak menggunakan peluang itu untuk kepentingan golongan, keluarga, dan konconya, tetapi gunakan amanah itu sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya, dia sadar bahwa setiap amanah pasti diminta pertanggung jawaban baik didunia maupun diakhirat kelak, jika dia melaksanakan amanah dengan baik dia akan mendapat imbalan diakhirat, jika dia tidak amanah bahkan mengkhianati amanah tersebut maka akan mendapat siksaan dan membuat dia menyesal tidak bertepi, hal ini Allah mengingatkan kepada kita dalam Al-Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan juga janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS. Al-Anfal 8:27). Ditangan pemimpin yang amanahlah Indonesia dapat keluar dari krisis multi dimensi, dan saatnya pemimpin yang amanahlah yang akan memimpin bangsa ini.

2.BERSIFAT ADIL

Keadilan seorang pemimpin adalah sebuah tuntutan masyarakat, masyarakat merasa senang, merasa bahagia dan tentram bila melihat dan memliki pemimpinnya yang adil, adil bisa diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak yang benar, berpegang pada kebenaran, tidak sewenang-wenang, sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku, bila menghukum dihukum dengan adil tanpa memandang siapa pelakunya, Allah mengingatkan kepada kita dengan firmannya Apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil”. (QS. An-Nisa: 59).

Demikian Rasulullah pernah bersabda

Keadilan dalam Hukum

Rasulullah saw bersabda :

:اِنَّمَا اَهْلَكَ الَّذِ يْنَ مِنْ فَبْلِكُمْ اَنَّهُمْ كَانَُوْا اِذَ اْلأَسْرَقُ فِيْهِمْ الشَّرِيْفَى تََرَ كُوْهُ وَاِذَاسْرَقُ فِيْهِمُ الضَّعِْيفِ اَقَاَمُوْا عَلَيْهِمُ الْحَدَّ وَاللهُ لَوْ أَنَّ فَاِطمَةَ بِنْتِ مُحَمَّدْ سَرَ قَتْ لَقَطَعَتْ يَدَهاَ (رواه البخاري ومسلم )

“Sebenarnya hancur mereka sebelum kamu karena mereka menegakkan hukum atas rakyat jelata dan meninggalkan hukum atas orang besar. Demi Dia Allah yang jiwa ku ditangannya, seandainya Fatimah berbuat jahat maka pasti aku potong tangannya”. (HR. Muslim dan lainnya).

Mampukah pemimpin yang akan datang berani mengambil resiko dengan mengambil tindakan hukum para koruptor yang masih bebas atau mantan pejabat yang melanggar hak azasi manusia atau membiarkan para konglomerat hitam berkeliaran tanpa disentuh hukum sama sekali, jika hal ini akan dibiarkan terus maka lambat dan pasti hancur Negara ini, maka kini kita butuh pemimpin yang memliki keberanian dan memiliki platform yang jelas, untuk memperbaiki bangsa dan negaranya.

3. Pemimpin adalah teladan .Sebagai pemimpin ia menjadi teladan dan pelopor dalam segala bentuk kebaikan dan memberi contoh teladan Keberhasilan seorang sosok pemimpin adalah keteladanan Rasulullah saw berhasil membangun masyarakat Madinah menjadi masyarakat madani, oleh ahli sosiolog mengatakan bahwa masyarakat yang beradab karena, salah satu faktor adalah keteladan antara ucapan dan tindakan sejalan, maka kalau ingin menjadi pemimpin yang berhasil maka berikan keteladanan pada masyarkat maka masyarakat pasti akan mencintainya.

. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab 33 : 21 )

4.Pemimpin harus yang sehat jasmani dan rohani dan harus punya ilmu.

jika pemimpin yang tidak sehat dan kurang Ilmunya maka pemimpin itu menjadi pemimpin yang otoriter,pemimpin hanya sebagai boneka saja dia tidak punya kemampuan memenej organisais pemerintahan yang dia pimpinnya.

Firman Allah swt.

: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang Luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha mengetahui. (Q.S Al-Baqorah 2 : 247 )

Oleh karena itu mari kita memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani kita dan dapat membawa aspirasi masyarakat,.tentu ada kaidah yang berlaku memilih yang paling sedikit mudhoratnya.bagi umat Islam. Bukan yang paling populer,atau paling banyak dipilih rakyat.Jadilah menjadi pemilih yang cedas,karena setiap apa yang kita perbuat kita akan mempertanggung jawabkan pada hari Qiyamat kelak.

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Q.S Yasin 36 :65)

5.Pemimpin yang Saja’ah

Syaja’ah artinya keberanian. Orang yang disebut Syaji atau Syuja’. Keberanian adalah kemampuan jiwa untuk menyatakan sikap yang dapat dibaca atau diukur oleh pihak lain. Keberanian ada yang membutuhkan resiko fisik, moral maupun intelektual. Dalam keadaan Negara yang serba tidak menentu, keberanian mengambil keputusan, terobosan dan langkah-langkah jitu merupakan modal kepemimpinan yang harus ada bagi seorang calon pemimpin bangsa. Seorang pemimpin mesti berani mengambil sikap dan keputusan tegas, dikala sulit dan terjepit. Seorang pemimpin harus berani mengambil resiko sekecil apapun demi kepentingan bangsa dan Negara. Berani berkta ‘tidak’ kepada agen kapitalis dunia, berani melawan segala bentuk kejahatan dan keculasan yang ada di depan mata rakyat. Indonesia tidak membutuhkan figure pimpinan yang peragu, lari dari tanggungjawab saat memimpin, pengecut dan penghianat amanat rakyat. Figure calon pemimpin yang ragu hendaklah dijauhi. Pemimpin rakyat kedepan harus seorang pemimpin yang berani “Kulil hakku walau kana murran” katakanalah yang benar itu adalah benar walaupun pahit rasanya. Qur’an menyebutkan “Kebenaran itu berasal dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al-Baqarah: 147).

Berani tegak dimata dunia internasional tanpa merendahkan diri dan tidak mau didikte oleh Negara adi daya demi kepentingan politik luar negeri mereka, mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa, tidak menggantung diri atau belas kasihan bangsa lain, tidak menjual kehormatan bangsa dan negaranya

6. Pemimpin yang shaleh yaitu pemimpin yang adil dan bertaqwa kepada Allah swt

Ia bekerja disiang hari untuk kepentingan rakyatnya .Pada malam hari ia bermunajat kepada Tuhannya dan menyerahkan bebabn kkeuasaan itu kepadaNya unutk dimudah kan.pemimpin yang shaleh menganggap rakyatNya merupakan keluarga besarnya.yang lebih tua bagaikan orang tuanya dan lebih muda adalah anaknya,yang sebaya dianggap saudaranya .Pemimpin semcam ini jaminan kesejahteraan bagi rakyatnya lahir maupun batin.

7.Pemimpin adalah sebuah kepercayaan yang didaulatkan kepada Umat,pemimpin adalah amanah dan setiap amanah pasti akan diminta pertanggung jawaban Allah pada hari Qiyamat kelak,jika baik maka umatpun akan baik jika pemimpinnya jelek maka umatpun akan jelek. Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang siap menanggung konsekwensi atas segala keputusannya , siap mempertanggung jawabkan tindak tanduknya,selama memimpin baik kepada Allah maupun kepada masyarakat yang memilihnya,sebagai bentuk tanggung jawab. Pernah Umar bin Khattab menolak masakan daging yang lezat Karena dikala itu Kota Madinah mengalami kelaparan Untuk mengatasi hal itu, Umar memutuskan menyembelih hewan korban lebih banyak dan distribuskan kepada masyarakat yang kena krisis Petugas memberi beberapa potong daging yang empuk.Sebelum sempat disantap Umar bertanya ”Dari mana sumber daging ini? Dari kambing yang disembelih.”Maka Umar mengatakan”Aku akan menjadi pemimpin terjelek jika aku makan daging yang empuk ini dan menyisahkan tulang untuk orang lain.

8. Selain itu seorang pemimpin adalah seorang sosok yang siap berkorban pemimpin sejati baik tingkat legislatif,ekkutif dan yudikatif adalah sosok yang sewajarnya mengorbankan yang ia miliki .Ia curahkan tenaga .Waktu dan pikiran untuk membangun kehidupan yang layak dan kesehjahteraan bagi masyarakat.Kalau rakyat mengalami kekenyangan maka sayalah orang yang terakhir menikmati .Tapi rakyat merasakan kelaparan sayalah yang pertama merasakannya “Ujar Umar bin Khattab.

Pemimpin yang siap berkorban dan konditenya baik maka pemimpin yang layak dipilih, tetapi pemimpin yang hanya mengejar kedudukan dan uang maka pemimpin tersebut tidak layak dipilih karena nanti menjadi pemimpin dia akan mementingkan dirinya dan Keluarganya dan golongannya saja yang diutamakan.

Seharusnya menjadi pemimpin hendaklah berdiri diatas semua golongan tanggalkan partai yang mengusung seperti sosok Habibi ketika menjadi Presiden dia melepaskan Kepengurusan Golkar dia berdiri menjadi seorang negarawan.

9.Pemimpin adalah sosok pekerja keras siang dengan penuh kesungguhan dan optimisme dan malam hari pemimpin mendekatkan diri kepada Allah berdoa agar masyarakat dan rakyat yang dipimpin menjadi rakyat yang sejahtera lahir dan bathin.Oleh karena itu seorang pemimpin adalah seorang menjadi pelayan masyararakt bukan rakyat melayani.Suatu ketika Umar bin Khattab melakukan ronda Malam dia mendengar anak-anak menangis dan ternyata anak itu dalam keadaan lapar dan Umar bertanya kepada Ibunya yang sedang masak yang dimasak adalah batu,untuk mengelabui anak anak itu .Maka dengan serta merta Umar bersama Aslan pulang dan mengambil Gandum dan daging di Baitul maal dan memikul sendiri,ketika Aslan minta agar Aslan yang membawanya Umar mengatakan kamu tidak akan menggantikan pertanggung jawaban saya diakhirat kelak.Kemudian Umar yang memasak dan membagikan untuk dimakan anak-anak yang kelaparan .ini adalah pemimpin yang melayani bukan minta dilayani.

Ia melayani setiap warga dengan penuh kesabaran.jadi pemimpin adalah pelayan siapa yang menjadi pemimpin siap melayani masyarakat. Dengan pelayanan yang terbaik.

Firman Allah swt.

. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S At-taubah 9 : 105.)

10 BERJIWA DEMOKRASI

Pemimpin yang betul-betul dapat memperhatikan dan mendengarkan denyut hati nurani rakyat, pemimpin yang senatiasa memperhatikan nasib rakyat, pemimpin yang lebih mementingkan masyarakat umum (kaum buruh, tani, tukang becak, pekerja serabutan) mau mendengar jeritan hati nurani rakyat, pemimpin senantiasa tabayyun, tidak mudah menerima laporan tanpa melakukan penyelidikan dan pemimpin yang mau mengoreksi diri kalau diingatkan oleh masyarakatnya, mau meralat keputusan jika keputusan itu dilihat dari syariat dan konstitusi adalah salah, pemimpin yang mau menghargai perbedaan pendapat, pemimpin yang tidak berhati kasar, bersikap lemah lembut, memohon ampun kepada Allah dan mau memaafkan kesalahan bawahannya.

Allah berfirman “Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah, mereka mohon ampunilah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. (QS. Ali Imran 3:159).

Pemimpin yang berjiwa Demokrat, adalah senantiasa memikirkan kaderisasi, pergantian pemimpin secara konstitusi tidak ada keinginan berkuasa untuk selama-lamanya rotasi kepemimpinan dianggap suatu yang alami wajar dan berlaku dalam Negara demokrasi, sebab kepemimpinan yang terlalu lama ada kecenderungan otoriter dan korupsi, sebagaimana aksioma yang diungkapkan “Lord Acton” “Power tends to corrupt and absolute power tends to corrupt absolutely” (kekuasaan cenderung korupsi dan kekuasaan yang mutlak cenderung untuk korupsi secara mutlak pula”. Pimpinan terlalu lama juga akan melahirkan kultus individu, kelompok terlalu lama berkuasapun cenderung mengalami penumpukan visi, kekuasaan terlalu lamapun secara perlahan-lahan akan meyakini dirinya bahwa dirinya adalah personifikasi stabilitas dan eksistensi Negara dan ini membahayakan demokrasi “Sindrom Luis XIV L ‘etat moi (Negara democrat adalah senantiasa berpegang pada konstitusi dan moral serta etika dalam berbangsa dan bernegara, senantiasa menyiapkan kader-kader atau generasi muda untuk tampil memimpin bangsa dan Negara, lihat (QS. Maryam: 1-12).

11. ANTI KKN

Korupsi dinegeri ini yang mayoritas berpenduduk muslim ini sudah pada titik yang sangat membahayakan, Indonesia menempati rangking teratas dikawasan ASIA, dan rangking kelima untuk tingkat dunia. Sungguh ini tidak bisa dibiarkan. Membiarkan korupsi semakin merajalela sama artinya dengan menyerahkan hidup ini pada para koruptor yang semakin membuat rakyatnya sengsara. Rakyat kita menjadi bulan-bulanan dimata dunia internasional, sehingga malu mengaku sebagai orang Indonesia. Untuk itu kita membutuhkan figure pimpinan Nasional yang bersih dari KKN sehingga menjaga tauladan pada aparat pemerintah lainnya. Tetapi jika pemimpin nasional adalah bagian dari mereka yang korup, maka sudah bisa dipastikan pemberantasan korupsi hanyalah retorika belaka. Sungguh mission impossible menyerahkan pemberantasan korupsi pada pimpinan yang dirinya sendiri, keluarga dan kerabatnya terlibat didalamnya. Qur’an menyebutkan “Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi niscaya mereka sendiri mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan (QS. Al-Haj: 41) Hadits Rasulullah SAW “Barangsiapa mengangkat seseorang buat jabatan karena kekeluargaan, padahal ada orang yang lebih disukai Allah daripadanya, maka sesungguhnya ia telah mengkhianati Allah dan RasulNya dan kaum mukminin (HR. Hakim). Demikian selanjutnya dikatakan Rasulullah SAW “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya tunggulah kehancuran” (HR. Bukhari).

Rasulullah saw bersabda :

اِذَا وُسِدَ اْلأَ مْرُ اِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَا نْتَظِرُ السَّا عَةَ (رواه البخارى (

Artinya : Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya,tungguhlah kiyamat (HR Bukhari ).

Rasulullah saw bersabda :

مَنِ اسْتَعْمَلْ رَجُلاً عَلىَ عِصَابَةٍ وَ فِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَوْ ضَ اللهُ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَرَسُوْ لَهُ وَ الْمُؤْ مِنُوْ نَ (رواه الحاكم )

Barang siapa yang mengangkat seseorang suatu jabatan karena kekeluargaan,pada hal ada orang yang lebih disukai Allah dari padanya maka sesungguhnya ia telah mengkhianati Allah dan RasulNya dan kaum muslimin ( HR Bukhari ).

13. Syarat tambahan pemimpin Indonesia yang mayoritas beragama islam maka mau tidak mau harus yang dipilih adalah pemimpin yang beragama islam sesuai dengan agama mayoritas.walaupun persyaratan beragama islam itu pernah dicantumkan dalam UUD 1945 setelah itu dihapuskan menjadi Presiden adalah warga nergara Indonesia Asli. Dibalik dari itu sangat wajar dan pantas Presiden yang akan datang harus beragama Islam.Kalau Penguasa adalah beragama islam pasti masyarakat yang minoritaa pasti akan hidup aman dan tentram dinegara yang dipimpin oleh presiden yang beragama Islam, jika presidennya itu dipimpin oleh Presiden bukan Islam maka masyarakat Islam yang mayoritas pasti akan tertekan dan dibatasi ruang geraknya beribadahpun selalu mengalami gangguan.

Penulis adalah Almarhum Drs. H.Nurdin Hasan, M.Ag

Semoga Allah merahmati Beliau

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image