Strategi Manajemen Timses: Mengurai Kunci Sukses di Balik Layar Pemilu
Politik | 2023-12-20 00:18:41Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Gubernur (Pilgub), Pemilihan Walikota (Pilwakot) dan Pemilihan Bupati (Pilbub) juga Pemilihan Calon Legislatif (Pilcaleg) di pusat, provinsi dan daerah didukung oleh Tim Sukses (Timses). Bagaimana menjadi Timses yang sukses tidak sekedar mendudukkan calon yang didukung?. Bagaimana kiat Timses agar sukses mendudukkan yang didukung dalam Pilkada sekaligus sebagai momentum pembelajaran politik rakyat?.
Pengamat Sosial dan Politik dan Akademisi Universitas Abulyatama (Unaya), Aceh Besar Usman Lamreung mengatakan Tim Sukses (Timses) sangatlah penting untuk menentukan keberhasilan caleg dan partai politik dalam meraih kursi di parlemen, baik DPR RI, DPR Aceh, dan DPR Kabupaten/kota. "Namun jika ingin menang seorang calon legislatif harus menyusun strategi yang efektif," ungkap Usman yang juga dosen Universitas Abulyatama (Unaya) Aceh Besar ini, Selasa (20/6/2023). Menurut Usman, ada sejumlah strategi pemenangan caleg yang bisa dilakukan oleh partai politik, tim sukses atawa caleg itu sendiri. Mungkin salah satu strategi yang dia nilai penting adalah menjalin koneksi dan komunikasi dengan masyarakat di wilayah dapil (daerah pemilihan). "Tentu saja hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan dengan berbagai elemen, tokoh masyarakat, kelompok pengajian, arisan, dan kegiatan lainnya yang dapat membangun kepercayaan dan citra positif kepada caleg," tutur Usman.
Strategi lain juga perlu dilakukan, seperti mempromosikan diri secara intensif. Maka disitu caleg memperkenalkan dirinya sebagai sosok yang layak diberi kepercayaan untuk dipilih karena memiliki kompetensi, integritas, dan dedikasi pada masyarakat. "Jadi hal itu dapat dilakukan Timses melalui media sosial, media massa, brosur, spanduk, media sosial dan kegiatan- kegiatan sosial lainnya," kata Usman Lamreung menyarankan. Untuk mewujudkan semua itu perlu disusun strategi pemenangan caleg dan selain menyusun tim pemenangan yang solid dan handal. Namun yang dipercaya menjadi Timses tidak seberangan orang. Tim harus orang-orang terpilih, yang terdiri dari orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam merancang strategi kampanye, komunikasi, promosi, dan teknologi informasi. "Jadi tim harus memiliki kemampuan untuk mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan kampanye," tuturnya.
Menjaga integritas dan kredibilitas caleg
Kemudian juga mampu membuat program kerja yang konkret dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Program kerja dapat berupa program pengentasan kemiskinan, lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pembangunan infrastruktur serta lain-lain. Program kerja jangan dibuat sembarangan, harus disusun berdasarkan hasil survei dan kajian kebutuhan masyarakat di wilayah daerah pemilihan (dapil). Namun ada yang tidak boleh diabaikan dan sangat penting adalah menjaga integritas dan kredibilitas sebagai seorang caleg. Dan caleg harus terhindar dari kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan penipuan. Lantas terkait dengan sikap, maka caleg kata Usman, juga harus memperlihatkan sikap yang jujur, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. "Nah, dengan menjaga integritas dan kredibilitas, maka masyarakat akan lebih percaya dan memilih caleg sebagai wakilnya di parlemen," kata Usman. Terlepas dari semua itu tim pemenangan juga penting mengoptimalkan teknologi informasi dalam kampanye. Menurut Usman Lamreung, caleg tidak hanya perlu, tapi harus memanfaatkan teknologi. Seperti memanfaatkan media sosial, situs web, aplikasi, dan teknologi lainnya untuk membangun citra positif dan menyebarkan program-program kerjanya. "Tentu saja harapan terhadap semua strategi tersebut untuk dapat meningkatkan efektivitas kampanye dan memperluas jangkauan pesan caleg kepada masyarakat," ujarnya. Selain itu tim sukses harus menjaga keterlibatan pemilih setelah kampanye selesai. Pemilih harus merasa bahwa caleg masih peduli dengan mereka dan memperjuangkan kepentingan mereka di parlemen. Tim sukses harus membantu caleg dalam menjaga komunikasi dengan pemilih dan menjaga hubungan baik dengan mereka.
Mengonsolidasi organisasi pendukung hingga tingkat desa
Melakukan konsolidasi organisasi-organisasi pendukung hingga tingkat desa merupakan jenis strategi politik populer di Indonesia. Tidak seperti DPRD tingkat provinsi, cakupan wilayah kerja DPRD kabupaten lebih kecil. Dengan kata lain, target pemilih caleg juga lebih sempit sehingga masyarakat tingkat desa sekalipun harus dilibatkan di dalamnya. Ini bisa dilakukan dengan cara memperkuat himpunan organisasi loyalis bahkan di tingkat terkecil, yaitu desa. Menurut Rusnani dan Bambang Hermanto dalam Jurnal "Performance" Bisnis & Akuntansi (2015) konsolidasi dilakukan agar tim sukses bisa mengidentifikasi permasalahan masyarakat hingga tingkat terkecil. Permasalahan tersebut nantinya bisa dimanfaatkan oleh caleg dengan menawarkan solusi-solusi yang bermanfaat.
Merespons isu-isu yang sedang ramai
Isu-isu sosial yang sedang ramai juga bisa digunakan dalam merancang strategi pemenangan caleg. Isu-isu sosial yang sedang ramai bisa berupa kebakaran hutan, pungutan liar, kriminalitas, kemiskinan, dan sebagainya. Pemanfaatan isu-isu yang sedang ramai bisa melalui visi, misi, maupun program kerja. Masih menurut Rusnani dan Hermanto, kepekaan caleg dalam suatu isu sosial dapat memberi citra positif kepada caleg. Caleg yang lebih responsif terhadap isu hangat cenderung dipandang betul-betul memperhatikan kepentingan rakyat. Namun, pastikan dalam merespons isu-isu tersebut dilakukan secara bertanggung jawab. Artinya, caleg sebisa mungkin tetap netral, tidak memihak atau menyinggung pihak lain apa lagi lawan, namun tetap solutif.
Menjalin hubungan dengan spektrum politik berlawanan
Berdasarkan studi yang rilis di jurnal Revie Internationale de Psycholigie Sociale (2006), ditemukan bahwa menjalin hubungan dengan spektrum politik berlawanan bisa menjadi strategi pemenangan yang efektif. Spektrum politik adalah klasifikasi partai, aktor, atau ideologi politik berdasarkan satu atau lebih sumbu yang membandingkannya. Di Indonesia dan kebanyakan negara-negara di dunia spektrum politik terbagi menjadi dua, yaitu sayap kiri dan sayap kanan. Politik sayap kiri dikaitkan dengan sifat-sifat politik yang modern, kebebasan, kesetaraan, reformasi, perjuangan sosial, dan sebagainya. Sedangkan, politik sayap kanan lebih konservatif, tradisional, nasionalisme, dan menjunjung tinggi hierarki dan peraturan. Spektrum politik ini berkaitan dengan favoritisme pemilih. Artinya, kelompok pemilih tertentu dapat memilih parpol bukan berlandaskan program kerjanya saja, tetapi juga spektrum politiknya. Oleh karena itu, penelitian tersebut menemukan bahwa menjalin hubungan dengan spektrum politik berlawanan dapat memperluas cakupan pemilih. Namun, strategi ini cenderung agresif dan berisiko. Pasalnya, dalam kasus tertentu partai politik bisa kehilangan pendukungnya jika hubungan dengan spektrum politik berlawanan dilakukan secara gegabah. (Yonada Nancy , 2023)
Menerapkan kampanye secara digital dan fisik
Kampanye secara digital dan fisik juga merupakan strategi pemenangan caleg yang banyak dilakukan berbagai tim sukses. Kampanye secara fisik dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan citra caleg. Kampanye secara digital bisa dilakukan dengan memanfaatkan televisi, media sosial, dan media digital,youtube, atau yang sedang ramai yaitu platform Tiktok. Sedangkan kampanye fisik bisa memanfaatkan baliho, spanduk, kaus, mug, brosur, debat atau diskusi terbuka, dan sebagainya.
Kesimpulan
program kerja tim sukses caleg di buat untuk dapat membantu caleg dalam memenangkan pemilihan dan mencapai tujuan sang caleg. Maka tim sukses harus membantu caleg dalam membentuk timses yang solid. Anggota Timses harus mengenal pemilih, membuat strategi kampanye, membangun branding, menyebarluaskan pesan kampanye, mengatur jadwal kampanye. Selain itu timses juga melakukan kampanye door to door, melakukan pertemuan dengan pemilih, melakukan rapat umum, mengorganisir debat publik, menerapkan teknologi terbaru, mengatur logistik kampanye, menggunakan sumber daya lokal.
Indriya Valentina Manajemen Universitas Pembangunan Jaya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.