Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tika Rostika

Partisipasi Politik yang tidak Merata: Kesenjangan Mencolok, Demokrasi Terancam?

Politik | 2025-01-15 23:34:11

"Indonesia, negara demokrasi dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, seharusnya menjadi ruang bagi semua warga untuk berpartisipasi dalam menentukan arah negaranya. Namun, realitasnya, partisipasi politik di Indonesia masih jauh dari ideal, bahkan diwarnai dengan ketidakmerataan yang mencolok. Kesenjangan ini bukan hanya soal angka, melainkan ancaman serius bagi kualitas demokrasi kita".

"Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum".

1. Kesenjangan Gender:

- Meskipun angka perempuan di parlemen terus meningkat, representasi perempuan di politik masih jauh dari ideal. Fakta ini menunjukkan bahwa masih banyak hambatan yang dihadapi perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam politik.

- Faktor budaya patriarki dan diskriminasi menjadi salah satu penghambat. Kurangnya akses terhadap pendidikan politik dan peluang kepemimpinan politik juga menjadi kendala bagi perempuan untuk meraih posisi strategis dalam pemerintahan.

- Contoh kasus Meskipun UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mewajibkan 30% keterwakilan perempuan di parlemen, namun angka representasi perempuan di DPR RI masih di bawah target. Di tingkat daerah, seperti DPRD, angka representasi perempuan juga masih rendah di banyak daerah.

2. Kesenjangan Kelas Sosial:

- Akses terhadap sumber daya politik, seperti modal, jaringan, dan informasi, menjadi faktor kunci dalam partisipasi politik. Namun, akses ini cenderung tidak merata di berbagai kelas sosial.

- Kelas menengah dan atas memiliki akses yang lebih mudah terhadap pendidikan politik, informasi tentang kebijakan, dan peluang untuk terlibat dalam proses politik. Sehingga, representasi mereka di parlemen dan pemerintahan cenderung lebih banyak.

- Contoh kasusKelompok masyarakat kelas bawah dan masyarakat di daerah terpencil seringkali tidak memiliki akses yang sama dengan kelas menengah dan atas untuk berpartisipasi dalam proses politik.

3. Kesenjangan Wilayah:

- Di Indonesia, perbedaan tingkat partisipasi politik antara daerah perkotaan dan pedesaan masih mencolok. Akses terhadap infrastruktur, pendidikan, dan informasi politik di daerah terpencil masih sangat terbatas.

- Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat pemahaman politik, minimnya kesadaran berpolitik, dan terbatasnya akses untuk terlibat dalam proses politik. Akibatnya, suara rakyat di daerah terpencil seringkali tidak terwakili dengan baik.

- Contoh kasus di Desa terpencil, yang terletak di wilayah pegunungan terpencil, warga kesulitan mendapatkan informasi tentang politik dan pemilihan umum. Mereka tidak memiliki akses internet, sinyal telepon yang lemah, dan minimnya media massa yang menjangkau daerah mereka.

Ketidakmerataan partisipasi politik merupakan ancaman serius bagi kualitas demokrasi di Indonesia. Untuk mewujudkan demokrasi yang partisipatif dan berkeadilan, perlu dilakukan upaya untuk mengatasi kesenjangan yang ada.

- Pemerintah dan lembaga terkait perlu berupaya meningkatkan akses pendidikan politik, mendorong kesetaraan gender dalam politik, dan memastikan akses yang merata terhadap informasi politik bagi semua lapisan masyarakat. Partisipasi politik yang merata adalah kunci bagi terwujudnya pemerintahan yang responsif dan representatif.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image