Mengurai Kesalahan Berbahasa pada Surat Resmi SMK PGRI 5: Tataran Morfologi
Eduaksi | 2023-12-18 18:38:14Surat resmi adalah alat komunikasi formal yang penting dalam dunia pendidikan, jadi kesalahan berbahasa di dalamnya dapat memberikan kesan tidak profesional dan merugikan reputasi institusi. Kesalahan bahasa dalam surat resmi SMK PGRI 5 akan dibahas secara komprehensif dalam artikel ini, dengan penekanan khusus pada tataran morfologi.
Morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang menyelidiki pembentukan dan bentuk kata (Chaer, 2015: 3). Namun, menurut Ramlan (2019: 29), morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk-beluk kata, serta bagaimana perubahan bentuk kata berdampak pada arti dan golongan kata.
Kesalahan dalam penggunaan kata baku adalah salah satu kesalahan yang paling umum. Kesalahan semacam ini dapat membahayakan reputasi sekolah dan menunjukkan ketidakhati-hatian dalam pembuatan dokumen resmi. Di sisi lain, sebuah kalimat dapat terlihat tidak profesional jika tensesnya tidak cocok. Surat resmi harus menggunakan tenses yang sama saat digunakan sekarang dan di masa depan. Pembaca dapat tertipu oleh kesalahan ini dan mengurangi kredibilitas pesan.
Dalam morfologi, penggunaan afiks (awalan, sisipan, dan akhiran) sering menunjukkan kefasihan berbahasa. Namun, kesalahan afiksasi, seperti penggunaan afiks yang tidak sesuai dengan konteks, dapat merusak struktur kata dan memberikan kesan yang tidak akurat dalam komunikasi. Selain itu, penggunaan pronomina yang tidak tepat juga sering ditemukan dalam surat resmi SMK PGRI 5. Misalnya, penggunaan "kami" yang seharusnya "kita" ketika merujuk pada keseluruhan anggota sekolah. Kesalahan semacam ini dapat menimbulkan kesan kurang koordinatif dan bersatu padu.
Ada beberapa kesalahan berbahasa yang di temukana dalam surat resmi SMK PGRI 5, di antaranya pertama, penggunaan spasi sebelum tanda baca titik dua (:). Dalam surat tersebut, selalu menggunakan spasi sebelum tanda baca titik dua (:), contohnya dalam kata “bidang studi keahlian : bisnis dan manajemen.”. Hal tersebut tidak tepat, yang tepat adalah “bidang studi keahlian: bisnis dan manajemen.
Kesalahan kedua adalah penggunaan kata yang tak baku. Dalam surat tersebut banyak sekali ditemukan kata yang tak baku, di antaranya “nopember”, “hal.”, “wal’afiat”, “sehari hari”, “nara sumber”, dan “kerjasama”. Kata-kata tersebut bukanlah kata yang baku, karena tidak ada dalam KBBI. Kata yang baku adalah “November”, “Perihal”, “walafiat”, “sehari-hari”, “narasumber”, dan “kerja sama”.
Kesalahan ketiga adalah banyak sekali pemakainan spasi yang lewah. Contohnya dalam kata “PT (Perguruan Tinggi )”, “Mahasiswa / HIMA”, dan “Keahlian OTKP/ Perkantoran”. Yang tepat adalah menghapus semua spasi sebelum tanda kurung tutup dan garis miring, menjadi “PT (Perguruan Tinggi)”, “Mahasiswa/HIMA”, dan “Keahlian OTKP/Perkantoran”.
Kesalahan keempat adalah adanya frasa yang tidak memiliki konteks. Seperti pada frasa “agar siswa yang mau melanjutkan .” Pada frasa tersebut tidak diketahui siswanya ingin melanjutkan ke mana, alhasil kalimatnya menjadi tak berarti. Contoh lain dalam frasa “Demikianlah untuk dapat dimaklumi.” Pada frasa tersebut tidak jelas maksudnya, apa yang harus dimaklumi? Suratnya, atau apa?
Surat resmi harus ditulis dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami karena kesalahan yang terlalu rumit dan panjang dapat menyulitkan pembaca untuk memahami isi surat. Oleh karena itu, pastikan untuk menyusun kalimat yang singkat, padat, dan informatif.
Dengan memahami dan memperbaiki kesalahan-kesalahan berbahasa pada tataran morfologi ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas komunikasi resmi dengan memahami dan memperbaiki kesalahan berbahasa pada tataran morfologi ini. Semoga artikel ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang betapa pentingnya menjaga reputasi dan profesionalisme institusi pendidikan dengan menggunakan bahasa yang benar saat menulis surat resmi.
Referensi:
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses. Jakarta: Rineke Cipta.
Ramlan. (2019). Morfologi suatu tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UGM Press.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.