Menyandera Tuhan, Merujuk Iblis
Sastra | 2022-01-05 11:36:26Menitip Asa
aku pernah menitip asa
di bukit Shafa
entah kapan
akan kembali kusapa
Azam
di Multazam
aku menghunjam azam
untuk tidak kembali
menodai diri
Merujuk Iblis
dulu,
di bumi Mina nan suci
iblis kucerai, kulempari sarat benci dan caci
kini,
di bumi nan tak suci
iblis kurujuk, erat hangat kupeluk
dalam desah nafas kehidupan
nan pekat dengan keingkaran dan kemunafikan
Menyandera Tuhan
Tuhan, maafkan aku
selalu menyandera-Mu,
tak mengizinkan-Mu mengikuti kehidupanku
menemani segala tindak dan karyaku
Tuhan, maafkan aku
selalu menyandera-Mu di kesucian rumah dan kitab -Mu
nama Agung-Mu kucukupkan tertulis di kitab suci-Mu
tidak di dalam hati dan kehidupanku
Tuhan, percayalah kepadaku
kitab suci-Mu telah kusimpan rapi
bersama jejeran buku-buku di lemari
namun maaf, tidak kusimpan di dalam hati
Tuhan, maafkan aku
yang enggan membawa-Mu
dalam segala urusan kehidupanku
aku enggan Kau ikut campur,
aku enggan urusan duniawiku Kau atur
Tuhan, maafkan aku
yang selalu menyandera-Mu
aku baru melepaskan-Mu,
kembali membuka pintu, menemui-Mu
di kesuciaan kitab dan rumah-Mu
pada saat kehidupanku sesak keluh, dan kesah
Cisurupan Garut, Awal Januari 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.