5 Cara Membebaskan Anak Dewasa Anda dari Self-Talk yang Negatif
Parenting | 2023-12-17 10:41:23Semakin saya mengingatkan diri saya saat saya bangkit kembali, semakin saya maju.
Poin-Poin Penting
· Pembicaraan diri sendiri (self-talk) yang negatif dapat berdampak signifikan pada kehidupan anak-anak dewasa.
· Orang dewasa muda lebih produktif ketika merefleksikan upaya mereka versus apa yang menurut mereka pantas mereka terima.
· Memberdayakan self-talk dapat menjadi alat yang ampuh untuk melakukan perubahan, seperti “Saya masih dalam proses, dan itu tidak masalah.”
Berdasarkan konseling yang diberikan kepada banyak anak dewasa selama bertahun-tahun, self-talk mereka membentuk cetak biru kesuksesan mereka atau menciptakan hambatan yang menghambat kemajuan mereka dalam hidup. Pikiran yang merugikan diri sendiri, khususnya, melukai anak-anak dewasa. Mereka menghambat kesejahteraan emosional dan kepuasan hidup mereka secara keseluruhan.
Pola Berpikir Negatif Menimbulkan Perjuangan bagi Anak-anak Dewasa
Rahman, usia 28, mencari konseling dengan saya setelah gagal di tiga perguruan tinggi. Dia berulang kali diberitahu betapa dia "super pintar" ketika masih kecil, tetapi seiring waktu mulai berpikir, "Saya membodohi semua orang karena saya bodoh sekali." (Rahman cerdas tetapi tidak pernah belajar menangani masalah fungsi eksekutifnya.)
Contoh lain dari pemikiran negatif dari anak-anak dewasa yang bekerja dengan saya adalah:
· Akulah kegagalan keluarga ini.
· Tidak ada yang berjalan baik bagiku, aku tidak bisa istirahat.
· Bagaimana jika aku tidak pernah bisa menyatukan hidupku?
· Aku hanya dimaksudkan untuk menjadi pengacau.
Membebaskan diri dari pola pikir negatif memerlukan kesadaran diri, penyusunan ulang kognitif, dan komitmen untuk mengembangkan pola pikir yang lebih positif. Sekarang mari kita lihat lima pesan self-talk yang memberdayakan yang akan sangat membantu anak-anak dewasa yang merasa terjebak atau gagal dalam hidup mereka.
5 Pernyataan Self-Talk yang Memberdayakan
Berikut lima frasa self-talk yang memberdayakan untuk membantu anak-anak dewasa mengesampingkan pikiran negatif dan membimbing mereka menuju ketahanan dan pemberdayaan diri.
1. "Semakin saya mengingatkan diri sendiri saat saya bangkit kembali, semakin saya bisa bergerak maju."
Anak-anak dewasa dapat mengambil manfaat dari keyakinan bahwa tantangan adalah peluang pertumbuhan. Dengan mengakui kapasitas ketahanan mereka, anak-anak dewasa yang mengalami kesulitan dapat menghadapi kesulitan dengan rasa percaya diri yang baru.
2. "Mengetahui nilai saya berarti tidak mendefinisikan diri saya berdasarkan kegagalan masa lalu."
Kita memikul beban pengalaman masa lalu kita. Pembicaraan pada diri sendiri yang memperkuat harga diri sangat penting dalam mengarahkan anak-anak dewasa untuk terus berjuang meskipun mengalami kekecewaan. Salah satu pendekatan konseling saya adalah dengan berdiskusi mengenai pengakuan terhadap nilai diri sendiri, terutama bagi mereka yang mengalami banyak kemunduran.
3. “Memikirkan upaya dan tindakan saya lebih produktif daripada berfokus pada apa yang pantas saya dapatkan.
Ketika anak-anak yang sudah dewasa fokus pada apa yang menurut mereka pantas mereka dapatkan, mereka cenderung mengambil mentalitas korban yang merugikan diri sendiri ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun, ketika mereka memecahkan masalah secara konstruktif, hal ini dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan pribadi.
4. "Saya menerima ketidakpastian sebagai peluang untuk berkembang."
Saat menghadapi ketidakpastian, “Bagaimana jika?” adalah ungkapan yang saya dengar dari banyak anak-anak dewasa yang sedang berjuang dan menempatkan mereka di jalan tol menuju kecemasan yang luar biasa. Namun, mengubah ketidakpastian sebagai peluang untuk mendapatkan hasil yang positif akan mendorong anak-anak dewasa untuk keluar dari zona nyaman mereka, menghadapi ketakutan, dan berjuang untuk mencapai tujuan yang bermakna.
5. "Saya sedang dalam proses, dan tidak apa-apa."
Kesempurnaan adalah standar yang tidak dapat dicapai yang sering kali menimbulkan keraguan dan frustrasi. Ketika anak-anak dewasa melihat diri mereka sebagai pekerjaan yang sedang berjalan, mereka membuka diri terhadap rasa kasihan pada diri sendiri dan menerima ketidaksempurnaan. Hal ini mendorong anak-anak dewasa yang mengalami kesulitan untuk merayakan kemajuan, betapapun kecilnya, dan menjalani hidup dengan rasa ingin tahu.
Berikut adalah contoh bagaimana Anda dapat mendorong anak Anda yang sudah dewasa untuk membuka diri terhadap pesan-pesan self-talk yang positif ini.
Menginspirasi Self-Talk Positif pada Anak Dewasa Anda
Sebagai orang tua yang penuh kasih sayang dan perhatian, Anda tetap memengaruhi (baik atau buruk) cara berpikir dan perasaan anak Anda yang sedang mengalami kesulitan. Dialog berikut menunjukkan bagaimana Marlina berbicara kepada putranya yang sudah dewasa, Sandi, berusia 29 tahun. Dia menggunakan pendekatan yang tenang, tegas, dan tidak mengendalikan.
Marlina: (tersenyum hangat) Herman, bisakah kita ngobrol sebentar?
Herman: (penasaran tapi hati-hati) Entahlah, Bu. Oke, terserah. Ada apa?
Marlina: (dengan lembut) Aku memikirkan tentang kamu dan semua kualitas luar biasa yang kamu miliki. Ya, hidup bisa membuat kita bingung, tapi aku ingin kamu selalu mengingat sesuatu yang penting.
Herman: (mendengarkan dengan penuh perhatian) Apa itu?
Marlina: (dengan semangat) Kamu sedang belajar dan berkembang. Kamu telah menyaksikan ketangguhan, tekad, dan kebaikanmu. Misalnya, bagaimana kamu menginspirasi anak-anak kecil tersebut ketika kamu menjadi sukarelawan di penampungan hewan peliharaan. Sifat-sifat tersebut merupakan bukti bahwa kamu adalah orang yang kuat dan penuh perhatian.
Herman: (tersenyum ragu-ragu) Tentu...Bu. Kukira.
Marlina: (menegaskan) Tidak, sungguh. Kamu sempat ragu bahwa perguruan tinggi tepat untuk kamu, namun kamu mencobanya. Dan meskipun merasa putus asa, kamu tetap berusaha dan melamar beberapa pekerjaan. Yaitu kamu mengambil tindakan dalam menghadapi ketidakpastian. Itu mengetahui nilaimu, Herman, bagus untukmu.
Herman: (mengangguk) Aku sedang berusaha, Bu, tapi hidupku terasa buruk bagiku.
Marlina: (dengan percaya diri) Aku mendengarmu, Herman. Kita semua menghadapi keraguan dan ketidakpastian, namun cara kita berbicara kepada diri sendirilah yang membuat perbedaan.
Herman: (penasaran) Maksudnya apa?
Marlina: (dengan penuh dukungan) Maksudku, alih-alih berfokus pada apa yang mungkin salah—aku juga melakukan hal yang sama—kamu berhutang pada diri sendiri untuk merefleksikan kesuksesan dan mengakui kekuatanmu.
Herman: (bijaksana) Ya, tapi aku sering merasa seperti aku belum melakukan hal buruk dalam hidupku.
Marlina: (dengan nada meyakinkan) Kamu memiliki serangkaian bakat dan potensi unik dalam dirimu. Bagaimana jika kamu tidak tahan dengan guru sejarahmu di tahun pertama sekolah menengah atas, tetapi kamu akhirnya mendapat nilai 85 di kelas itu? Atau, ketika kamu bekerja sebagai juru masak selama lebih dari setahun untuk koki yang malang itu. Kmu berhasil melewatinya dengan berfokus pada upayamu, bukan pada apa yang kamu pikir pantas kamu dapatkan.
Herman: (bersyukur) Terima kasih, Bu. Saya akan mencoba mengingatnya.
Marlina: (memeluk Herman) Ingatlah, kita semua masih dalam proses. Dan apa pun yang terjadi, aku di sini untuk mendukungmu.
Naskah ini menekankan Marlina, memperkuat kekuatan dan ketahanan Herman. Dia menginspirasinya untuk mempertimbangkan self-talk positif sambil mengungkapkan dukungan dan keyakinan pada kemampuannya.
Catatan Akhir
Orang dewasa muda yang berjuang dengan masalah kesehatan mental yang terus-menerus dapat memperoleh manfaat dari berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental. Harap pertimbangkan untuk mendorong konseling kesehatan mental bagi orang dewasa muda yang mengalami kesulitan ini.
***
Solo, Minggu, 17 Desember 2023. 10:31 am
Suko Waspodo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.