Kota Ruteng: Kepingan Surga yang Jatuh ke Bumi
Wisata | 2023-12-16 06:48:30
Kota Ruteng: Kepingan Surga yang Jatuh ke Bumi

Kota Ruteng adalah salah satu kota yang berada di bagian barat pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Manggarai, NTT. Kota ini telah ditetapkan menjadi ibu kota Kabupaten Manggarai sejak daerah ini dibentuk menjadi sebuah kabupaten
Sejarah
Kota Ruteng memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Kota ini dulunya merupakan pusat kerajaan Manggarai, yang berdiri sejak abad ke-16. Kerajaan Manggarai memiliki hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusa Tenggara, seperti Bima, Sumbawa, Ende, dan Larantuka. Kerajaan Manggarai juga pernah berinteraksi dengan bangsa-bangsa asing, seperti Portugis, Belanda, dan Jepang
Pada tahun 1907, Belanda menguasai kerajaan Manggarai dan menjadikannya sebagai bagian dari Hindia Belanda. Belanda membangun infrastruktur dan fasilitas di kota Ruteng, seperti jalan, sekolah, rumah sakit, dan gereja. Belanda juga membawa para misionaris Katolik yang menyebarkan agama Kristen di daerah ini
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), kota Ruteng mengalami kehancuran dan kesengsaraan. Banyak penduduk yang menjadi korban kekejaman tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, kota Ruteng menjadi bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1958, Kabupaten Manggarai resmi dibentuk dengan kota Ruteng sebagai ibu kotanya2
Geografis
Kota Ruteng terletak di dataran tinggi di ujung barat pulau Flores, dengan ketinggian rata-rata 1.200 meter di atas permukaan laut. Kota ini memiliki iklim subtropis, dengan suhu rata-rata 20°C dan curah hujan sekitar 3.500 mm per tahun. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan, lembah, dan hutan yang indah3
Kota Ruteng memiliki luas wilayah 72,64 km², yang terbagi menjadi 18 desa dan 1 kelurahan. Jumlah penduduk kota Ruteng pada tahun 2021 adalah 44.020 jiwa, dengan kepadatan 606 jiwa/km². Mayoritas penduduk kota Ruteng adalah suku Manggarai, yang menggunakan bahasa Manggarai sebagai bahasa sehari-hari. Selain itu, ada juga pendatang dari suku-suku lain di NTT, seperti Bajawa, Ende, Lio, dan Lamaholot
Budaya
Kota Ruteng memiliki budaya yang kaya dan unik, yang dipengaruhi oleh tradisi suku Manggarai dan agama Katolik. Salah satu budaya yang terkenal adalah Caci, yaitu tarian perang yang menggunakan cambuk dan perisai sebagai alatnya. Caci biasanya dilakukan dalam rangka perayaan adat, seperti panen, pernikahan, atau kematian. Caci merupakan simbol keberanian, kekuatan, dan keindahan bagi masyarakat Manggarai.
Selain Caci, kota Ruteng juga memiliki budaya lain, seperti Compang, yaitu lingkaran batu yang menjadi tempat pemujaan leluhur dan roh-roh alam. Compang biasanya terdapat di tengah-tengah desa atau ladang, dan dihiasi dengan bendera-bendera berwarna-warni. Compang merupakan pusat kehidupan sosial dan religius bagi masyarakat Manggarai.
Kota Ruteng juga memiliki budaya kuliner yang lezat dan sehat, seperti jagung, ubi, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Makanan khas kota Ruteng adalah se’i, yaitu daging sapi atau babi yang diasapi dengan kayu ara. Se’i biasanya disajikan dengan nasi jagung, sambal, dan sayur-sayuran. Se’i merupakan makanan favorit bagi masyarakat Manggarai, terutama saat ada acara-acara besar.
Pariwisata
Kota Ruteng memiliki potensi pariwisata yang menarik dan beragam, mulai dari alam, budaya, hingga sejarah. Beberapa tempat wisata yang populer di kota Ruteng adalah:
- Danau Ranamese, yaitu danau vulkanik yang berada di kaki gunung Ranaka, sekitar 24 km dari kota Ruteng. Danau ini memiliki air yang jernih dan dingin, serta dikelilingi oleh hutan pinus dan pohon-pohon lainnya. Danau Ranamese merupakan tempat yang cocok untuk bersantai, berkemah, atau memancing.
- Bukit Golo Curu, yaitu bukit yang berada di desa Golo Curu, sekitar 17 km dari kota Ruteng. Bukit ini memiliki pemandangan yang spektakuler, yaitu sawah-sawah berundak yang membentuk pola seperti sarang laba-laba. Sawah-sawah ini disebut dengan Lodok oleh masyarakat setempat. Bukit Golo Curu merupakan tempat yang ideal untuk menikmati matahari terbit atau terbenam.
- Goa Liang Bua, yaitu goa yang berada di desa Rampasasa, sekitar 14 km dari kota Ruteng. Goa ini memiliki luas sekitar 50 x 40 meter, dengan tinggi plafon sekitar 25 meter. Goa ini menjadi terkenal karena di dalamnya ditemukan fosil manusia purba yang disebut dengan Homo floresiensis atau Manusia Hobbit. Fosil ini diperkirakan berusia sekitar 18.000 tahun yang lalu. Goa Liang Bua merupakan tempat yang menarik bagi para peneliti, sejarawan, dan pecinta alam.
Demikian artikel yang saya buat tentang kota Ruteng di Kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih. ????
Reff: Ruteng Manggarai NTT
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
