KDRT Merajalela, Islam Punya Solusinya
Gaya Hidup | 2023-12-15 09:57:22KDRT Merajalela, Islam Punya Solusinya
Rochma Ummu Arifah
Persoalan KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga seakan tiada berakhir. Belakangan ini, masyarakat kembali disajikan dengan berbagai informasi dan berita tentang KDRT yang terjadi di masyarakat kita. Tak ayal, semua ini membutuhkan solusi agar dapat mengakhiri derita KDRT ini.
KDRT Merajalela
Satu berita mengejutkan datang dari seorang pria bernama Jali Kartono di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang membakar istrinya sendiri, Anie Melan, di kediaman pribadinya (megapolitan.kompas.com/2/12/2023). Jali nekat membakar istrinya hidup-hidup lantaran talk mampu menjaga emosinya dan terbakar api cemburu saat melihat istrinya chatting dengan pria lain. Ia pun membakar istrinya dengan mengambil bensin eceran yang ia jual sehari-hari.
Selain itu, kompas.com pada (6/12/2023) juga mengkabarkan kasus meninggalnya empat orang anak di rumah mereka. Keempatnya ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan dan diduga dibunuh ayahnya sendiri. Setelah melakukan pembunuhan tersebut, si ayah berniat untuk bunuh diri namun gagal.
Sebelumnya, si ayah ini telah melakukan KDRT kepada istrinya yang tak lain adalah ibu dari empat anak yang dibunuhnya. Saat pembunuhan terjadi, si istri sedang dirawat secara intensif di RSUD Pasar Minggu.
Kasus ini disinyalir karena pelaku pembunuhan dan KDRT tersebut cemburu melihat istrinya yang bekerja sedangkan dirinya menjadi pengangguran. Sebelumnya, pelaku pernah bekerja menjadi supir taksi.
Sungguh miris jika KDRT banyak terjadi. Kekerasan dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi pihak yang mampu melindungi dan menyayangi. Terlebih, ketika KDRT ini bahkan berakhir dengan terbunuhnya nyawa orang yang sebenarnya tidak bersalah.
Tentu banyak faktor yang menjadi pemicu adanya kekerasan dalam rumah tangga ini. Faktor internal seperti masalah ekonomi dan juga faktor eksternal seperti maraknya perselingkuhan belakangan ini menjadi pemicu utama. Kehidupan yang amburadul yang tak menemukan ujung solusi akhirnya dilampiaskan dengan melakukan kekerasaan kepada orang terdekat.
Penyebab KDRT
Penyebab utama adanya KDRT dari internal adalah persoalan ekonomi. Hidup di era kapitalis saat ini memang tak dapat dipungkiri mengantarkan pada aneka masalah. Sulitnya pihak laki-laki untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang memadai tak ayal membuat sebagian laki-laki hilang akal. Sampai menyakiti istri atau pun anak-anaknya sendiri karena emosi jiwa yang tak tersalurkan.
Demikian pula dengan faktor eksternal seperti maraknya perselingkungan juga banyak mengarahkan pada KDRT. Pergaulan pria dan wanita yang seakan tak memiliki batas bahkan bagi siapa saja yang sudah bergelar suami dan istri membuat mereka gampang sekali terjerumus pada lembah perselingkungan.
Suami atau istri yang menemukan pasangannya berselingkuh kadang juga dengan mudah menjadi gelap mata. Sehingga melakukan kekerasaan sebagai pelampiasan rasa marah yang menghinggapinya.
Islam Punya Solusi
Solusi Islam dapat menghapuskan KDRT dari kehidupan bermasyarakat dimulai dari sistem pendidikan yang dijalankan oleh Islam. Sistem pendidikan ini menjadi satu sistem yang integral yang dijalankan bersama dengan sistem-sistem lain yang ada berdasarkan atas aturan Islam.
Sistem pendidikan Islam memiliki konsentrasi dalam memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai kehidupan suami istri. Kehidupan ini dijalankan guna mendapatkan rida Allah bukan untuk tujuan lain misalnya motif ekonomi atau pun yang lainnya. Dengan ini, setiap orang yang akan menjadi suami atau istri sama-sama memiliki pandangan yang jelas mengenai tugas dan kewajibannya saat sudah bergelar sebagai suami atau istri. Hal ini menjadi modal utama untuk mengikis semua persoalan kehidupan yang niscaya hadir dalam kehidupan berumah tangga.
Kedua adalah dalam sisi penjagaan negara. Negara akan menjalankan riayahnya atau pengurusannya kepada umatnya demi meminimalkan permasalahan kehidupan. Misalnya negara memberikan jaminan kemudahan bagi siapa saja termasuk bagi laki-laki yang di pundaknya ada kewajiban memberi nafkah untuk mendapatkan pekerjaan. Negara akan menghadirkan kemudahan mencari kerja bagi rakyatnya.
Selain itu, negara juga akan menghindarkan rakyatnya dari berbuat maksiat yang dilarang dan dibenci oleh Khaliknya, misalnya perselingkuhan. Dengan landasan pendidikan islami yang sudah digambarkan di atas, setiap orang akan memilikii bekal ketakwaan untuk menghindarkan dirinya dari menjalankan semua kemaksiatan, termasuk perselingkungan.
Negara juga akan menghindarkan semua jalan dan cara yang mengantarkan pada perselingkungan ini, misalnya tempat kerja yang campur baur antara pria dan wanita, media sosial yang memberikan banyak akses untuk melakukan interaksi pria dan wanita yang tak banyak diperlukan sehingga mampiu mengantarkan pada kemasiatan, serta hal lainnya.
Dengan penjagaan seperti ini akan sangat dimungkinkan untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang diidamkan serta minim dari kekerasaan. Suami istri sudah menjadi pasangan yang sakinah dengan rumah tangganya yang mawaddah wa rohmah sebagaimana yang digambarkan di dalam firman Allah di surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi, "Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
Hanya saja, negara yang seperti ini hanya ada pada Khilafah Islamiyah yaitu negara yang melandaskan segala aturan kehidupannya berdasarkan pada syariat Islam. Bukan seperti negara saat ini yang tak menggunakan syariat Islam sebagai aturannya justru mendasarkan pada aturan buatan manusia yang sangat memungkinkan menghadirkan banyak masalah.
Dengan landasan aturan Islam inilah maka harapan untuk mendapatkan kehidupan yang damai dan tentram akan lebih mudah dicapai. Termasuk juga kehidupan rumah tangga yang damai dan jauh dari kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat. Tak inginkah kita untuk hidup dalam kehidupan seperti ini? Wallahu'alam bishowab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.