Sistem Manajemen Pasca Banjir Berbasis AI dan Smart IoT Sebagai Implementasi Green Technology
Teknologi | 2023-12-13 22:22:57Untuk mewujudkan salah satu tujuan SDGs ke 9 yaitu “Mendorong inovasi dan pembangunan teknologi yang berkelanjutan, termasuk penelitian dan pengembangan dalam berbagai sektor, serta pemikiran kreatif dalam mencari solusi terhadap masalah global”, Sistem Manajemen Hujan dan Pasca Banjir Berbasis AI dan Smart IoT adalah suatu inovasi yang cocok untuk masalah banjir, dimana banjir merupakan permasalahan global yang selalu dialami setiap tahun di banyak negara, terutama Indonesia.
Dilansir dari DIBI (Data Informasi Bencana Indonesia) - BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) selama rentang tahun 2014-2023, bencana alam berupa banjir terjadi sebanyak 8295 kali, sedangkan pada tahun 2023 sendiri tercatat sebanyak 312 kali.
Selain karena curah hujan yang tinggi di beberapa tahun terakhir, penyebab utama banjir adalah buruknya sistem drainase. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam sistem manajemen pasca banjir untuk meningkatkan respons dan pemulihan. Analisis data pasca banjir dapat ditingkatkan melalui implementasi teknologi kecerdasan buatan. Algoritma machine learning dapat membantu dalam memprediksi dan memahami pola banjir, serta menyediakan solusi adaptif untuk mengoptimalkan respons pasca bencana. Solusi yang dapat ditawarkan adalah sistem manajemen pasca banjir secara real-time menggunakan perangkat Smart IoT yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI).
Beberapa manfaat yang bisa didapat dari sistem ini antara lain,
- Peringatan dini terkait informasi banjir kepada masyarakat awam.
- Data Real-Time terkait tinggi air, kecepatan arus, dan kondisi cuaca.
- Manajemen evakuasi dan pemulihan.
Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dan Internet of Things, sistem manajemen pasca banjir dapat menjadi lebih adaptif, responsif, dan efisien. Berbasis pada data yang terkumpul, sistem smart drainase dapat mengatur aliran air secara adaptif, mencakup pengaturan katup otomatis dan pintu air untuk mengoptimalkan aliran air dan mencegah banjir yang lebih besar. Ini bukan hanya berkontribusi pada keselamatan masyarakat, tetapi juga pada proses pemulihan dan pembangunan kembali kota pasca bencana.
Kombinasi AI dan IoT memungkinkan sistem drainase untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Informasi ini dapat diintegrasikan dengan sistem peringatan dini umum, memastikan bahwa evakuasi dapat dilakukan secara terkoordinasi dan tepat waktu. Selain memanfaatkan teknologi, konsep ini juga memanfaatkan infrastruktur hijau atau green infrastructure yang melibatkan penggunaan lahan hijau dan permukaan yang dapat meresap air. Teknologi ini dapat diintegrasikan dengan sistem drainase cerdas untuk meningkatkan daya serap air.
Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dan Internet of Things, sistem drainase cerdas dapat memainkan peran kunci dalam melindungi komunitas dari dampak banjir. Investasi dalam teknologi ini tidak hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Harapannya sistem manajemen pasca banjir yang berbasis IoT dan terintegrasi dengan AI ini dapat diterapkan di banyak kota di Indonesia yang sering mengalami banjir. Dengan sistem drainase yang baik, maka pemulihan pasca banjir menjadi lebih cepat dan terstruktur oleh peringatan dini yang didapat dari IoT. Sehingga tata kota menjadi lebih nyaman untuk ditinggali.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.