Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Maut sebagai Sunnah Ilahi: Cermin Ujian Kehidupan dan Persiapan Menuju Akhirat

Agama | Tuesday, 12 Dec 2023, 15:02 WIB
Dokumen PWM Jawa Tengah

Kematian, sebagai hakekat yang menakutkan, adalah realitas yang akan datang bagi setiap makhluk hidup. Tak seorangpun mampu menghindarinya; itu adalah ketetapan dari Allâh. Ayat suci menyatakan bahwa kehidupan abadi tidaklah dimiliki oleh seorang manusiapun sebelum Muhammad, dan setiap jiwa akan merasakan mati. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa kematian adalah sunnah-Nya pada seluruh makhluk-Nya.

"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya’/21: 34-35)

Allâh menciptakan manusia dengan desain kehidupan yang tidak abadi. Ayat Al-Anbiya’ di atas mengingatkan kita bahwa kematian adalah bagian dari ujian kehidupan. "Jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?" menunjukkan bahwa tak seorang pun dapat menghindari kematian. Ini adalah fakta tak terelakkan yang harus dihadapi setiap individu.

Pentingnya memahami bahwa maut bukanlah hukuman, melainkan bagian dari rencana Ilahi yang lebih besar. Jika seseorang dapat menghindari kematian, tentu manusia yang paling mulia telah selamat. Namun, realitasnya adalah bahwa maut adalah bagian dari ketetapan-Nya yang adil. Allah menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian untuk menguji kita dengan keburukan dan kebaikan.

Kematian seharusnya menjadi cermin bagi manusia untuk merefleksikan kehidupannya. Ayat tersebut menyebutkan bahwa setiap jiwa akan diuji dengan keburukan dan kebaikan. Inilah esensi dari kehidupan sebagai ujian. Dalam menghadapi kematian, manusia harus mengevaluasi perbuatan dan pilihannya selama hidup. Apakah ia menjalani kehidupan dengan penuh kebaikan atau terjerumus dalam keburukan?

Selanjutnya, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan selanjutnya. "Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan." Ayat ini mengingatkan bahwa akhirat adalah tempat kembali bagi setiap jiwa. Momen kematian adalah perpindahan dari dunia ini ke kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dan berusaha menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan akhirat.

Meskipun kematian menakutkan bagi banyak orang, pemahaman tentang keadilan dan hikmah di baliknya dapat membantu manusia mengatasi ketakutannya. Kematian adalah bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan yang telah ditentukan oleh Allâh. Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran, berbuat baik, dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

Kesimpulannya, kematian adalah hakekat yang menakutkan namun tak terhindarkan. Allah telah menentukan bahwa setiap jiwa akan merasakan mati. Ini bukanlah hukuman, melainkan bagian dari rencana-Nya yang adil. Kematian harus menjadi cermin bagi manusia untuk merefleksikan kehidupannya dan mempersiapkan diri untuk perjalanan ke akhirat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang keadilan dan hikmah di balik kematian, manusia dapat menghadapinya dengan penuh kesadaran dan ketenangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image