Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shelfia Rahmawati

Yuk! Kenali Tanda-Tanda Stres pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Edukasi | Monday, 11 Dec 2023, 12:28 WIB

Dalam era yang penuh dengan tuntutan akan prestasi, keterampilan sosial, serta perubahan teknologi yang semakin maju, tidak memungkinkan bahwa stres menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi oleh banyak orang. Namun, setelah kita mendalami lebih dalam, terlihat bahwa remaja adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap tekanan. Menurut teori Erikson rentang usia remaja 12-18 tahun (Kumparan, 2022). Stres pada remaja bukanlah hal yang sederhana tetapi ini adalah masalah yang kompleks yang dapat memengaruhi kesehatan mental, perilaku, dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Oleh sebab itu, kita perlu aware terhadap isu ini. Dalam artikel ini akan membahas tanda-tanda stres pada remaja dan cara mengatasinya.

Ilustrasi remaja sedang stres (sumber: https://www.pexels.com/id-id/)

Sebelum kita bahas lebih dalam, kita perlu tahu apa sih itu stres? Dilansir dari Unicef (2022) stres adalah perasaan yang dapat kita rasakan saat berada di bawah tekanan, merasa kewalahan, atau kesulitan dalam menghadapi suatu situasi. Pada remaja, stres adalah hal yang normal dan bisa terjadi kapan saja. Tapi, jika terjadi berlarut-larut bisa berdampak pada kesehatan mental ataupun fisik (Halodoc, 2022). Nah, tapi tidak semua remaja mampu menyadari bahwa dirinya sedang stres. Maka dari itu, kita perlu nih mengenali kemungkinan tanda-tanda stres. Berikut beberapa tips dari American Psychological Association tentang cara mengenali tanda-tanda stres.

1. Mengamati perubahan negatif dalam tindakan

Stres pada remaja ataupun anak-anak dapat dilihat melalui perubahan perilaku atau tindakannya. Bagi remaja, menghabiskan waktu bersama dan curhat dengan teman terdekat adalah hal yang normal dalam masa pertumbuhan, menghindari orang tua secara signifikan, meninggalkan teman lama dan lebih memilih teman baru, atau mungkin menunjukkan permusuhan yang berlebih kepada anggota keluarga. Itu menunjukkan bahwa remaja sedang mengalami stres yang signifikan meskipun perilaku atau tindakan negatif ini tidak selalu dikaitkan dengan stres yang berlebihan, perubahan tindakan negatif sering mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang salah.

2. Pahami bahwa “merasa sakit” mungkin saja disebabkan oleh stres

Stres bisa muncul dalam gejala fisik seperti sakit perut dan sakit kepala. Remaja yang dinyatakan sehat oleh dokter padahal dia mengalami sakit kepala atau perut atau jika keluhannya terasa dalam situasi tertentu misalnya seperti sebelum ujian, mungkin remaja akan mengalami stres yang signifikan.

3. Gejala kognitif

Stres dapat memengaruhi kemampuan kognitif. Seperti, berpikir tidak rasional, sulit untuk fokus, pandangan yang selalu negatif, dan penilaian yang buruk (Halodoc, 2022)

Dari tanda-tanda yang diatas apakah kalian mengalami salah satunya? Jika kemungkinan kalian mengalami stres, ada beberapa cara nih dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry untuk mengatasinya.

1. Mulai berolahraga dan makan secara teratur.

2. Tidur yang cukup dan lakukan rutinitas tidur yang baik.

3. Hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein karena dapat meningkatkan perasaan cemas dan gelisah.

4. Jauhi obat-obat terlarang, alcohol, ataupun tembakau.

5. Latih dan praktikan situasi yang menyebabkan stres. Contohnya, mengikuti kelas pidato jika berbicara di depan banyak orang masih membuat kamu cemas.

6. Pelajari keterampilan mengatasi tugas ataupun pekerjaan secara praktis. Seperti, bagi tugas yang besar menjadi tugas yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dikerjakan.

7. Kurangi pembicaraan negatif pada diri sendiri: coba kamu tantang diri kamu untuk berpikir netral atau lebih positif. Misalnya, ”ini berat banget, kayaknya aku gak akan sanggup deh” jadi, “ini memang berat, tapi aku pasti bisa kok melewati ini semua, semangat!”.

8. Belajar untuk merasa senang dalam melakukan pekerjaan yang kompeten daripada menuntut kesempurnaan dari diri sendiri ataupun orang lain.

9. Beristirahat dari situasi yang membuat kamu stres. Kegiatan seperti mendengarkan musik, ngobrol dengan teman, menggambar, menulis, atau bermain dengan hewan peliharaan juga dapat mengurangi stres.

10. Bangunlah pertemanan yang membantu kamu mengatasi masalah dengan cara yang positif.

Tujuan penulisan artikel ini bukan hanya sekedar mengenali tanda-tanda stres pada remaja, tapi juga merasa didukung dan terbantu dengan berbagai tips yang telah disampaikan. Ingatlah bahwa merespons stres dengan cara yang sehat adalah langkah yang sangat penting untuk kesehatan mental kita. Semoga informasi ini dapat dijadikan panduan yang berguna untuk menghadapi tantangan stres di dalam kehidupan sehari-hari. Tetaplah terbuka kepada orang terdekat kita ketika merasa stres, karena memiliki dukungan sosial juga sangat penting. Yuk, jaga kesehatan mental bersama-sama!

References

American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. (2019, January). Stress managementand teens. American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Helping-Teenagers-With-Stress-066.aspx

American Psychological Association. (2019, September). Identifying signs of stress in your children and teens. American Psychological Association. https://www.apa.org/topics/stress/children

Halodoc. (2022, October 5). Jangan diabaikan, ini 4 gejala stres pada remaja. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/jangan-diabaikan-ini-4-gejala-stres-pada-remaja

Kumparan. (2022, December 28). Pembahasan singkat teori psikososial erikson pada tahap usia remaja. Kumparan. https://kumparan.com/berita-terkini/pembahasan-singkat-teori-psikososial-erikson-pada-tahap-usia-remaja-1zWimFn98rH/full

Unicef. (2022). Apa itu stres? Unicef. https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan-mental/artikel/stres

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image