Ada Apa dengan 10 Desember 2023
Agama | 2023-12-10 05:57:17Hari ini telah ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perhatian terhadap isu Hak Asasi Manusia (HAM) meningkat sejak terjadinya Perang Dunia II (1939-1945), yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Pada tahun 1947, anggota Komisi Umum PBB merumuskan naskah awal Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Pada tanggal 10 Desember 1948, DUHAM diadopsi oleh Majelis Umum PBB. Beberapa tahun berikutnya, hak asasi manusia semakin diakui dan dijamin secara lebih luas di seluruh dunia. Hak asasi manusia menjadi perbincangan utama, terkait dengan isu martabat dan kesetaraan hak bagi setiap individu.
Bukan hanya manusia, hewan juga memiliki perayaan Hari Hak Asasi Hewan. Bahkan, hari tersebut dirayakan bersamaan dengan Hari HAM Sedunia. Meskipun hewan tidak dapat berbicara dan berkomunikasi dengan manusia, hal itu tidak berarti bahwa hak-hak mereka diabaikan. Terbukti bahwa sebagian manusia menjadi pelaku utama dalam tindak pembunuhan dan penyiksaan hewan demi keuntungan pribadi. Setelah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1948, berbagai organisasi, asosiasi, dan individu dari seluruh dunia mulai mendorong perluasan deklarasi tersebut untuk mencakup hak-hak hewan. Pada tahun 1998, sebuah pernyataan resmi dikeluarkan untuk melindungi hak-hak hewan. Uncaged, sebuah organisasi perlindungan hewan, menciptakan Hari Hak-Hak Hewan Internasional untuk menyoroti segala bentuk kekerasan terhadap hewan.
Berkaitan dengan hari HAM sedunia yang dilangsir hari ini sudah layakkah kita merayakan hari HAM itu? Padahal saudara kita di Palestina sedang menangis dan menderita akibat ketidakadilan kaum zionis yang terus menyerang dengan gencatan senjata yang sangat dahsyat. Didalam ulasan tersebut binatangpun mendapatkan HAM namun bagaimana dengan saudara kita di Palestina yang diserang bukan hanya warga sipil namun bayi-bayi dan anak kecil pun semua dihabisi lantas masih pantaskah hari ini dirayakan sebagai hari HAM sedunia?
Ketika para penguasa berkumpul ternyata serangan terhadap Palestina semakin dahsyhat hal tersebut terjadi karena tidak ada kesadaran dari para peminpin muslim yang berada disekitar Palestina untuk membantu menyelesaikan konflik yang tidak pernah usai tersebut. Mereka hanya sebagai penonton dan mencatat serta hanya mengecam bahwa tidakan Israel sebagai kejahatan perang, tidak manuasiawi padahal etnis yahudi sangat kejam sudah dibutakan mata hati dan pikirannnya mereka sudah tidak mempedulikan hal itu, walaupun seuruh dunia mengecampun mereka tidak akan peduli. Tetapi mengapa para peminpin tersebut tidak mengirimkan tentara untuk melalukan perlawanan.
Para pemimpin Arab juga menyuarakan seruan untuk bantuan kemanusiaan, tetapi mereka tidak mampu menyelesaikan masalah. Bantuan kemanusiaan tidak dapat menghentikan serangan brutal yang dilakukan oleh penjajah Yahudi. Bantuan tersebut hanya memberikan pengobatan kepada korban, tetapi tidak mampu menghentikan pelaku kejahatan ini agar tidak terus melukai, bahkan membunuh korban.
Berdasarkan prinsip-prinsip syari'at Islam, kewajiban yang harus diemban adalah jihad fi sabilillah, yaitu berjuang dan melawan penjajah Yahudi untuk mengusir mereka dari tanah Palestina. Tantangan ini tidak hanya melibatkan negara-negara Islam, tetapi juga menghadapi etnis Yahudi di negara-negara Barat, seperti Amerika, Inggris, dan negara-negara Eropa, yang memiliki peran signifikan dalam mendorong pembentukan hak asasi manusia dan melindunginya sebagai prinsip yang sangat dijunjung tinggi.
Yang tengah dihadapi adalah kekuatan politik global yang siap menggunakan kekuatan militer mereka. Menjadi suatu kewajiban hukum untuk mengorganisir mobilisasi militer di negara-negara Islam guna menghadapi imperialisme global yang tersembunyi di balik penjajahan Yahudi. Jihad fi sabillah menjadi tanggung jawab utama penguasa negara-negara Islam dan panglima perang yang mampu memobilisasi kepemimpinan Islam. Inilah saatnya menegakkan Islam secara menyeluruh melalui khilafah, yang akan memiliki kemampuan untuk menyatukan umat Muslim di seluruh dunia.
Allahu Akbar
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.