Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firda Nur Afifah

Road to 2024: Siap Jadi Lebih Baik?

Rubrik | Thursday, 07 Dec 2023, 18:30 WIB

Tak terasa tinggal kurang dari sebulan lagi kita akan mengakhiri tahun 2023 ini. Banyak sekali kejadian yang telah terjadi pada diri nggak sih? Rasanya sangat disayangkan kalau kita meninggalkannya tanpa ada perubahan yang berarti. Masih ingat dengan segudang resolusi yang kita tulis kapan hari? Bagaimana kabarnya? Sudah terlaksana semua? Atau ada yang diganti? Eits... Yang jelas, menyambut tahun baru nanti jangan sampai kita masih jadi pribadi yang masih gini-gini, jadi harus dipersiapin nih! Ini 6 tips buat kamu agar bisa menyambut 2024 yang nggak cuma asik tapi juga baik.

sc: pinterest
sc: pinterest

1. Perbaiki Hubungan dengan Allah

Ya siapa lagi tempat bergantung kita selain Allaah? Cuma Allaah yang bisa kita mintai segalanya dan Dialah yang menciptakan kita sepaket dengan seperangkat peraturannya. Kalau kita nggak manut sama aturannya Allah, ya siap-siap aja kalau hidup kita amburadul begitu saja. So, perbaiki hubungan kita sama Allah. Laksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim dan stop maksiat. Memperbanyak doa, minta ke Allah agar segala urusan baik kita dimudahkan. Btw, sholat wajibnya udah full belum nih?

2. Start New Habits

Siapa yang disini masih scrolling medsos berjam-jam, angkat tangannya! Saatnya kita batasi waktu media sosial atau kegiatan unproductive kita dan mengalokasikannya ke hal yang lebih bermanfaat. Misalnya dari yang sebelumnya mungkin bisa maraton film, wattpad, drama atau scrolling mulu di dunia maya ke kebiasaan baru yang lebih produktif, misalnya review buku dan film beserta pesannya, bikin cerita atau narasi yang bisa membantu menyadarkan umat, masak, bikin video motivasi di instagram, dan lain-lain, banyak banget bukan? Jadi kita nggak sekedar wasting time, tapi bisa jadi produktif dan bermanfaat bagi yang lain. Apalagi habis ini masuk liburan, nggak sih? Harus dimanfaatin, nih!

3. Olahraga dan Atur Pola Makan

Ini nih, penting nih. Nggak enak banget kan jadi orang yang loyo, ngantukan, nggak ceria dan bersemangat? Jadi, udah waktunya kita bisa bangkit dari kasur, rapihin, keluar kamar, dan cus olahraga. Nggak perlu yang berat. Cukup perenggangan dan jalan kaki aja 5-15 menit kemanapun yang kita suka. Pasti sempat kan? Sebentar doang! Dan jangan lupa atur pola makan kita, makan sayur, makan buah atau minum jus, nggak makan sembarangan, minum yang cukup, dan tidur yang berkualitas. Minum kopi boleh, tapi ya jangan sering-jering juga. Kesehatanmu lho!

4. Mencari Ilmu Islam

Temen-temen tau nggak sih kalau mencari ilmu islam itu wajib? Dan ternyata islam itu nggak cuma mengatur tentang sholat, zakat, pusa, dan haji saja, loh! Islam juga mengatur dalam hal pakaian, pergaulan, pendidikan, politik, ekonomi, dan yang lainnya. Banyak banget, kan? Dan semua itu harus kita laksanakan sebagai seorang muslim, tidak boleh prasmanan dan pilih-pilih sesuka hati. Tapi kok banyak banget sih? Ya iya, tapi Allah Sang Maha Pengatur dan Pencipta kita adalah yang paling tau tentang kita. Buktinya saja, sekarang karena satu aturan Allah tidak dilaksanakan jadi banyak masalah, kan? Contohnya dari larangan Allah mendekati zina di surat Al-Isra’ ayat 31 dilanggar, jadi banyak kasus perzinahan, LGBT, aborsi, HIV/AIDS, pembunuhan, dan lain sebagainya. Nah kalau kita nggak nyari ilmu islam, gimana bisa kita menerapkan syariat islam itu sebanyak dan sekompleks itu? Apalagi sekarang belum berdiri negara islam yang menerapkan seluruh aturannya Allah tadi (khilafah). So, cepetan cari circle para pencari ilmu islam sekarang juga. Kamu bisa gabung kajian-kajian, atau boleh juga DM @danrifah_ untuk tau info selanjutnya

5. Peduli Sama Sekitar

Melek atau mau membuka mata dan nurani kita itu penting loh! Menjadi peduli itu hal yang harus dilakukan bagi seorang muslim. Tau tentang kampus kita, update berita kota, nasional, bahkan internasional, atau simplenya, minimal tau kalau tentang saudara atau tetangga kita. Bukan untuk bahan ghibah, ya! Tapi, untuk membantu dan mencari solusinya. Jangan sampai mereka kesusahan, lah kitanya enak-enakan tidur di rumah. Tapi, nggak cuma sekedar tau aja ya, harus ada aksi dengan beramar ma'ruf nahi munkar pada sesama, dan nggak boleh seorang muslim menutup mata dan telinga dan berfokus pada diri sendiri aja. Apalagi kalau ada kemaksiatan trus kita biarin aja. Waah, bisa-bisa kita kecipratan dosanya. Ditambah kalau kita sudah mencari ilmu islam tadi, kita harus bagiin nih ke yang lain. Jangan sampai nanti di akhirat dituntut tuh sama temen kita 'Ya Allah aku maksiat tapi nggak ditegur/dikasih tau sama Si Fulan'. Kan serem yak? Jadi, baik barengan saja, hihihi

6. Stop OVT

Sering nggak sih kita itu ingin melakukan sesuatu yang sebenarnya positif tapi akhirnya nggak jadi hanya karena kita overthinking, terlalu musingin 'kalo gini gimana ya?' 'apa kata orang lain?'? Ya itulah yang bikin kita pada akhirnya tidak berkembang karena pikiran kita akan terus disitu saja. Terlalu memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan, tapi malah tidak memikirkan hal yang harus dipikirkan. Hanya berfokus pada fakta, tapi tidak mencari jalan keluar. Jadi, stop overthinking sekarang juga. Kalaupun ada masalah, segera cari jalan keluarnya dan jangan kabur-kaburan. Bukannya masalahnya selesai, tambah pening kepala. Hehe...

Tau nggak, sih, kita itu punya dua area, area yang kita kuasai dan tidak kita kuasai. Apa area yang tidak kita kuasai? Omongan orang salah satunya. Kita nggak akan dihisab tentangnya. Jadi kalau dijulidin orang, biarin aja tsayyy. Sebaliknya, di area yang kita kuasai, kita akan ditanyain habis-habisan di akhirat nanti. Misal nih, ikhtiar kita, ghibahnya mulut kita dan lain-lain. Jadi fokus aja pada area yang kita kuasai. Ooo, iya, jangan lupa terkait hukum sebab akibat untuk selalu bermuhasabah diri. Julid-an orang lain memang di luar area yang kita kuasai, tapi bisa jadi itu terjadi ya karena kita akhlakless. Jadi jangan lupa intropeksi diri. Kalau kitanya sudah berusaha baik tapi tetep aja dijulidin? Ya sudah,ambil baiknya, buang buruknya. Kita juga bisa loh tabayyun dulu. Tanya dah, kenapa dia julid kayak gitu atau langsung bilang saja ke kita kalau mau menasihati. Jadi,nggak perlu ovt. Just chillin’, Bro!

Tapi yaaa... Memang susah, sih untuk menjadi baik menurut standar Allah di era sekarang ini. Temanku yang akhirnya keluar pondok saja kaget, ‘loh kok kayak gini?’, ceunah. Segala akses kemaksiatan terbuka. Mau malas-malasan? Tidur aja seharian kalau nggak diomelin sama emak. Mau zina? Monggo, asalkan suka-sama suka. Mau aborsi? Gapapa, yang penting nggak ketauan. Mau mabora-mabora sama joget-joget di Club? Silakan, yang penting punya duid aja, haha. Mau Iph*ne tapi ga ada duid? Boleh pinjam di Sh*peepay later yang ada flowernya. Mau jadi Gay? Serah elu dah. Mau jadi Ani-ani? Yang penting nggak dilabrak sama istri sah. Mau liat film porno? Buka aja twitter, katanya temen sih banyak.

Dah lah kalau dijabari satu-satu tuh nggak bakal cukup saking banyaknya. Dan ini semua tidak lain ya karena negara kita menganut sistem sekulerisme. Apa tuch? Jadi pada intinya, agama nggak boleh ikut-ikutan jadi aturan dalam bermasyarakat dan bernegara, jadi aturannya dibuat oleh manusia itu sendiri. Agama? It’s your privacy. Mau baik ya silakan, tapi jadi solo player. Mau maksiat juga terserah elu, yang penting nggak merugikan orang lain. Padahal, manusia itu lemah dan terbatas. Iya punya akal, tapi jangan lupa kalau manusia punya hawa nafsu juga. Paham sama diri sendiri aja nggak, lah ini kok malah mengatur masyarakat? Ya pantas saja banyak kerusakan. Bahkan nggak hanya terkait pergaulan atau akhlak aja, tapi kerusakannya juga sampai ke ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Coba sekarang jalan-jalan yang agak jauh dari perkotaan, ke dekat rel kereta, atau ke bantaran sungai, berapa banyak rumahnya nggak layak? Atau kuliah tapi kok bayarnya mahal bingitz. Ya itu salah satu dampaknya.

Padahal tadi kita sudah membahas, kalau islam itu ternyata nggak cuma membahas rukun islam saja, tapi ada pakaian, akhlak, makanan-minuman, sistem politik, sistem ekonomi, sistem pendidikan, dan lain sebagainya. Apapun yang terjadi di dunia, pasti ada solusinya. Dan aturan itu bukan dari manusia, tapi dari Allah yang menciptakan semesta. Once again, Allah yang paling tau tentang kita. Satu ayat nggak diterapkan, dampaknya bisa merembet kemana-mana. Tapi memang semua aturan itu hanya bisa terwujud dalam Khilafah, negara yang berlandaskan pada aqidah islam. Hanya di dalam Khilafahlah yang bisa menerapkan seluruh aturannya Allah tanpa pilih-pilih. Makanya, outputnya juga nggak ecek-ecek dan jadi generasi stroberi kayak sekarang ini. Ada Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Fathimah Al-Fihri, Maryam Al-Astroulabi, dan lain-lain. Siapa tuh? Cari sendiri, jangan males, hihii. Bahkan Eropa yang saat itu mengalami dark age juga belajar dan datang langsung ke Khilafah lho! Eh, tapi yang nonis gimana? Jangan salah, di masa Rosulullah hidup sampai Khilafah terakhir berdiri juga banyak kafir dzimni. Mereka tetap dibiarkan dalam agamanya kalau diajak masuk islam tetap tidak mau, dijaga kehormatannya, dan tidak diusik.

Ya itu lah. Itu dia 6 tips sederhana yang bisa kita terapin buat menyambut tahun baru nanti. Berat? Ya banget lah, apalagi nggak ada sistem tadi. Tapi semua itu harus tetap diikhtiarkan dan dimulai sejak dini. Kalau nggak dipaksa untuk mencoba ya sampai kapanpun nggak akan terlaksana. Kita nggak perlu nunggu tanggal 1 di bulan selanjutnya untuk mulai mengerjakan sesuatu. Kalau di tanggal 8 bulan ini bisa, kenapa tidak? Selain itu harus ada persiapan dari diri sendiri. Maka dari itu bisa di mulai dari hal yang sederhana dulu, belajar mengatur dan membuat jadwal dan maksimal melaksanakannya. Bikin target kegiatan apa saja yang harus di lakukan dalam sehari ini. Tapi jangan cuma dibuat saja, harus di laksanakan, sekalian ditambah evaluasi kegiatan harian. Semoga nanti kalau ada waktu aku bisa desainkan ya, hihi. Tetap semangat untuk jadi lebih baik meski sistem menyulitkan diri, xixixi. Semoga bisa istiqomah hingga akhir hidup kita nanti.

See you in a better future!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image