Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Puan Suri

Perokok Remaja Lebih Mudah Mengalami Kecemasan?

Gaya Hidup | 2023-12-04 22:48:36

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sudah sangat melekat pada warga Indonesia. Murahnya harga rokok dan akses pembelian yang mudah menjadi alasan maraknya kebiasaan ini. Walaupun para perokok sendiri sadar akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari merokok, kebanyakan dari mereka tidak terlalu mempedulikan hal tersebut. Efek candu dan kesenangan yang didapatkan dari merokok memiliki daya tarik sendiri pada penggunanya

Terlebih lagi dengan kemunculan rokok elektrik, rokok yang satu ini sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang tidak terlalu berbahaya dibandingkan rokok konvensional karena dianggap tidak menghasilkan substansi yang berbahaya dan banyak bahan kimia beracun yang biasanya ditemukan dalam asap tembakau pada rokok konvensional. Namun aerosol masih mengandung zat berbahaya, dan efek kesehatan jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami karena baru saja muncul baru-baru ini. Rokok elektrik semakin populer, khususnya di kalangan remaja, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan kecanduan nikotin dan potensi konsekuensi kesehatannya. Terlebih lagi karena image modern yang diberikan oleh rokok elektrik mengakibatkan mulai banyak remaja yang menggunakan rokok elektrik.

Penggunaan rokok terkadang masih sering dikaitkan dengan permasalahan emosi dan mental pada seseorang. Merokok sering dianggap sebagai salah satu cara melepas penat dan dapat memberikan kesenangan tersendiri pada penggunanya. Namun, apakah kesenangan yang didapatkan ini memiliki dampak buruk tersembunyi di dalamnya?

Beberapa studi menunjukkan adanya efek samping negatif yang dapat disebabkan dari kebiasaan merokok. Selain berdampak buruk pada kesehatan organ tubuh seperti paru-paru dan jantung, rokok mungkin juga memiliki dampak dalam kesehatan mental seperti gangguan kecemasan. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan nikotin pada rokok, baik konvensional maupun elektrik, yang dapat menyebabkan candu. Gangguan kecemasan akibat nikotin ini bisa terjadi karena kerja nikotin yang memengaruhi otak dalam mengelola perasaan, ataupun akibat dari ketergantungan oleh nikotin yang jika penggunanya tidak mengonsumsi nikotin dalam jangka waktu tertentu akan menunjukkan gejala seperti kecemasan yang dapat mengganggu keseharian penggunanya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Paparan nikotin yang didapatkan dari merokok menyebabkan lonjakan dopamin, yaitu hormon yang dikeluarkan saat kita senang akibat pemenuhan suatu candu. Paparan yang terus menerus ini dapat mengubah sensitivitas otak sehingga memengaruhi pengendalian diri seseorang. Perubahan otak jangka panjang ini menyebakan kecanduan yang sulit dihentikan. Tanpa nikotin terlalu lama, pecandu rokok dapat mengalami gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan ini tentunya akan lebih sering muncul pada remaja karena perubahan hormonal yang terjadi selama masa remaja cenderung menyebabkan setidaknya sebagian risiko gangguan mood dan kecemasan. Selain perubahan hormonal, otak remaja juga masih dalam fase perkembangan dan rentan sekali untuk berubah jika terdapat gangguan dalam perkembangannya.

Banyak sekali alternatif yang bisa kita pilih selain merokok untuk melepaskan rasa penat dan stres yang tentunya lebih baik dan lebih sehat. Rokok mungkin dapat memberikan rasa lega dari kelelahan untuk beberapa saat. Namun, efek jangka panjangnya mungkin tidak sepantar dengan kesenangan yang sementara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image