Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dimas Muhammad Erlangga

Memperkuat Kebudayaan Nasional Untuk Memenangkan Trisakti

Politik | 2023-12-04 09:35:07

Apakah bangsa Indonesia sudah berkepribadian dalam budaya sebagaimana yang sering didengungkan oleh Sukarno dalam Trisakti?

Pembentukan identitas budaya dalam sebuah bangsa adalah proses panjang yang terus berkembang seiring waktu. Konsep kebudayaan yang diusung Sukarno dalam Trisakti masih menjadi pijakan utama, tetapi identitas budaya Indonesia terus mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk globalisasi dan perkembangan zaman.

Sebenarnya kita sudah memiliki kepribadian dalam budaya. Dan seharusnya kita tidak malu untuk menunjukkan budaya kita tersebut. Namun saat ini sepertinya budaya kita sudah tergerus oleh budaya luar yang begitu kuatnya masuk ke Negeri kita. Sehingga kita seperti tidak memiliki akar budaya lagi. Inilah yang harus kita lakukan, kembali mempertegas jati diri kita, budaya kita, dan bersama sama kita harus memperkuatnya agar kita mampu memenangkan peretarungan dengan budaya luar yang begitu masif masuk sampai ke pelosok desa.

Bagaimana implementasi berkepribadian dalam budaya?

Hari ini, identitas budaya Indonesia tercermin dalam beragam aspek kehidupan sehari-hari, seperti seni tradisional yang tetap dilestarikan, keberagaman bahasa daerah, adat istiadat, makanan khas, dan juga nilai-nilai kebersamaan serta gotong royong yang masih dijunjung tinggi. Selain itu, perkembangan teknologi dan hubungan global juga membentuk identitas budaya baru yang menggabungkan unsur lokal dan global.

saat ini lebih banyak diantara kita yang saat ini justru enggan untuk mengimplementasikan kepribadian kita sendiri, kita hanya ikut budaya luar. Membebek bahasa kerennya. Sehingga seringkali kita seperti tidak memiliki kepribadian dalam budaya. Padahal sebenarnya budaya kita cukup kuat untuk mengangkat kepribadian bangsa dimata dunia Internasional.

Sejauh ini apakah Pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin sudah memprioritaskan kebudayaan dalam program Nawacitanya?

Pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin menempatkan kebudayaan sebagai salah satu pilar dalam program Nawacita, yang merupakan sembilan prioritas pembangunan nasional. Penguatan kebudayaan diintegrasikan dalam program Nawacita, khususnya dalam mewujudkan Indonesia maju, berdaulat, adil, dan makmur. Namun, implementasinya dapat beragam dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk dinamika politik dan perubahan kebijakan.

Dalam tataran Program dari pemerintah Jokowi – Ma'ruf Amin jelas bahwa kebudayaan merupakan prioritas untuk dilaksanakan sebagai modal dalam memperbaiki kinerja pemerintahan dan juga memperbaiki perilaku masyarakat dan juga kepribadian kita. Revolusi Mental adalah salah satu bentuk prioritas perbaikan budaya kerja di pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin dan perilaku masyarakat, namun pelaksanaannya saya melihat masih belum maksimal.

Apa harapan GmnI Komisariat Universitas Terbuka Pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin untuk program kebudayaan nasional kita?

Harapan GmnI Komisariat Universitas Terbuka terhadap Pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin dalam program kebudayaan nasional mungkin mencakup dukungan yang lebih besar untuk pelestarian dan pengembangan kearifan lokal, promosi seni dan budaya Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional, serta peningkatan akses dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kebudayaan. Tentu saja, harapan ini dapat berbeda-beda tergantung pada prioritas dan kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok atau komunitas.

GmnI Komisariat Universitas Terbuka berharap pemerintahan Jokowi – Ma'ruf Amin kedepannya akan lebih serius lagi dalam pelaksanaan Revolusi Mental yang selama ini di kampanyekan. Sehingga program program kebudayaan kedepan akan membawa Indonesia menjadi lebih baik dimata Internasional. Pemerintah Jokowi – Ma'ruf Amin harus mampu menemukan akar persoalan yang membuat kebudayaan kita menjadi lemah dan mampu merumuskan strategi yang tepat untuk bisa mengangkat kebudayaan nasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image