Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Pentingnya Mengantisipasi Pengungsi Iklim

Gaya Hidup | Monday, 04 Dec 2023, 07:39 WIB
Bencana iklim timbulkan pengungsi iklim. Foto: Ezra Acayan / Getty Images via greeneration.org.

TAHUN 2022 lalu, jumlah orang yang mengungsi di seluruh dunia mencapai 100 juta orang untuk pertama kalinya. Jumlah tersebut berdasar taksiran Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB].

Penyebab orang mengungsi bisa macam-macam. Misalnya, kurangnya sumber daya, kemiskinan, konflik sosial, konflik politik, kemiskinan, dan juga perubahan iklim.

Perubahan iklim dengan berbagai dampak negatifnya saat ini memang telah menjadi faktor yang memicu munculnya apa yang disebut pengungsi iklim.

Di kawasan Afrika barat laut, contohnya, naiknya permukaan air laut, kekeringan dan penggurunan telah memaksa lebih banyak orang meninggalkan daerah tempat tinggal mereka.

Di Asia Selatan, peningkatan suhu, badai topan yang lebih sering terjadi, dan banjir yang disebabkan oleh mencairnya gletser, merupakan salah satu pendorong orang mencari tempat pengungsian yang lebih aman.

Akibat perubahan iklim, bahaya cuaca ekstrem bakal lebih kerap terjadi di tahun-tahun mendatang. Maka, keterkaitan antara perubahan iklim, migrasi, dan pengungsian semakin lekat di seluruh dunia.

Fenomena munculnya pengungsi iklim tentu menjadi persolaan pelik, lebih-lebih bagi daerah penerima. Ini harus diantisipasi sebaik mungkin, karena dampak rembetannya bisa ke mana-mana.

Juni lalu, Organisasi Internasional untuk Migrasi [IOM] telah menyerukan dimunculkannya solusi-solusi konkret untuk mengatasi pengungsi iklim ini.

Bank Dunia memperkirakan bahwa hingga 19 juta orang akan menjadi pengungsi iklim internal di Afrika Utara pada tahun 2050 jika tidak ada tindakan iklim yang konkret. Belum lagi di kawasan-kawasan lainnya.

Untuk mencegah, memitigasi, dan mengatasi pengungsian yang terkait dengan bencana iklim serta memperkuat ketahanan masyarakat, penerapan adaptasi iklim yang berkelanjutan, kesiapsiagaan, dan langkah-langkah pengurangan risiko bencana yang konkret sangatlah penting.

Tata kelola migrasi iklim, dalam kaitannya dengan penerapan aksi iklim yang efektif, baik dengan memperkuat dan mendiversifikasi langkah-langkah adaptasi, namun juga untuk mencegah, meminimalkan, serta mengatasi kerugian dan kerusakan, harus menjadi prioritas para pemimpin, baik di level lokal maupun level nasional.

Sebagai negara kepulauan yang rentan terkena dampak perubahan iklim, tata kelola migrasi iklim perlu menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi dan kebijakan adaptasi serta mitigasi perubahan iklim negara kita.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image