Serba Serbi Kecemburuan Percintaan
Curhat | 2023-11-29 18:21:55Hubungan percintaan itu merupakan suatu kedekatan dan keintiman antar dua individu, menurut hal ini dapat disebut cemburu, rasa cemburu dapat muncul jika seseorang memiliki rasa yang kuat dan merasa hubungan itu berharga dapat berlaku di hubungan pertemanan namun umumnya terjadi di hubungan percintaan karena rasa khawatir akan terjadinya kehilangan seseorang (Buss & Haselton, 2005). Menurut para Ilmuan cemburu ini melibatkan otak bagian korteks frontal kiri yang mengatur rasa malu dan juga dipengaruhi oleh adanya dopamine yang biasa mengatur emosi kebahagiaan (Afifah, 2020).
Menurut Buss & Haselton (2005), Para ilmuan memiliki hipotesis mengenai bahwa cemburu merupakan adaptasi yang berevolusi yang diawali dengan kekhawatiran kehilangan hubungan yang berharga, kemudian dengan adanya saingan intra seksual yang lebih menarik dan di inginkan dan berfungsi sebagai mekanisme motivasi pencegahan terjadinya perselingkuhan.
Cemburu menurut Yulianto (2010) menyatakan bahwa cemburu merupakan reaksi emosional pada suatu hubungan yang memiliki lima tahap pertama adalah tahap terlihatnya ancaman yang hadir, kedua ada tahapan secondary appraisal dimana seseorang mulai berpikir mengenai cara mengatasinya, ketiga ada reaksi emosional seperti takut kehilangan, rasa cemas dan rasa sakit, keempat coping, dan yang terakhir adalah hasil dari coping tersebut. Tidak hanya pada aspek tahapan, cemburu pun juga mempunyai beberapa kategori menurut Brehm (dalam Yulianto, 2009) seperti naturally-occuring jealousy, incuded jealousy, kemudian ada sexual jealousy, dan emotional jealousy.
Cemburu dalam kadar yang rendah dapat memberikan dampak yang positif dan sebaliknya dapat berdampak negative. Jika berlebihan cemburu yang berlebihan dapat menimbulkan reaksi ingin menyakiti pihak ketiga, rasa ingin untuk bunuh diri, menganiaya hingga membunuh (salovery & rodin, 1988). Dari hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa cemburu merupakan reaksi dari emosional, kognisi dan tingkah laku.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.