Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Tiga Rintangan Jalan Menuju Ridha Allah

Agama | Wednesday, 29 Nov 2023, 05:30 WIB
Dokumen nu.or.id

Perjalanan spiritual menuju ridha Allah merupakan suatu tuntutan yang memerlukan kesungguhan dan ketekunan. Proses ini tidak bisa hanya dicapai melalui kata-kata semata, tetapi juga melalui amalan yang konsisten dan penuh ikhlas. Jalan ke ridha Allah diperjalankan dengan mengamalkan segala yang fardhu dan wajib dalam Islam, serta menjalankan sunnah-sunnah yang dianjurkan. Namun, dalam perjalanan ini, rintangan dan hambatan akan selalu menghadang, dan sangat penting untuk menjaga agar tidak tersesat dari jalan yang lurus.

1. Menjauhi Syirik: Ikhlas dalam Beribadah


Syirik, sebagai konsep yang mengacu pada tindakan menyekutukan Allah, menjadi hambatan besar bagi individu dalam meraih ridha-Nya. Pada hakikatnya, menjaga kemurnian keyakinan dan pengabdian kepada Allah menjadi esensi utama bagi seorang Muslim.

Keikhlasan dalam beribadah menjadi fondasi penting, di mana setiap tindakan spiritual dilakukan semata-mata dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Kesadaran yang kuat terhadap pentingnya ikhlas ini merupakan benteng yang melindungi hati dari segala bentuk syirik yang dapat mengganggu hubungan suci antara manusia dengan Sang Pencipta.


Memahami bahwa syirik tidak hanya terbatas pada perbuatan besar yang jelas menyalahi ajaran Islam, tetapi juga bisa muncul dalam bentuk-bentuk yang lebih halus dan tersembunyi, menjadi kunci dalam menjaga kesucian hati dan pemahaman yang benar tentang tauhid (keyakinan kepada satu Allah). Menghargai esensi ikhlas sebagai pondasi utama setiap amal perbuatan adalah langkah penting dalam menjaga kesucian iman dari ancaman syirik yang dapat menghambat pencapaian ridha Allah.


2. Menolak Bid'ah: Berpegang pada Sunnah Rasulullah

Bid'ah, yang merupakan inovasi dalam praktek agama, dipandang sebagai salah satu hambatan dalam mencapai ridha Allah. Untuk mengatasi rintangan ini, prinsip berittiba' atau mengikuti sunnah Rasulullah dengan tulus menjadi jalan yang ditekankan. Sunnah bukan hanya menjadi pedoman hidup, tetapi juga menjaga agar ibadah tetap sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Menjauhi segala bentuk bid'ah dipandang sebagai upaya untuk memastikan bahwa tindakan ibadah senantiasa sesuai dengan ajaran yang telah ditetapkan.


Ketaatan terhadap sunnah bukan sekadar merupakan penghormatan kepada Rasulullah semata, melainkan juga sebuah wujud cinta dan kesetiaan kepada Allah. Dengan mengikuti jejak-jejak beliau, umat Islam diyakini dapat memperoleh keberkahan dan keberadaan dalam keridhaan Allah. Sikap tunduk dan setia terhadap sunnah Rasulullah merupakan cara untuk mempertahankan kemurnian ajaran Islam tanpa adanya tambahan-tambahan yang tidak disyariatkan. Ini menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga keaslian agama Islam.


3. Melawan Maksiat: Taubat dan Kepatuhan

Maksiat, dalam segala bentuknya, sering kali menjadi hambatan besar dalam perjalanan spiritual seseorang. Bagi seorang Muslim, mengatasi rintangan ini melibatkan langkah penting berupa taubat dari dosa serta kesungguhan untuk menjauhinya. Taubat bukan hanya sekadar mengakui kesalahan, tetapi merupakan kunci untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang menghalangi mencapai ridha Allah. Menjaga diri dan tetap waspada terhadap godaan maksiat menjadi esensial bagi mereka yang ingin menjalani perjalanan keagamaan yang teguh.


Saat seseorang memperhatikan dirinya sendiri dan berusaha keras untuk menjauh dari godaan maksiat, itu merupakan tanda kepedulian yang dalam terhadap hubungan spiritual dengan Tuhan. Kesadaran akan pentingnya menjaga diri dari perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat ikatan dengan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi. Oleh karena itu, perhatian yang terus-menerus terhadap perilaku dan tindakan menjadi suatu kebutuhan dalam perjalanan spiritual untuk memastikan bahwa individu tetap pada jalur yang benar dan menjauh dari godaan maksiat yang dapat mengganggu.


Kesimpulan: Hati-hati dan Konsisten dalam Perjalanan Keagamaan


Dalam meniti jalan menuju ridha Allah, kewaspadaan terhadap rintangan dan hambatan sangat diperlukan. Ikhlas, berpegang pada sunnah, dan bertaubat menjadi langkah-langkah kunci untuk mengatasi setiap rintangan yang menghadang. Proses ini bukanlah perjalanan yang mudah, namun kesungguhan dan ketekunan dalam melalui setiap rintangan akan membawa seseorang menuju kedekatan yang lebih besar dengan Allah.


Oleh karena itu, mari kita jaga hati agar tetap ikhlas, teguh pada sunnah, dan selalu siap bertaubat. Dengan itu, kita dapat menghadapi rintangan dengan keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil dalam mencari ridha Allah adalah langkah yang mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga perjalanan spiritual kita senantiasa diberkahi dan mendapatkan ridha Allah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image