Teknologi Alternatif Energi Listrik dari Gas Metana Sampah
Teknologi | 2023-11-29 00:42:12Sampah berkaitan dengan buangan aktifitas kehidupan sehari-hari yang umumnya terlihat di sekitar pemukiman manusia. Pengelolaan sampah telah lama menjadi isu utama bagi banyak otoritas di dunia tak terkecuali di Indonesia. Sumber sampah terbesar di Indonesia adalah sampah rumah tangga, terbesar kedua adalah sampah dari pasar tradisional.
Masalah utama sampah umumnya terjadi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) terutama di beberapa kota besar. Masalah tersebut diantaranya keterbatasan lahan TPA, produksi sampah yang terus meningkat, teknologi proses yang tidak efisien dan tidak ramah lingkungan serta belum dapat dipasarkannya produk hasil sampingan sampah.
Sampah dapat memproduksi biogas dan menjadi sumber daya yakni sebagai alternatif energi terbarukan. Komposisi biogas tergantung pada sumber bahannya akan tetapi biasanya memiliki kandungan 50-70% metana, 25-50% karbondioksida, 1-5% H2, 0,3-3% N2, dan hidrogen sulfida. Apabila tidak ditangani secara baik biogas juga dapat menimbulkan dampak negatif karena sifat gas metana yang mudah terbakar akan menimbulkan ledakan jika berada di udara dengan konsentrasi sekitar 15%.
Gas metana merupakan salah satu unsur dalam gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan bumi dengan potensi pemanasan global 21 kali lipat dibanding CO2, dan mencegahnya terlepas ke udara sangat penting untuk menghindari perubahan iklim global.
Menurut LFG Energy Project Development Handbook, untuk memanfaatkan gas landfill menjadi tenaga listrik secara garis besar dalam 3 tahap yaitu pengumpulan gas, treatment gas dan pembangkitan listrik.
Teknologi yang umumnya digunakan pada proyek energi gas landfill untuk membangkitkan listrik yang dapat mengakomodasi berbagai ukuran proyek yaitu mesin pembakaran dalam, turbin gas dan mikroturbin. Kebanyakan proyek pembangkit listrik energi gas landfill (lebih dari 70%) menggunakan mesin pembakaran dalam, yang sesuai untuk proyek mulai dari 800 kW hingga 3 MW. Turbin gas lebih digunakan pada proyek besar, biasanya 5 MW atau lebih.
Mikroturbin, sesuai dengan namanya, lebih kecil dari turbin dengan 1 unit tunggal berkapasitas antara 30 dan 250 kW dan biasanya digunakan untuk proyek lebih kecil dari 1 MW. Mesin pembakaran dalam kecil juga sesuai untuk proyek dengan ukuran kisaran kecil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.