Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image zahrotul mujahidah

Cerpen: Kepada Dunia Ku Kabarkan Tentang Mu

Sastra | Tuesday, 28 Nov 2023, 16:41 WIB
Sumber gambar: tribunnewswiki.com

Konflik yang terjadi antara bangsa kami dan bangsa kalian sudah terjadi lama. Tak hanya sejak para petinggi kami mendirikan sebuah negara yang kini menjadi sorotan dunia.

Minggu kedua Oktober tahun ini kalian dan segenap pasukan tiba-tiba menyerang. Ada yang bilang kalau itu kesengajaan intel atau para tentara kami. Biar ada alasan untuk menyerbu negeri kalian habis-habisan.

Benar, akhirnya perang yang brutal dilakukan para tentara kami yang menganggap dirinya sebagai tentara pilihan tuhan. Sasaran serbuan bukan pasukan kalian, tetapi malah lebih banyak ke tempat ibadah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.

Bahkan negeri kalian harus merasakan gelap tanpa penerangan dan prihatin oleh kurangnya air bersih. Tentu itu sangat berdampak bagi kami juga yang kalian tangkap. Warga kami atau petinggi kami mengatakan kalau kami disandera.

Disandera artinya akan disakiti, dianiaya hingga jiwa raga sakit. Ternyata aku dan “tawanan” lain malah kalian jadikan raja atau ratu. Kalian layani dan siapkan ini-itu untuk kenyamanan dan kesehatan kami.

Anakku yang masih kecil, Emilia, sering kalian ajak bermain secara bergantian. Masuk keluar kamar kalian. Sama sekali tak ada rasa marah darimu.
“Kami mencontoh ajaran Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadits yang mengatakan, "Aku wasiatkan agar kalian berbuat baik terhadap mereka (yaitutawanan)," terang kalian setiap kali ada keheranan di benak kami.

Perlakuan kalian yang seperti itu, tentu saja sangat jauh dari bayangan kami. Karena kami memang dijejali dengan doktrin kalau kalian penjahat atau bahkan teroris. Semula aku takut dan khawatir akan keselamatan kami. Dalam perjalanan waktu, kalian buktikan kalau kalian membawa pesan damai. “Sungguh saya bersaksi kalau kalian bukan teroris,” ucapku.

Kalian sambut tanganku penuh hangat bergantian. Kuperkirakan kau dan beberapa di antara kalian seusia dengan keponakanku. Pasti kalian cantik meski selama bersama di rumah ini kalian tak menampakkan wajahmu. Secantik bidadari.

“Terima kasih. Besok kalian akan kami kembalikan. Beristirahat dan bersiaplah esok,” ucap kalian lembut.

Kelembutan tak hanya kusaksikan dari tentara perempuan, tentara laki-laki pun ramah di balik jiwa patriotisme-nya. Akan kukabarkan kepada dunia kalau kalian adalah bangsa yang baik.

***

Tiba waktunya kami akan kalian pulangkan dalam masa gencatan senjata sementara ini. Emilia yang merasa sangat terlindungi oleh kalian dan merasa menjadi sahabat dan saudara menceritakan kalau akan mengingat kalian selamanya.

Selama perjalanan menuju tempat penyerahan sandera, tak hentinya kalian bercanda dengan Emilia. Hingga akhirnya kami tiba di tempat yang ditentukan.

“Mama, apa kabar dengan temanku di Gaza?” tanya Emilia kepadaku saat di rumah, jelang tidurnya.

“Kita doakan mereka baik-baik saja.”

Setelah Emilia tidur, saudara dan tetangga masih berdatangan. Menanyakan keadaanku selama tak bersama mereka. Kukatakan dengan jujur. Tak ada yang kukurangi atau kulebihkan.

Malam kian larut. Tetangga dan saudara sudah berpamitan. Mataku belum terpejam. Kubayangkan kalau kedamaian menyelimuti negerimu dan petinggi kami tidak egois untuk merongrong wilayah negara kalian, alangkah indahnya.

Kuraih laptop yang lama tak kusentuh. Kutuliskan surat untukmu, agar dunia mengetahui keadaan sebenarnya selama aku bersama kalian. Surat yang tertulis dari rasa terima kasih dan syukurku karena mengenal kalian.

Terima kasih telah bersabar pada Emilia dan menghujaninya dengan permen, buah-buahan, dan segala sesuatu yang tersedia bahkan saat Anda tidak memilikinya.

Anak-anak seharusnya tidak ditahan, namun terima kasih kepada Anda dan orang-orang baik lainnya yang kami temui selama ini, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza.

Saya akan selamanya berhutang budi kepada kalian, karena Emilia tidak meninggalkan Gaza dengan trauma psikologis sama sekali.

Saya akan mengingat perilaku baik Anda, yang diberikan di sini meskipun Anda menghadapi situasi sulit dan kerugian besar yang Anda derita di Gaza. Saya berharap di dunia ini kita benar-benar bisa menjadi teman baik.

Saya berharap Anda semua sehat dan sejahtera. Kesehatan dan cinta untuk Anda dan anak-anak keluarga Anda.
___

Catatan:
Huruf Italic saya salin tempel dari beberapa bagian surat Danial dan Emilia.



Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image