Literasi Digital, Dorong Kemajuan Desa Wisata di Era Digital
Teknologi | 2023-11-26 12:50:18
Indonesia merupakan negeri yang kaya akan keindahan alam dan budayanya yang beraneka ragam. Hal tersebut direpresentasikan oleh ribuan desa wisata yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Berdasarkan data dari Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) pada tahun 2023, Indonesia memiliki sebanyak 4.745 desa wisata yang menyimpan sejuta pesona memanjakan mata. Desa-desa ini berpotensi menjadi destinasi wisata unggulan yang perlu dikembangkan agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era digital ini, di mana teknologi berkembang pesat dan internet merajalela, dapat menjadi peluang emas bagi desa-desa wisata dalam menggapai kemajuan dengan memancarkan pesona dan daya tarik mereka secara digital.
Meskipun akses internet telah meluas di seluruh negeri, literasi digital masih menjadi tantangam di masyarakat pedesaan. Data dari Databoks Indonesia mencatat bahwa hanya 49,8 persen masyarakat desa yang memiliki literasi digital tinggi. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital ini bukan sekadar keharusan, melainkan kebutuhan mendesak untuk mengoptimalkan potensi desa wisata pada era digital.
Literasi digital membuka jalan untuk pemanfaatan penuh potensi teknologi dalam mempromosikan dan mengeksplor desa wisata secara lebih efektif dan efisien. Melalui pengetahuan dan keterampilan dalam mengoptimalkan media digital, seperti website ataupun platform media sosial secara baik, desa wisata tidak hanya berpeluang menarik wisatawan lokal, namun juga memungkinkan memikat wisatawan internasional dengan pesona dan keunikan destinasi mereka.
Selain itu, pengelolaan usaha dan layanan pariwisata di desa wisata juga dapat terbantu dengan literasi digital. Teknologi digital dapat membuat reservasi online, manajemen inventaris dan pelaporan keuangan menjadi lebih efektif. Tidak hanya itu, dari segi perekonomian masyarakat setempat juga akan jauh lebih baik dan sejahtera dengan literasi digital. Mereka dapat meningkatkan pemasaran produk dan jasa secara lebih luas sehingga dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun, perlu digaris bawahi bahwa literasi digital lebih dari sekadar kecakapan dalam menggunakan teknologi. Tetapi juga melibatkan pengetahuan tentang etika digital, privasi dan keamanan data. Semakin pesatnya era digital, tidak hanya menawarkan berbagai manfaat bagi penggunanya. Namun juga membuka pintu bagi berbagai tindakan kriminal oknum yang tidak bertanggung jawab di dunia maya, seperti peretasan dan penipuan. Penguatan keamanan digital menjadi solusi terbaik dalam menghadapi tantangan ini. Desa wisata juga harus memastikan bahwa dalam menggunakan teknologi digital sejalan dengan norma dan nilai budaya yang dianutnya.
Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat memegang peranan penting dalam mendorong kesadaran dan pengetahuan akan pentingnya melek terhadap teknologi di era digital. Melalui kesadaran tersebut dapat mengarahkan desa wisata mereka menuju kemajuan berkelanjutan. Untuk menggapai kemajuan tersebut, dibutuhkan kontribusi aktif dari berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah, juga pengelola destinasi wisata setempat. Dengan begitu, desa-desa wisata Indonesia dapat menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya memesona dengan keindahan alamnya, tetapi juga melestarikan kearifan lokal dan tumbuh bersama dengan kemajuan teknologi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.