Tantangan Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia
Ekonomi Syariah | 2023-11-22 09:50:26Seperti yang kita ketahui bahwasanya di seluruh Negara di dunia ini memiliki banyak sekali agama yang telah disahkan dan dianut oleh setiap masyarakat di negaranya masing masing. Salah satunya adalah agama islam. Agama islam merupakan agama terbanyak kedua setelah agama Kristen.
Sebanyak 1,91 milyar orang di dunia memeluk agama islam. Dan Indonesia adalah salah satunya. Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama islam. Dengan kondisi mayoritas penduduk islam membuat Indonesia memiliki potensi yang lebih besar untuk mengembangkan ekonomi Negara berbasis islam.
Salah satu manfaat apabila sebuah Negara telah menerapkan system pengembangan ekonomi berbasis islam adalah masyarakat yang ada pada Negara tersebut akan lebih sejahtera karena system pembangunan ekonomi islam didasarkan pada prinsip prinsip keislaman yang tidak mengandung unsur merugikan sama sekali. Mulai dari tahapan awal hingga tahapan akhir.
Namun seperti yang kita ketahui bahwasanya Indonesia merupakan Negara berkembang dengan minat baca setiap warga Negara yang sangat rendah. Dengan demikian masih banyak sekali orang orang yang tidak mengenal apa itu ekonomi islam atau bahkan prinsip prinsip ekonomi yang berbasis pada keislaman.
Sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama mengapa Indonesia tidak dapat mengaplikasikan ekonomi islam di negaranya yang mayoritas beragama muslim. Tidak hanya itu, tantangan tantangan yang diadapi Negara Indonesia dalam pengembangan ekonomi dapat dikategorikan dalam beberapa sebab yaitu :
1. Kurangnya SDM yang memahami tentang Ekonomi Islam
Sumber daya manusia merupakan hal penting yang dapat menjadi dasar sebuah Negara dapat menjadi Negara yang baik ataupun tidak. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep dan prinsip ekonomi Islam membuat masyarakat sulit untuk mengadopsi prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari dan bisnis.
2. Sistem kapitalis yang terlanjur mendominasi
Sistem kapitalisme di Indonesia yang terlanjur mendominasi perekonomian membuat masyarakat Indonesia enggan untuk berpaling. Ditambah lagi karena adanya sejarah kolonialisme serta kebijakan pemerintah dan ketergantungan masyarakat dengan bunga dan utang membuat pembangunan ekonomi dengan prinsip islam sulit untuk masuk pada system perekonomian Indonesia
3. Sulitnya membangun kepercayaan masyarakat Indonesia
Indonesia memiliki mayoritas warganya yang sangat taat terhadap budaya. Tidak hanya budaya namun waarga Indonesia juga lebih percaya dengan keyakinan yang telah dibentuk sejak jaman dahulu. Salah satunya adaah pada system perekonomian. Perekonomian di Indonesia telah di dominasi dengan system kapitlis sehingga membuat masyarakat lebih mempercayai sistem kapitalis dalam perekonomian. Serta karena kebanyakan Negara Islam di pandang tidak kuat secara ekonomi dan politik membuat kepercayaan orang muslim terkait benefit ekonomi islam lebih banyak dan lebih menguntungkan menjadi sangat rendah.
Dengan adanya beberapa hambatan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara muslim terbesar di dunia yang tetap menggunakan sistem perekonomian kapitalis yang didominasi karena adanya sejarah kolonialisme, kebijakan dalam sistem pemerintahan sampai kepercayaan masyarakat yang sangat rendah terhadap benefit atau keuntungan dari diadakannya sistem pembangunan ekonomi islam.
Sehingga untuk melakukan Pengembangan ekonomi Islam di Indonesia memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, pelaku bisnis, dan masyarakat serta Edukasi yang lebih baik, dukungan regulasi, dan lain lain agar Indonesia lebih berpotensi untuk memimpin dalam pengembangan ekonomi berbasis prinsip-prinsip Islam di tingkat global
sumber referensi :
https://kneks.go.id/berita/132/5-tantangan-indonesia-kembangkan-ekonomi-syariah?category=1#:~:text=%E2%80%9CAda%205%20tantangan%20dalam%20pengembangan,masih%20rendah%2C%E2%80%9D%20jelas%20Emir.
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/jieb/article/view/1817
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Asia
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.