Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Azzahra

Dunia Maya yang Penuh Kecemasan

Gaya Hidup | Monday, 03 Jan 2022, 10:45 WIB

Tidak terhitung berapa lama kita membuka dan berselancar di dunia maya setiap hari-nya. Seakan- akan berselancar di dunia maya sama pentingnya dengan kita meminum air setiap harinya. Bangun tidur mencari telepon genggam. Saat istirahat bukannya bernafas dan menyegarkan pikiran, malah fokus mendengarkan video konspirasi yang lewat di jendela sosial media. Belum lagi saat kita tidak bisa tidur, bukannya memejamkan dan menjauhkan mata dari sinar layar telepon, malah asik menyelesaikan lima episode dari serial favorit.

Ilustrasi Dunia Maya (Sumber: Freepik.com)

Hasil penelitian dari HootSuite menjelaskan bahwa pada tahun 2021, ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia. Tidak sampai disitu, waktu penggunaan internet sehari-hari di indonesia mencapai 8 jam/hari, dimana 3 jam tersebut dihabiskan di media sosial. Hidup kita seakan akan berhenti jika tidak menengok kabar dunia maya walau dalam satu hari. Padahal, dunia maya tidak akan pergi kemana- mana. Dunia maya menyebabkan kita merasa berjalan dengan cepat.

Dengan dunia maya, kita terus berlomba melawan waktu untuk bisa membuat karya dan kolaborasi dengan pihak lain. Kita sudah tidak lagi mengenal perlombaan, sekarang semangat kolaborasi terus dikobarkan. Membuat kita lupa untuk memiliki batas dengan diri kita sendiri.

Di dunia maya semua orang bisa menjadi pemenang akan kesuksesan yang mereka sendiri. Menjadi CEO di umur 30 tahun? Siapa takut! Menjadi investor di umur 25 tahun? Sudah menjadi hal biasa! Punya perjalanan karier yang membanggakan di umur 20 tahun awal? Makanan sehari- hari! Layaknya semua orang punya peluang untuk menjadi sukses.

Seperti yang ditulis pula oleh Alain de Botton, bahwa peluang sukses saat ini sangat melimpah. Kalau dulu orang yang bisa menaikkan status hanya keluarga bangsawaan saja, saat ini semua orang bisa membangun kerajaannya masing- masing dengan tekad dan usaha yang keras. Istirahat? Mana sempat! Yang ada nanti malah dikejar oleh kawan sebelah. Semua jadi berjalan dengan penuh ambisi.

Berselencar di dunia maya jadi hiburan untuk menghilangkan rasa cemas yang datang. Satu jam berlalu melihat apa yang terjadi di dunia maya, ada yang baru pergi liburan dari kota wisata ternama, ada yang mendapat kesempatan untuk mendapat promosi di tempat kerja, sampai ada yang baru dilamar oleh kekasihnya. Rasanya dunia berjalan sempurna di dunia maya. Tapi, semakin lama berselancar dan terpapar oleh postingan teman, keluarga, atau tokoh publik kok makin merasa cemas ya? Menurut Alain de Botton, inilah salah satu penyebab kita hidup dalam kecemasan. Dengan ada banyaknya peluang dan berbagai kisah sukses, hal ini ternyata bisa bikin kita bingung dan gelisah.

Rasa cemas adalah hal yang wajar kita rasakan karena kita adalah makhluk yang rentan dan dapat merasa kecewa kapan pun. Manusia dapat membayangkan jauh lebih banyak dari yang saat ini mereka miliki dan hidup berdampingan dengan paparan kehidupan orang lain yang telah disaring sehingga ada kecemburuan dan kegelisahan. Dan terakhir, karena saat ini kemajuan dalam karier dan keuangan dipengaruhi oleh diri kita sendiri lewat kerja keras dan kompetitif dari mesin kapitalis yang tidak terkendali. Rasa cemas menjadi hal yang mendasar dirasakan oleh masyarakat saat ini.

Hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah belajar menerima. Menerima bahwa kita akan merasa cemas. Saat emosi kecewa, gelisah, atau cemas datang bukan berarti hidup kita tertinggal dari orang lain atau bahkan hidup kita gagal karena belum berhasil membuat kesuksesan yang kita impikan. Bukan berarti pula kita harus berhenti mengejar mimpi yang kita impikan, tetapi lebih berhati- hati dalam mempertimbangkan beberapa pencapaian sehingga dapat mengatur rasa cemas yang datang.

Berlatih untuk memperlambat apa yang sedang kamu kerjakan dapat membantu mengurangi rasa cemas datang. Coba fokus untuk bisa secara penuh sadar apa yang kamu lakukan saat ini. Jika kamu sedang makan siang, coba untuk fokus kepada makan yang ada di depan mu. Bagaimana rasa makanan tersebut, bagaimana tampilan makanan yang ada, bagaimana tekstur makanan tersebut? Pertanyaan dan latihan ini sebenarnya bisa membantu kamu untuk secara sadar tahu apa yang kamu lakukan sehingga tidak merasa cemas.

Selain itu, buatlah rencana atau indikator yang kamu dapat capai. Seringkali rasa cemas hadir karena kita tidak berhasil mencapai rencana atau indikator yang kita buat. Coba cek kembali dari proses yang telah kamu lalui, apakah indikator atau rencana yang telah dibuat terlalu sulit untuk dicapai? Jika ya, maka buatlah indikator atau rencana yang memang kamu dapat capai. Mulai dari hal kecil yang biasa kamu lakukan.

Hidup di dunia maya yang serba cepat membuat kita lupa untuk berhenti dan bertanya kepada diri sendiri. Apa yang sebenarnya kita inginkan, apakah semua orang ingin menjadi CEO? Belum tentu. Apa semua orang ingin menjadi pengusaha? Belum tentu juga. Dunia maya secara tidak langsung membuat kita berada di dunia yang sudah di atur. Tanpa kita sadari semua kesuksesan dan kebahagiaan kita ada di tangan kita sendiri. Jangan menjadikan hal yang dimiliki orang lain menjadi sesuatu yang harus kita punya juga.

Walaupun saat ini dunia maya memberi rasa cemas karena tidak ada batasnya, kita harus bisa membuat batas dengan diri kita sendiri. Agar kita bisa mengelola emosi dan kecemasan yang kita miliki. Jika kecemasan dan emosi negatif datang, terima lah mereka seperti emosi senang. Semua emosi, memiliki peran masing- masing untuk membuat kita tangguh untuk menjadi manusia yang berdaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image