Tindakan Nyata Mahasiswa IPB Sebagai Bentuk Konservasi Air
Edukasi | 2023-11-14 17:19:07Air merupakan salah satu sumber daya yang paling dibutuhkan untuk menunjang kehidupan seluruh makhluk hidup, terutama manusia. Apakah ada manusia yang bisa tumbuh dan berkembang tanpa adanya air? Jawabannya tentu tidak. Air memang dipahami sebagai sumber daya alam yang tidak akan pernah habis karena ia memiliki sebuah ‘keistimewaan’ yang dinamakan dengan siklus air atau bahasa kerennya, siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini membuat air menguap ke atmosfer dan akan kembali lagi ke tanah sehingga dapat kembali dimanfaatkan oleh kita. Akan tetapi, ketersediaannya tidak dapat dipastikan bisa menunjang kehidupan generasi-generasi ke depannya. Secara kuantitas, air memang selalu tersedia dalam jumlah yang tak terhitung, tetapi kualitas dari air yang tersedia tersebut belum tentu dapat bermanfaat lagi bagi makhluk hidupnya.
Pencemaran air yang disebabkan oleh aktivitas manusia merupakan faktor terbesar yang membuat kualitas air semakin menurun. Sudah banyak di antara kita yang tahu akan hal ini, tetapi masih sedikit yang sadar bahwa kita lah yang harus bertanggung jawab atas peristiwa ini. Kita harus paham bahwa kita lah yang sangat membutuhkan air dan tidak akan bisa hidup tanpanya. Maka dari itu, kita yang harus memanfaatkannya sebaik mungkin dan menjaga ketersediannya sampai pada generasi-generasi selanjutnya. Untuk mewujudkan hal itu, Mahasiswa Sekolah Vokasi Teknik dan Manajemen Lingkungan IPB University melakukan sebuah aksi yang berbentuk implementasi gerakan konservasi yang dilakukan di SMP PGRI 5 Bogor. Aksi ini dinamai “Gevatirtha” yang merupakan singkatan dari Gerakan Konservasi Tirtha. Tirtha sendiri diambil dari bahasa Sanksakerta yang berarti air.
“Konservasi pada intinya adalah untuk memelihara apa yang kita miliki. Ada banyak alasan kenapa Mahasiswa Lingkungan harus paham akan pentingnya konservasi, salah satunya adalah urgensi pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, tetapi ketersediaan sumber daya alam yang semakin menurun. Selain itu, konservasi dapat dianggap sebagai salah satu cara kita menghargai dan bertanggung jawab terhadap alam yang telah bermanfaat untuk kita”. Kata-kata yang disampaikan oleh Ibu Ivone Wulandari Budiharto, S.Si., M.Si, selaku dosen pengampuh mata kuliah Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, sangat memotivasi kegiatan implementasi gerakan konservasi ini.
Aksi Gevatirtha ini dilakukan pada hari Selasa, 17 Oktober 2023. Aksi ini diikuti oleh 63 peserta yang merupakan siswa-siswi SMP PGRI 5 Bogor. Gevatirtha memiliki dua tujuan utama, yaitu untuk mengedukasi siswa-siswi SMP PGRI 5 Bogor mengenai wawasan konservasi sumber daya air serta unuk menanamkan nilai-nilai konservasi kepada siswa-siswi dalam rangka keberlanjutan lingkungan ke depannya terutama di bidang air. Untuk mewujudkan tujuan-tujun tersebut, Gevatirtha merancang kegiatan-kegiatan yang meliputi penyampaian materi tentang “Konservasi Sumber Daya Air Guna Menjaga Berjalannya Siklus Hidrologi”, fun replanting, dan pembuatan siraman otomatis dari botol bekas. Fun replanting dilakukan dengan menghias botol bekas menggunakan cat yang nantinya akan diisi media tanam dan ditanami tanaman sinyo nakal. Tanaman-tanaman yang ditanam ini diharapkan dapat membantu menyimpan ketersediaan air di tanah dan bisa memperlancar keberlangsungan siklus hidrologi.
Aksi Gevatirtha ini didukung baik oleh pihak sekolah SMP PGRI 5 Bogor. Kepala sekolah SMP PGRI 5 Bogor, Ibu Suci Indrawati, S.Pd, mengucapkan rasa terima kasih karena telah memilihi SMP PGRI 5 Bogor sebagai tempat di mana Gevatirha menjalankan aksinya. Selain itu, Ibu Suci Indrawati juga menekankan kepada siswanya untuk senantiasa melakukan aksi penghematan terhadap air. “Jangan sumbangkan air mata untuk generasi penerus kita. Sumbangkanlah mata air agar hidup mereka sentosa” Itulah yang diucapkan Ibu Suci Indrawati kepada muridnya agar muridnya termotivasi melakukan konservasi terhadap sumber daya air.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.